Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Panggung Kampanye Gratis dan Strategis bagi Ahok

14 Desember 2016   06:46 Diperbarui: 14 Desember 2016   07:57 1730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gubernur non-aktif, Ir. Basuki Cahaya Purnama alias Ahok, kemarin melaksanakan sidang perdana dakwaan penistaan agama. Dalam sidang tersebut Ahok membaca sendiri nota keberatan pribadinya. Saat ia membaca nota tersebut, Ahok membaca sambil menangis karena dianggap atau dituduh menistakan agama Islam, yang artinya (menurut Ahok) sama saja ia menistakan orangtua dan saudara angkatnya sendiri yang sangat ia sayangi dan mereka menyayanginya.

Media tahu persis bahwa Ahok memiliki orangtua angkat yang beragama Islam. Orang tua yang pernah merawat dan membesarkan Ahok. 

Selain hal itu, dalam sidang tersebut Ahok juga membahas tentang hubungannya dengan Presiden RI ke-4, Gus Dur. Hubungan Ahok dengan Gus Dur sangat baik, artinya tidak mungkin Ahok berani dengan sengaja menistakan Agama Islam.

Waktu itu, saat kampanye di pulau seribu, Ahok menyinggung surat Al Maidah 51 dimaksudkan atau ditujukan untuk oknum politik yang tidak fair dalam kampan, tidak berani bermain secara sportif, bukan dimaksudkan untuk menista agama Al Qur'an atau bahkan agama Islam.

Dalam sidang tersebut, pernyataan-pernyataan dan bahasa tubuh Ahok terlihat sangat sempurna. Walau pun sekarang ia repot bersidang namun sesungguhnya setiap proses sidang juga sekaligus menjadi panggung kampanye gratis dan strategis, karena menjadi sorotan media nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun