Mohon tunggu...
david efendi
david efendi Mohon Tunggu... -

Bukan Pesulap dan bukan tukang sihir, tapi tukang kritik yang nyambi jadi tulkang stempel istana maksudnya menyentempel muka temboknya penguasa yang menindas rakyat!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survey: 95% Rakyat Inginkan Marzuki Mundur

29 Oktober 2010   00:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:00 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By David Efendi "Marzuki.., marzuki..., marzuki... itu sapa? Gusti Allah? yang menentukan kematian orang di daratan atau di lautan, di darat dan di laut itu kehidupan. Bapak pejabat yang nilai geografinya tiarap silakan mundur" (tukangkritik.com) [caption id="attachment_306917" align="alignright" width="256" caption="photo/google.com"Digaji Tinggi Bukan Untuk Menyakiti""][/caption] Sebelum saya masuk ke kritik dan opini pribadi saya, saya sekedar sharing hasil survey yang saya adakan di Internet via surveymonkey.com dengan sementara responden yang mengisi 352 orang, 95.9% setuju Marzuki Ali harus mundurdari ketua DPR RI, 93% mengatakan bahwa pernyataan Marzuki Ali tidak etis dan tidak bermoral, 23,9% meminta SBY memecat Marzuki ALi dari Partai Demokrat, dan 66,6% memeinta SBY ‘memecat’ MA dari ketua DPR…(free survey). Intinya pernyataan apa pun pejabat hari-hari ini sangat mengecewakan publik jangan pernyataan diam dan lambatnya menurunkan bantuan yang notabene anggaran negara milik rakyat saja sudah menyakitkan. Bagi yg belum partisipasi silakan: http://www.surveymonkey.com/s/B9HRG56. Judul diatas rada provokatif yang mengklaim rakyat yang meminta Marzuki Ali mundur dari jabatan sebagai ketua DPR RI. Selain survey, berbagai media internet atau jejaring sosial secara tidak langsung kecewa dan mengharapkan orang pejabat yang tidak sensitif sosial dan tidak menunjukkan empati tidak layak duduk sebagai anggota dewan atau menteri yang dianggap sebagai pemimpin. Bahkan pernyataan sadis juga diumpatkan ke sosok Marzuki ALi yang baru belajar menjadi penguasa di senayan meski masih diketiak Susilo Bambang, tapi itu bukti bahwa bawahan Beye tidak terarawat secara moral dan etika. Pak Marzuki seharusnya berangkat saja ke Yunani belajar etika tapi sayang sebelum berangkat sudah gagal di landasan lantaran pernyataannya yang membuat rakyat tersinggung dan marah dengan mengungkapkan nada sinis. Jika saya boleh mengutip kira-kira begini pernyataannya:“bencana tsunami adalah resiko penduduk yang hidup di wilayah pantai, jika tidak mau resiko pindah saja ke daratan." Marzuki Ali tidak pernah populer dari prestasi di dewan rakyat (tidak) terhormat. Mungkin juga karena sebab itu dia ingin cari perhatian ke publik sebagai upaya mengundi nasibnya. Untung kalau populer dan dapat gelar kehormatan dari Pak Beye sebagai bosnya. Atau malah tersungkur di sudut peradaban bangsa. Namanya judi politik, untung-untungan seperti biasanya juga dimainkan oleh Ruhut Tumpul yang kerap kontroversi alih-alih mengurangi perhatian massa agar tidak mengkritik pak beye. Di banyak wall facebook ditulis: Marzuki Ali goblok, pekok, koplok, gendeng, edan, dan sebagainya. Ini ekspresi yang dampaknya tidak seberapa dibanding kata marzuki yang terkesan halus dan indah tapi melukai luar biasa. Begitu juga pernyataan Tifatul Simbiring yang menghubungkan bencana alam terjadi pada masyarakat yang tidak beriman. Secara tidak langsung dia mengkafirkan semua korban bencana dari sabang sampai merauke. Tidak hanya itu, pernyataan Marzuki Alie yang tentang bencana tsunami di Mentawai ternayata melukai perasaan orang-orang Mentawai, khususnya mereka yang menjadi korban. Sebagai ketua DPR, jelas pernyataan Marzuki tidak mencerminkan karakter sebagai pemimpim bangsa yang seharusnya mengayomi dan membesarkan hati para korban tsunami. Konon si Ruhut juga memarahi Marzuki Ali sebagai upaya mencuci nama partai demokrat agar yang merosot moralnya itu hanya Marzuki Ali saja meski beberapa hari yang lalu ruhut membuat pernyataan yang juga anti kemanusiaan dengan mendiskriminaiskan anak keturunan PKI. Ruhut tumpul menyatakan bahwa,"hanya anak keturunan PKI yang tidak setuju Soeharto jadi presiden". Ini luar biasa diskriminatif, lantaran menjadikan anak PKI sebagai sesuatu yang buruk. Saya sendiri tidak terbayang bahwa anak keturunan PKI itu buruk. Di China komunisme memajukan bangsa dan membangun rakyat China. Piye tumpul? Menanggapi pernyataan Ketua DPR itu, perwakilan dari warga Mentawai mengirim surat untuk Marzuki Ali. Adapun isi surat itu sebagai berikut: Padang, 28 Oktober 2010 Nomor : Istimewa Hal : Protes Keras Atas Pernyataan Tak Manusiawi Kepada Bapak Marzuki Ali Sekaitan dengan pernyataan Bapak di Detik.com dan Kompas Online pada tanggal 27 Oktober 2010 yang tidak sedikitpun memperlihatkan simpati terhadap derita korban dan rasa keterancaman masyarakat disekitar pantai, kami dari Posko Lumbung Derma Peduli Gempa Tsunami Mentawai, mengutuk pernyataan tersebut sebagai pernyataan yang tak pantas disampaikan oleh seorang ketua DPR, yang semestinya mewakilkan derita korban kepada dirinya sendiri. Pernyataan ini sekaligus juga memperlihatkan ketiadaan sisa-sisa rasa kemanusian pada diri seorang Marzuki Ali. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPR dan pribadi, kami meminta Anda untuk meminta maaf kepada keluarga korban, masyarakat Mentawai dan seluruh masyarakat Indonesia yang tinggal di pesisir-pesisir pantai. Demikian surat protes ini kami sampaikan. Posko Lumbung Derma Peduli Gempa Tsunami Mentawai TTD Yosef Sarogdok Koordinator Posko (sumber:http://hminews.com/news/ketua-dpr-kena-damprat-masyarakat-mentawai-kacian-dech-lho-zuki/) Bagi saya, Marzuki Ali, Ruhut sama-sama tidak layak duduk di kursi terhormat di DPR. Bukan berarti yang lain layak karena jumlah anggota dewan semi bikameral ini banyak meliputi anggota  DPR RI sebanyak 560 orang, dan anggota DPD sebanyak 127. Jika ada tersisa ONI (Otak Nurani Indra) tanyakanlah pada diri sendiri.Semua itu dibiayai negara segala gerak dan gerik bahkan termasuk keluarganya. Perlu diingat juga bahwa Setiap bulan Anggota DPR menerima penghasilan sebesar Rp. 58.841.500. (Dari banyak sumber). Terakhir, jika ada kata yang benar silakan diikuti, yang salah dibuang, ini hanya sekedar curhat bukan hasil karya ilmiah apalagi karya sejarah yang dapat dijadikan referensi. Moga ada benernya, ada manfaatnya untuk terutama menyentil penguasa. Dan terakhir saya minta maaf jika judul terlalu bombastis dan mengklaim responden yang mengikuti servey sebagai rakyat yang biasanya dikonotasikan jumlahnya ratusan juta di Indonesia. Ini hanya survey biasa ditambah opini yang tidak istimewa sebagai tukang kritik amatir dan tidak bergazi. Samudra Pacifik, Oct 10/28/2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun