Mohon tunggu...
Yudha Zheano Ahada
Yudha Zheano Ahada Mohon Tunggu... -

Seorang pemimpi yang sedang mencoba menggapai cita, kontributor di SMS (Singgalang Masuk Sekolah)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Itu Harus Menarik dan Disukai

15 September 2012   16:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:25 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seharusnya, dalam pendidikan pra-sekolah dan pendidikan dasar, anak-anak sudah harus di"doktrin" tentang apa itu pendidikan, kenapa mereka harus berpendidikan, apa tujuan pendidikan, apa manfaat pendidikan, dan lain-lainya yang menimbulkan education mindset (pola pikir terdidik) pada mereka.

Walaupun anak sudah memahami pendidikan, namun kalau kemudian dia memasuki dunia pendidkan itu, dan di dunia pendidikan itu dia merasa lingkungannya, teman-temannya, gurunya dan juga hal-hal kecil lainnya di sekitar pendidikan yang membuat dia merasa terganggu, tidak tertarik, ataupun ketakutan, anak tersebut akan kembali tidak menyukai pendidikan. Karena dia merasa pendidikan itu membuatnya tidak nyaman.

Jadi sejak pendidikan dasar, kenyamanan di dunia belajar/pendidikan memang harus di jaga selalu, karena ini yang akan membuat anak/siswa tertarik dan mau serta suka belajar. Dalam hal menarik anak untuk pendidikan ini harus menggunakan hati, karena kalau hati anak sudah tersentuh , dia akan sadar sendiri. Perasaan anak itu lebih peka daripada orang dewasa.

Lewat fase pertama. yaitu menyukai dan memahami pendidikan, anak/siswa harus di jaga dan di lindungi kenyamanan dan ketenangan pendidikannya. Inilah yang paling penting sebenarnya karena bila siswa tidak menyukai dan menganggap pendidikan itu tidak bermanfaat lagi, maka tidak akan ada lagi gunanya dia tetap sekolah.

Bagaimana caranya "mengamankan" siswa di pendidikannya ? tentu saja dengan terus membuat pendidikan itu bermanfaat dan menarik bagi siswa tersebut. Inilah yang menjadi kelemahan pendidikan Indonesia.

Bagaimana siswa bisa bertahan menyukai dan memahami pelajaran jika pelajaran itu di terima atau di peroleh dengan keadaan "nggak asyik" dan tidak menarik bagi mereka? Banyak siswa yang mengatakan bosan dengan belajar.

Dalam pembelajaran, siswa adalah aset paling penting. Karenanya, objek paling vital yang harus di jaga dan terus di lindungi adalah siswa. Dengan siswa yang punya semangat belajar tinggi, ilmu bisa dikejar! namun kalau siswa sudah loyo dan tidak menganggap ilmu itu penting, walaupun ilmu itu tinggal diberikan pada siswa, ilmu itu seperti tergantung-gantung dan tidak bermanfaat sam sekali.

Masalahnya adalah bagaimana menjadikan pendidikan itu menarik, memang tidak mudah, karena menjadikan pendidikan itu menarik bagi macam-macam karakter dan latar belakang siswa memang susah. Satu sistem tidaklah cukup untuk menarik semua siswa ke pendidikan. Di perlukan perhitungan yang matang dengan pertimbangan dari segala sisi sosial, budaya, ekonomi dan lain-lainnya untuk membuat pendidikan itu menarik bagi setiap siswa.

Di perlukan guru yang betul-betul profesional dan berkompeten untuk menyulap pendidikan menjadi begitu menarik dan berarti bagi siswa-siswinya. Guru harus bisa menarik minat belajar siswa dengan hati.

Tak hanya guru, siswa sebagai peserta didik adalah orang paling penting yang harus tertarik dan memahami pentingnya pendidikan.

Faktor lingkungan dan hal lain di sekitar pendidikan juga akan menentukan menarik atau tidaknya suatu pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun