Merdeka Belajar menganut pola student centered sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diberi kebebasan untuk mempelajari ilmu sesuai minat, sehingga sekolah menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar. Melalui payung Merdeka Belajar, kemampuan literasi dan numerasi, juga penguatan karakter dikedepankan.
Kebaruan lain ada di sisi guru. Kini, guru jadi co-creator dan pelaksana kurikulum. Guru adalah mitra pemerintah dalam menghadirkan sistem dan metode pembelajaran yang ideal saat ini.
Hebatnya, Merdeka Belajar tak hanya menyasar siswa dan guru. Ekosistem pendidikan dan semua unsur yang terhubung dengannya pun diberi perhatian. Merdeka Belajar adalah holistik dan dipercaya mampu menyelamatkan Indonesia dari krisis pendidikan di panggung global.
Dari Hulu ke Hilir, Semua Merdeka untuk Belajar
Sejak Pak Nadiem Makarim dilantik menjadi Mendikbudristek, beberapa transformasi dilakukan di berbagai unsur, antara lain:
- Infrastruktur dan teknologi.
- Kebijakan prosedur dan pendanaan.
- Kepemimpinan, masyarakat, dan budaya.
- Kurikulum, pedagogi, dan assessment.
Oleh karenanya, Kemendikbudristek melalui kanal Youtube-nya secara rutin menayangkan rangkaian program Merdeka Belajar dari mulai PAUD hingga perguruan tinggi, tata laksana, juga inovasi teknologi dan ekosistem pendidikan.
Hingga semester I 2023 ini, pemerintah telah meluncurkan 24 program Merdeka Belajar. Ada assessment nasional, guru penggerak, KIP kuliah, kurikulum merdeka, penguatan tata kelola pendidikan dengan teknologi, praktisi pengajar, transisi PAUD ke SD, dan masih banyak lainnya.
Bagiku, Kampus Merdeka adalah program yang paling menyita perhatianku. Ini adalah program persiapan karir komprehensif yang dilakukan ketika masih berstatus mahasiswa. Ada beberapa programnya, yakni Kampus Mengajar, Magang Bersertifikat, Studi Independen, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Wirausaha Merdeka dan IISMA.
Aku sendiri pernah terjun langsung mencicipi hebatnya program Kampus Merdeka ini. Melalui program BANGKIT (kategori Studi Independen), aku mempelajari Android Mobile Development selama 1 tahun ketika duduk di semester 6. Uniknya, BANGKIT bekerja sama dengan Google, Traveloka, praktisi, serta akademisi dalam kegiatan belajarnya. Selain itu, BANGKIT memberi garansi SKS sebagai pengganti waktu belajar mahasiswa.
Melalui program BANGKIT, mahasiswa diajari tak hanya soal teknologi, tapi juga soft skill dan kemampuan berbahasa Inggris (materi dituturkan dalam Bahasa Inggris). Alhasil, lulusan BANGKIT memiliki kemampuan komprehensif ketika lulus kuliah. Bahkan menurut Dora Songco selaku PM Google menyatakan, 91% lulusan BANGKIT lebih mudah mendapatkan kerja dan kemampuan Bahasa Inggris meningkat hingga 95%.
Ya, BANGKIT adalah satu dari realisasi program Merdeka Belajar yang tak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga kemampuan intrapersonal 6C (character, citizenship, critical thinking, creativity, collaboration, dan communication) yang penting untuk mempersiapkan anak bangsa berkompetensi di panggung global.