Dua kader IPNU yang bersamaku ini datang ke Malang untuk mengatakan satu hal: "maaf".
Tentu saja ku maafkan. Malah aku udah selesai memaafkan sebelum dia minta maaf. Dia tidak salah. Dia tidak perlu disalahkan. Itu semua adalah proses pembelajaran yang memang harus dilewati dan dirasakan.
Semua sudah selesai. Kini sudah tidak layak, tidak pantas, dan tidak etis membicarakan kesalahan atau konflik di masa lalu. Kini saatnya membicarakan begaimana menata masa depan agar bisa lebih baik lagi. Atau setidaknya bisa berjalan baik.
Untuk Pak Wa Saifudin dan Bu Wa Eka, aku di Malang siap menerima tugas apa pun. Asal tugas itu masih dalam kapasitas kemampuanku. Anggap saja aku Anbu dan kalian adalah Hokage. Atau aku anggota BIN dan kalian adalah Presiden. Kalian berhak memerintahkanku apa saja. Dan aku wajib menjawab "siap", dalam situasi dan kondisi apa pun.
Salam semangat untuk Pak Wa dan Bu Wa...
Dan untuk kader-kader seperjuangan, mari kita dukung dan kita sukseskan kepengurusan saat ini. Apa pun yang terjadi jangan sampai ada perpecahan yang berlarut-larut, apa lagi lebih dari 3 hari. Dan kalau bisa, jangan sampai ada benih perpecahan sedikit pun.
Salam 3b.!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H