Mohon tunggu...
Yanie Fadhil
Yanie Fadhil Mohon Tunggu... -

sabar... dan sederhana,,, menerima apa adanya karena setiap orang memiliki kelebihan N' kekurangan. mencari banyak sahabat"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Adinda!!!

25 April 2011   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:24 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hening dan kesedihan ku kau selalu ada mendampingi, di detik-detik sisa hidup mu kau selalu menasehati ku dalam kebaikan, aku selalu aman dan nyaman disampingmu… pelukan mu yang selalu menghangatkan ku.. dan senyuman yang yang indah selalu menyertaiku setiap saat, untaian do’a yang selalu kau panjatkan semuanya kau tujukan untuk ku.

Di kala aku sedang menangis tersedu-sedu dimana ayah telah memarahi ku kau selalu membela dan menghibur ku walau aku salah, kau selalu bisa membuat aku bahagia hingga semuanya lebur menjadi sesuatu yang tak berarti bagi ku. Ketika aku lalai terhadap tuhan, kau selalu mengingatkan ku dengan penuh kasih dan sayang, ketika kau sedang membacakan ayat-ayat cinta-NYa dengan suaramu yang lembut nan merdu, dimana aku duduk disampingmu tak terasa akupun terlelap dan tertidur dipangkuan mu. Kemudian kau menggndongku dan menidurkan ku di tempan tidur kau selimuti aku dengan penuh kasih sayang serta mencium dahi ku dengan mengucapkan “aku sangat menyayangimu nak”.

Dikala aku beranjak remaja kau ingatkan aku dengan semua teka-teki dunia dan cobaan yang akan menghantam kehidupan ku. Aku harus kuat ketika roda-roda kehidupan menghantamku seperti batu karang yang disambar ombak-ombak yang sagat dasyat dan seperti sekuntum mawar yang berada di tengah gelombang kehidupan.

Hari ini senin 01 janwari 2001, aku mulai bergaul dengan dunia luar dan jauh dari mu…. Ini adalah pertama kalinya aku harus jauh dari mu. Hari demi hari telah ku lewati, banyak sekali kepedihan yang ku rasakan namun kau tetap diam. Kau tak pernah tanyakan kabar dan keadaan ku, bagaaimana nilai-nilaiku, kenapa seperti ini?? Apa yang terjadi pada mu ibu??.. dimana kasih dan sayang mu?? Dimana kelembutanmu?? Dimana pelukan hangat dan senyuman manis yang selalu kau perlihatkan dimana aku sedih dan gundah ibu..??.

Tahun demi tahun telah berlalu tapi sifatmu masih sama kau acuh pada ku ada apa wahai wanita mulia?? Aku rindu dipeluk disayang dan diciumu ibu.. serta do’a mu. Kini aku beranjak dewasa dimana aku harus meninggalkan mu untuk mencari ilmu di negri orang, tempat yang asing bagi ku. Ketika aku mengambil keputusan ini kau tak berkutik dan tak ku temukan rasa sedih yang tersirat di wajahmu, hari itu aku hendak pergi kau tak ucapkan kata selamat jalan atau peluk serta cium aku ibu kenapa ??? apa kau tak sayang kepada ku?? Padahal aku ingin mendengasuaramu dan aku ingin memeluk serta merasakan pelukan hangatmu.

Dikala aku jauh dari mu tak pernah kau sekalipun menelepon aku, menanyakan kabarku dan bagimana suasana kehidupanku saat itu. Dan ketika aku hendak menghubungimu kau tak mau bicara pada ku ada apakah gerangan ??. dimanakah kasihmu yang dulu??, dimanakah cintamu yang tulus??, dimanakah kata-kata bijak mu?? Yang selalu kau ingatkan pada ku.

Tiga bulan berlalu, dimana hari ini dipagi yang cerah dengan sinar mentari yang menyinari bumi dan memberikan kehangatan bagi semua mahluk, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menelpon ku dengan suara yang lemas, dan menangis tersedu-sedu, suara itu sudah tak asing lagi di telinga ku itu adalah suara ayah, ia memberi tahu aku agar segera pulang ibu ingin bertemu, aku sangat bahagia mendengar berita itu dan bergegas pulang dengan hati yang bahagia akupun pulang mengunakan pesawat pada jam 06.00 pagi. Senang rasanya mendengar berita bahwa ibu ingin bertemu dengan ku, aku sangat merindukanya dengan hati yang riang aku pulang menuju rumah ku dimana aku mendapatkan segalanya di sana.

Setibanya di depan pintu aku tak bisa berbuatapa-apa aku tidak berkutik sedikitpun karena melihat dirimu yang telah terbungkus kain putih nan suci dan siap untuk dikebumikan. Engkau telah pergi untuk selamalamanya, hatiku hancur dan tak percaya. “Wahaikau wanita yang amat mulia kenapa kau tinggalkan aku begitu cepat??.. kau telah di jemput oleh sang khalik”. Semua orang menangis melihat kepergian mu kau meninggalkan senyuman manis yang tersirat dibibirmu seakan kau tersenyum pada ku.

Tujuh hari kepergianmu ayah memberikan aku sebuah buku yang disampul rapih dengan corak yang berwarna hijau muda brlambangkan kedamaian. Itu adalah buku catatan mu, dimana di dalamnya kau tuliskan semua hanya untuk ku yang berisikan do’a dan pengharapan. Salah satunya adalah:

April 2004

Teruntuk adinda rahma wati

Putriku tersayang di ladang perjuangan

Dinda ibu sangat sayang dan mencintaimu, ibu akan selalu memaafkan semua kesalahan dan kehilafan yang kau buat nak, dimana kau kini telah menjadi seorang remaja yang cantik dan shalihah ibu ingin kau mandiri sayang, dan bisa menyelesaikan segala Sesutu yangmenhalangimu, dan semua tangtangan hidup yang akan mencoba dirimu. Ibu yakin kau pasti bisa nak, karna kau adalah harta ibu yang paling berharga ibu ingin melihatmu bahagia dan lulus menjadi sarjana yang dafat kami banggakan. Jadilah seseorang yang dapat bermanfaat bagi semua.

Dinda ibu titip satu hal padamu jangan kau memiliki sifat sombong sedikitpun didalam hati mu, segala sesuatunya harus kau syukuri jangan kau ingkari. Kenikmatan bukanlah tempat bagi orang yang sombong ingat nak. Ibu tak bisa memberikan apapun untukmu tapi hanya cinta kasih dan sayang inilah untukmu dinda ibu selalu mendo’akanmu agar kau selalu diridhai-NYa dalam setiap langkahmu.

Salam, cium pelukhangat teruntuk adinda putriku,

*******************************

Tulisan dimana kau tak mau bicara sekatapun kepada ku, keika itu aku sedang bersedih dan berharap engkau akan datang menghiburku tapi .. kau malah perpaling dariku ternyata kau sayang pada ku ibu. Aku akan selalu menyayangimu, dan tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan mu ibu... أنا أحيبن اليك يا أم . dan ayah menceritakan semuanya pada ku, ternyata sejak dulu kau menahan sakit atas penyakit yang kau derita sedang kau tidak bicara padaku karena kau tidak ingian aku merasa hawatir. Disetiap malam kau bersujud kepada ilahi dengan meneteskan air mata, kau tak pernah lupa mendo’akan aku kau tak pernah lelah dengan segala keluh serta kesalku dan kau tak pernah lelah dengan semua nya.

Ibu maafkan aku, aku telah berfikir buruk terhadapmu dimana aku berfikir bahwa kau sudah tak sayang lagi pada ku, tapi ternyata aku salah besar kau sangat dan amat nyayangi ku dan mencintaiku. Cintamu tulus dan tak bisa tergantikan untuk selamalamanya. Aku akan selalau menjadi putrimu yang selalu kau banggakan do’amu akan selalu menyertai ku dan do’aku kan selalu ku panjatkan kepada-NYa danku utuskan untuk mu ibu. Semoga kau bahagia di sana disamping-NYa.

Selamat jalan ibu kau adalah wanita yang mulia, dan ibu yang ku damba kau akan selalu ada di hati ku selamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun