"Oi, oi! Kan ngelamun lagi!" ah, Za sudah beralih duduk di sebelahku. Mengintip layar laptopku yang sejak tadi kutinggal melamun.
"Jadi?" dia bertanya lagi. Terdengar random meski aku tahu apa maksudnya.
"Jadi apa?" kataku balik bertanya, pura-pura tidak mengerti.
"Masih gara-gara dia kan Me?"
Aku tidak menjawab. Juga tidak bermaksud mengelak.
"Mau aku bantuin?"
"Ah, sok ngebantuin kamu! Kamu juga kan belum menikah. Kamu kira aku enggak tahu alasannya?"
Dia menepuk bahuku. Cepat-cepat beralih kembali ke tempat duduknya semula. Tentu saja, dia tidak pernah suka cerita sakralnya diungkit-ungkit. Oleh siapa pun, kapan pun, dan di mana pun. Tapi dia mungkin benar. Aku masih Maye. Dan hampir semua yang kulakukan rupanya masih tentang dan masih karena dia yang tak ingin kusebut namanya.
Ah, aku jadi lupa dengan alur ceritaku.
Sudahlah. Sekarang sudah pukul 23.53 di tempatku. Lain kali, mungkin akan kulanjutkan lagi ceritaku. Semoga tidak menyesal sudah membacanya.
Selamat malam.