Sejenak angan terbang melayang membayangkan  seperti apa dirinya. Apa seromantis kata katanya ataukah berbeda dengan apa yang selama ini ditunjukkannya. Imajinasi ini tak mampu melukiskan keberadaannya.  Tak mampu menggambarkan seperti apa dirinya.
" Sayang... Lusa aku ke Manokwari " pesanmu yang membuat jantungku berdetak lebih cepat.
"' lalu....??? " Tanyaku  dengan debar hati yang tak menentu.
" Aku ingin bertemu"
" Tapi..... "
" Tapi kenapa sayang...."
" Maaf aku takut... Bukankah kita tidak sendiri lagi.." balasku cepat.
" Iya aku tahu , masalahnya kita sudah lama saling chatting , tidak bisakah kita sekedar bertemu " pintamu padaku.
" Baiklah aku akan berusaha menemuimu" jawabku sambil menata hati yang berdebar tidak  karuan.
" Sampai ketemu lusa sayang "
" "
Ku tutup obrolan ini dengan hati gundah gulana. Sanggupkah aku menghianati pemilik hatiku, sedangkan hati  ini mulai menyayangi hati yang baru datang dengan semua perhatiannya.
Oh Tuhan...aku tahu ini salah.. ini tidak benar.. bagaimana bisa aku membiarkan cinta ini bersemi di hatiku. Â Tak sanggup aku menolaknya. Tak sanggup aku mengacuhkannya.
Di sudut hati ini ada kata maaf untuk istrinya. Maaf karena sudah merebut hati suaminya. Jujur di sudut hatiku aku  tak mau melukainya. Karena aku juga seorang perempuan. Tapi kalau boleh aku jujur. Aku tak pernah meminta cinta ini datang.....
Cinta datang dan pergi sesuka yang dia mau tanpa perduli seperti apa hati yang di panahnya....
Next......
Penulis;
Kinan Keinar