Oleh : Zahra 'Tsabita
Setiap manusia pasti pernah memiliki kesalahan dalam hidupnya atau malah sampai detik ini masih menjejaki dengan kesalahan hingga mengisi kehidupannya dengan kegersangan yang sulit di deskripsikan.
Sudah semestinya kelemahan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia dijadikan alaram untuk hati-hati dalam menjalani kehidupan, bukan dijadikan dalih karena khilaf dan salah sebagai kewajaran dalam melakukan kesalahan.
Maka jika masih begitu segera refisi dengan seperangkat aturan dari illahi untuk hambanya, bahasa femeliarnya syariat islam alias isi Al-Qur'an dan al-hadist serta ijma dan qiyas siap diaplikasikan dalam kehidupan secara utuh, sempurna tanpa di kurangi maupun ditambah-tambahi.
Saat kita mengambil seluruh aturan dan larangan Allah SWT itulah bukti bahwa kita telah sadari kelemahan diri untuk senantiasa mengantungkan hidup ini hanya pada hukum-hukum dari Allah SWT untuk menjalankan kehidupan didunia ini. Ini prestasi yang paling mahal harganya dan belum tentu bisa dirasakan oleh kebanyakan manusia.
Karena pada faktanya terlalu banyak jenis manusia yang hidupnya penuh kesalahan karena gagal paham tentang kehidupan ini. Dan muaranya ada pada solusi-solusi keliru atas permasalah hidup yang ia hadapi. Mereka mengambil solusi dari sumber yang salah, yakni aturan buatan manusia.
Bayangkan kawan, apakah mungkin seorang yang masih tersesat pikirannya dan perasaannya di percaya untuk menjadi hakim atau pengambil keputusan atas persoalan hidup akhirnya isi aturannya hanya seputar kepentingannya si pembuat hokum.
Padahal ia belum paham apa yang menjadi alasan keberadaannya dimuka bumi ini. Siapa yang memerintah ia hidup didunia ini, dan sebenarnya manusia, alam dan kehidupan ini asalnya dari mana dan setelah semua ini musnah akan kembali kemana? Dan apa keterkaitan antara kehidupan sebelum didunia dan setelah didunia?
Inilah gerbang sekaligus kunci ata manusia dari pertanyaan mendasar yang wajib kita temukan kebenaran jawabannya, dengan standar jawaban yang memuaskan akal, sesuai dengan fitrah dan menentramkan jiwa maka ia akan bangkit dan jelas arah kehidupannya menuju kebenaran, menuju kebaikan yakni Taat pada Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur segalanya termasuk kehidupan dunia ini.
Dan dari jawaban itu ia akan bersegera meninggalkan kesalahan-kesalahan atas hidupnya kerena ia telah menemukan kebenaran sesungguhnya tentang misi kehidupan dan perjuangannya semua akan selalu dipastikan berdiri digaris kebenaran.
Kehidupan dunia ini memang medan juang bagi siapapun. Bagi yang tersesat, dunia sebagai tempat penghantar tobat dan kembali kepada misi penciptaan, setiap saat Allah menghamparkan beragam ujian dan cobaan guna menjadikan manusia yang masih menghamba pada kesalahan ini untuk berhijrah dan kembali taat yang total alias ketaatan yang sempurna tanpa tapi tanpa nanti.