Mohon tunggu...
Yuniati patty
Yuniati patty Mohon Tunggu... -

SimpLe.............

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kedahsyatan Tsunami Jepang

28 Maret 2011   07:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:22 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter yang terjadi di Jepang, Jumat (11/3/2011) siang, tercatat sebagai gempa terbesar sepanjang sejarah yang pernah terjadi di Negeri Sakura. Sepanjang catatan kegempaan di Jepang, belum pernah terjadi gempa kuat yang langsung disusul tsunami tersebut. Asap hitam juga membubung dari kawasan industri di daerah Yokohama Isogo. Terlihat perahu, mobil, truk, serta pesawat terbang hanyut disapu tsunami. Termasuk rumah, bangunan, kendaraan, dan tentusaja manusia yang tidak sempat mengevakuasi. Sebuah jembatan, lokasinya tidak diketahui, tampak runtuh ke dalam air.

Perhitungan korban tewas akibat gempa dan tsunami yang melanda Jepang telah mencapai angka 10.668 jiwa, menurut data kepolisian setempat yang dirilis surat kabar Sankei pada hari Minggu. Suasana sedih menyelimuti penguburan 60 korban bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang beberapa waktu lalu. Masyarakat Jepang sebetulnya mempunyai kebiasaan mengkremasi jenazah anggota keluarga mereka. Namun dalam kondisi darurat, pemerintah Jepang akhirnya mengambil langkah untuk menjadikan kuburan massal sebagai tempat istirahat terakhir bagi para korban.

Tsunami yang dalam bahasa Jepang artinya adalah ombak besar di pelabuhan, membawa pesan apa pada kita di Indonesia? Dengan kejadian ini tentu kita perlu mencermati ha-hal yang berkaitan yang ada dalam negara kita. Upaya dan keseriusan mencermati alam dan mempersiapkan sikap mental dan prasarana/sarana manusia seperti ini lah yang telah menyelamatkan banyak manusia dan harta benda dari dampak gempa yang sudah jadi kebiasaan di Jepang. Momentum bencana di Jepang ini dapat pula dimanfaatkan untuk membuat berbagai kebijakan dan program untuk mengantisipasi gempa serta mensosialisasikan implementasinya. Bila bencana terjadi maka tidak ada siapapun yang bisa menolak dan bisa mengelakkan. Seperti yang terjadi bencana Tsunami Aceh di negara kita tahun 2006 yang lalu. Manusia waktu itu tidak bisa mencegah walau sedetikpun. Itulah bencana, Bila datang maka manusia harus menerimanya dan menghadapinya dengan segala kekuatan dan kemampuan.

Demikian juga bencana Gempa 8,9 SR dan Tsunami yang terjadi di Jepang. Jepang yang terkenal dengan tehnologinya yang tinggi bahkan bisa membuat rumah modern yang anti gempa tidak mampu menghadapi terjangan dan amukan gempa dan tsunami. Ini Semakin membuktikan bahwa betapa lemahnya manusia bila berhadapan dengan kekuasaan sang Pencipta. Tidak ada kekuatan manusia apapun yang bisa melawan kehendakNya. Sebagai manusia kita boleh berusaha membuat segala alat dan tehnologi secanggih apapun. Tapi jangan lupa manusia diberikan kelemahan. Tehnologi juga memiliki kelemahan dan kekurangan. Maka segala upaya dan usaha hendaknya dikembalikan lagi kepada kekuasaan sang pencipta Sebagai bangsa Indonesia, kita juga harus sadar bahwa bencana serupa pernah terjadi di negeri kita, di Aceh. Bukan tidak mungkin atau bukan mustahil bencana tersebut masih akan terjadi lagi di negara kita. Jadikan semuanya sebagai pelajaran berharga dan peringatan akan diri kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun