Mohon tunggu...
zenda christian adhiatama
zenda christian adhiatama Mohon Tunggu... Pegawai -

Try not to become a man of success. Rather become a man of value (Albert Einstein)

Selanjutnya

Tutup

Money

Hal Kecil Merubah Segalanya

29 Maret 2014   16:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:19 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinar bulan yang damai menemani perbincangan kami semalam. Selepas makan malam bersama dengan manajer kantor pusat kami menyempatkan diri untuk ngumpul. Perbincangan dimulai dengan pertanyaan basi-basi antara senior ke junior. Mulai dari lulusan mana, asal dr mana, dan lain sebagainya. Setelah ngalor-ngidul bertanya hal yang sebenarnya kami sudah bosan untuk mengulangnya pertanyaan lebih serius mulai ditanyakan oleh senior kami. Simple tapi membuat kami terdiam sejenak untuk memikirkan jawabanny. Pertnyaannya adalah kenapa sih kamu mau masuk kesini? Udah tahu belum kultur kerja disini?

Senior mulai melihat kearah saya karena beliau tahu saya sebelum masuk ke perusahaan BUMN ini sudah pernah bekerja di tempat yang menurut beliau well organize baik dari kultur kerja,profesionalitas dan tata kelola manajemennya. Dengan nada datar saya jawab "kurang lebih saya tahu dan saya siap untuk menghadapi apa yang akan saya terima ketika bekerja". Pertanyaaan kedua adalah yakin kamu? Dengan tegas saya kembali menjawab harus yakin mas. Hanya simpul senyuman yang diberikan untuk membalas jawaban saya tadi. Memang saya sadari bagus tidaknya suatu organisasi perusahaan tidak boleh lepas dari peran manajemen untuk meneruskan visi dan misi perusahaan kepada seluruh pegawai yang ada di lapangan. Kondisi yang saya lihat khususnya disebagian BUMN adalah hal tersebut tidak berjalan dengan baik dan kadang kala diperparah dengan tingkat kecemburuan yang cukup tinggi anatara pekerja tetap dan pekerja outsource. Jika dibandingkan dengan perusahaan asing terutama amerika ataupun eropa hal seperti ini boleh dibilang saat kecil terjadi. Saya melihat bahwa sebagian perusahaan asing khususny amerika malah banyak mempekerjaakan tenaga outsource. Gap yang terjadi di perusahaan asing paling besar terjadi pada fasilitas kesehatan maupun kesempatan mendapatkan posisi yang lebih tinggi berbeda dengan pekerja tetap tetapi jika ditanya mengenai penghasilan banyak diantara mereka mendapat hasil jauh lebih tinggi dibandingkan pegawai permanen. Selain itu sistem asing sangat fair dalam penilaian kinerja jika memang tidak perform maka akan dinilai jelek, jika bagus walaupun baru sebentar bergabung bisa jadi mendapat kenaikaan pendapatan yang lumayan cepat juga. Dengan konsep yang terbuka itu diharapkan bahwa setiap orang dapat membandingkan dirinya dengan orang lain secara lebih objektif. Disisi perusahaan sistem tersebut juga mempermudah dalam mencari orang-orang terbaik untuk memajukan perusahaan.

Berbeda dengan kultur yang berlaku di BUMN. Banyak hal yang tidak bisa serta merta kita rubah untuk menjadikan pekerjaan lebih efiesien dan efektif. Sampai di kalangan kami sendiri ada sindirian jika BUMN itu adalah perusahaan kekeluargaan. Masih bisa mencari solusi win-win solution yang sering kali kami memang diharuskan untuk mengalah. Disisi inilah fungsi manajemen yang dapat merangkul semua pihak. Mendengarkan setiap elemen, mencari tahu akar masalah serta mencari solusi yang intinya harus sesuai dengan business objective perusahaan. Terkadang hal kecil yang dilakukan oleh manajemen dapat berdampak sangat besar. Contoh kecil yang dapat dijadikan contoh adalah cara blusukan Jokowi selama menjadi gubernur DKI Jakarta. Animo masyarakat untuk bertemu dengan beliau sangat tinggi di setiap kunjungan kerjanya. Sebenarnya apa yang membuat Jokowi begitu dikenal dan dipandang bisa memimpin negeri ini kelak. Menurut saya jawabannya cuma satu beliau tidak segan untuk turun bertemu dengan warga. Jarak komunikasi yang terbangun selama ini antara pejabat dan warga boleh dibilang antara bumi dan langit. Warga untuk menyampaikan aspirasinya harus menempuh beberapa tahapan hanya untuk bertemu pemimpinnya tetapi jokowi memangkas semua birokrasi itu.

Dalam pandangan saya sebagai seorang pemimpin khususnya di perusahaan BUMN seorang pemimpin selain harus memiliki kemampuan teknis harus juga harus memiliki kemampuan interpersonal yang baik. Terkadang hal yang ruwet dapat diselesaikan dengan pendekatan personal antar personel. Tetapi harus diingat bahwa dengan memangkas jalur birokrasi kita dituntut untuk lebih cerdas menyaring mana simpul masalah sebenarnya dan cara efektif mana yang harus ditempuh. Terkadang dengan banyaknya masukan dari berbagai pihak menjadikan seorang pemimpin bias dalam mengambil keputusan dan terkadang menjadi subjektif. Akhir kata tidak semua orang mampu untuk menjadi pemimpin. Jadilah pemimpin yang mau untuk mendengar serta memutuskan secara bijak jika belum mendapat kesempatan menjadi pemimpin maka jadilah anggota yang mau mendukung pemimpin serta memberikan masukan yang terbaik untuk pemimpin.
Demi Tuhan, Negara dan Keluarga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun