Akhir tahun 2012 SMPN 2 Depok meraih predikat Sekolah Adiwiyata Nasional dan akan dilanjutkan untuk meraih Sekolah Adiwiyata Mandiri Nasional. Untuk mencapainya diperlukan usaha yang lebih berat dari sebelumnya, antara lain harus mampu membina 10 sekolah negeri atau swasta sampai sekolah-sekolah tersebut meraih predikat Sekolah Adiwiyata Nasional. Selain itu, aktifitas dibidang lingkungan harus lebih ditingkatkan. Sebagai koodinator Adiwiyata disekolah tempat saya bertugas, saya memikirkan usaha apalagi yang harus dilakukan.
Dengan bantuan teman-teman akhirnya saya mendirikan Bank Sampah SMPN 2 Depok yang kegiatannya mewajibkan siswa-siswa untuk mengumpulkan botol kemasan dan gelas bekas minuman jajanan mereka kemudian menyetorkan ke Bank Sampah. Petugas Bank Sampah akan menimbang, memilah dan mencatat kedalam buku tabungan bank sampah.
Selain itu, Bank Sampah juga membuat pupuk kompos yang bahan bakunya dari sampah dedaunan dan sampah sisa-sisa makanan.
Setelah usaha tersebut kami lakukan, akhirnya pada hari Selasa tanggal 3 Februari 2015 Walikota Osaki jepang Higashi Yushiro dan staf berkenan mengunjungi Bank Sampah SMPN 2 Depok .
Ada yang menarik perhatian saya saat kunjungan itu. Begitu tiba digerbang sekolah, Walikota Osaki menyapa dan bersalaman dengan guru-guru dan para undangan lalu langsung menuju lokasi Bank Sampah, memberi pengarahan cara pengolahan pupuk kompos yang baik. Setelah satu jam dan dirasa cukup, Walikota Osaki langsung menuju kendaraan yang akan membawanya untuk melanjutkan kunjungan kerja ditempat lain. Tanpa minum, tanpa jamuan apapun meskipun pihak sekolah telah menyediakannya.
Foto: Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H