Mohon tunggu...
Muhamad Wildan Nugraha
Muhamad Wildan Nugraha Mohon Tunggu... -

The Crazy Boy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Tentang Dirimu

18 Mei 2012   14:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:08 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Teet..teet..teet..” Suara bel masuk berbunyi, memaksa ku untuk masuk ke dalam ruangan kelas.Tak sengaja di depan kelas tempat aku mengikuti bimbingan belajar, ku lihat gadis yang cantik jelita bagaikan bidadari. Aku pun tergugah untuk menghampiri dan berkenalan dengannya.

“Hai, boleh kenalan nggak?” kataku sambil menanatap matanya yang indah. Tetapi dia hanya terdiam seolah tak mendengar perkataanku, bahkan dia pergi meninggalkanku. Aku sedikit kecewa, tapi di lubuk hati yang paling dalam ku yakin dia juga mencintaiku.

6 bulan telah berlalu semenjak pertemuan itu. Tiba-tiba “kring..kring..kring..” suara handphone mengagetkanku di sore hari.

“Halo..” terdengar suara gadis di telingaku.

“Iya,ini siapa ya?” jawabku.

“Hmm..ini Romi ya? ini aku Putri yang dulu ketemu kamu di depan kelas” jawabnya. Sontak hatiku berdebar keras bagaikan deru ombak di lautan karena pujaan hati yang dulu mengacuhkanku kini dia menghubungiku. Betapa senangnya diriku pada saat itu.

”Hmm,iya ada apa Put?” katakumeneruskan percakapantadi.

“Putri cuma mau bilang, besok kan hari minggu, kita jalan yuk?”

“Jalan kemana?” “Ya, jalan kemana aja deh yang Romi suka, Putri mau ngomong sesuatu ke Romi” “Oke, besok Romi jemput di depan tempat bimbel ya”

“Iya, Putri tunggu ya Romi”.

Hari yang dinantikan telah tiba. Aku bergegas menjemput Putri di depan tempat les. Dengan motor butut ku tempuh jarak dari rumahke tempat bimbel. Maklum, akuini hanyalah segelintir orang yang hidup berkecukupan. Ayahku adalah seorang pedagang sayur keliling. Dan ibuku hanya seorang ibu rumah tangga. Sebagai remaja, aku selalu ingin mencoba hal-hal baru. Sampai akhirnya aku menjadi seorang pemain futsal. Menjadi seorang pemain futsal hanyalah pekerjaan sampinganku, karena saat ini aku masih duduk di kelas dua SMA. Berkat bermain futsal aku dapat membeli sebuah motor, walaupunhanya sebatas motor bekas.

“Tin..tin..” Suara klaksonmotorkubunyikan. Sontak Putri yang sedang menungguku sedikit tersentak. Saat itu Putri mengenakan baju yang indah dan terlihat mewah. Sebab, Putri adalah anak orang kaya. Ayahnya seorang pelaut dan ibunya bekerja disalah satu perusahaan swasta ternama di Indonesia.

Akhirnya, kami berjalan-jalan mengitari kota yang indah. Di perjalanan Putri menyatakancintanya kepadaku. Perasaanku sangat senang, hatiku seolah menari-nari mendengar ucapannya itu. Sampai akhirnya aku dan Putri menjadi sepasang kekasih.

Hari demi hari kami lalui dengan penuh kebahagian serta canda tawa. Tak pernah ku lupa pada saat kita berdua berkencan untuk pertama kalinya sabagai sepasang kekasih. Pada saat itu aku sendiri baru pulang bermain futsal. Kita janjian disalah satu tempat di dekat rumahnya. Awalnya kencan pertama ini menyenangkan, namun naas di perjalanan pulang motor yang kami naiki mogok, disana aku lihat rawut wajahnya sangat kesal kepadaku. Ku coba tenangikeadaan, namun tak berhasil. Dia pun marah kepadaku. Dan aku anggap kencan pertama kami ini gagal.

Beranjak ke kencan kedua. Pada saat itu dia sedang berada di tempat les, tempat dimana aku dan dirinya dipertemukan. Saat itu ku menemui dirinya yang sedang ngobrol dengan temannya. Tak lama temannya tersebut pergi meninggalkan kami berdua. Disitu tinggal aku dan dirinya di sebuah ruangan kelas, hingga tidak terasa waktu pulang telahtiba. Akhirnya aku mengantarkan dirinya pulang. Walaupun tidak sampai rumahnya, namunku liat raut wajahnya sangat gembira.Dan aku anggap ini sebagai kencan yang sukses.

Waktu pun terus berjalan hingga hari ulang tahunnya hampir tiba. Sehari sebelum hari ulang tahunnya, saat itu sepulang bermain futsal aku membelikannya sebuah kado. Walaupun dibutuhkan perjuangan keras untuk mendapatkan kado tersebut, mulai dari nyasar ke toko tujuan,dan sampai motor yang aku kendarai terserempet motor lainnya. Aku berharap dia tidak melihat apa yang aku beri tapi lihatlah perjuanganku untuk mendapatkan itu semua.

Ku berikan kado tersubut kepada dirinya. Terlihat rawut senyuman manis di wajahnya. Aku sangat gembira dapat melihatnya tersenyum.

Hari demi hari telah kami lewati. Tiba lah hari ulang tahunku. Dia memberikanku sebuah kado yang menurutku sangat istimewa. Dia memberikanku sepasang sepatu dengan warna yang aku sukai. Sepatu itu sangat berarti untukku. Sampai-sampai aku sering memakainya.

Saat itu hujan turun dengan deras, Putri yang baru saja pulang les sedang berjalan di tengah guyuran hujan tersebut. Aku pun berusaha agar bisa menjemputnya karena disaat yang bersamaan aku pun baru pulang les di tempat yang berbeda. Lantas aku pun langsung mengendarai motorku dengan kecepatan tinggi tak peduli resiko apa yang aku akan alami di jalan raya. Akhirnya aku bertemu Putri yang sedang berjalan ditengah rintik hujan, aku pun bergegas mengantarkannya pulang.

Namun tak ku sangka Putri pergi meninggalkan diriku. Dia berkata "aku udah gak ada rasa lagi sama kamu, hubungan ini gak mungkin bisa dilanjutin" sekejap perasaan ku sangat hancur karena aku sangat mencintai dirinya. Padahal seminggu sebelum dia meninggalkanku kami berdua masih sempat makan bersama. Bahkan 3 hari sebelum dia pergi dia masih sempat berkata "aku kan udah bilang kalo aku gak bakalanninggalin kamu". Meskipun aku sudah bersujud memohon kepada dirinya agar tidak meninggalkan diriku, namun semua sia-sia.

Kini hanya bayangan dirinya dan luka darinya yang aku rasakan. Tak akan ku lupa semua kenangan ini. Semua kenangan yang indah yang sulit untuk aku lupakan. Satu kata yang ingin aku ungkapkan padamu Putri “you are the best for me. Our memories alwaysIkeep in my heart” .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun