Mohon tunggu...
Wasp Book
Wasp Book Mohon Tunggu... karyawan swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hamba yang belajar\r\nhttp://www.waspbook.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menguak Misteri Iblis: Sosok dan Kerajaannya

25 Agustus 2010   15:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:43 3272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika suatu saat dikatakan atau ditanyakan tentang “Iblis” apa yang pertama kali terbayang di benak anda ?

Sosok “mahluk” agak pendek telanjang, bermuka jelek, telinga lancip, berkulit liat, bertaring, bertanduk kecil, berekor runcing dan membawa trisula ?
Atau “ mahluk” dengan sosok tinggi besar dengan muka mengerikan dengan ekor panjang, bermata merah, bertaring, berkuku panjang tajam, bersayap lebar dan ganas ?
Atau “mahluk misterius” jahat, licik, keji-kejam, banyak tipu muslihat, tapi “ tidak berilmu dan pengetahuan ( agama )”, sehingga begitu “takut” ketika mendenar bacaan-bacaan tertentu ?

Karena termasuk hal yang ghaib, maka bayangan dan stereotipe seperti itu, tidak sepenuhnya salah, tapi tidak juga sepenuhnya benar.

Iblis, seperti yang diketahui adalah termasuk bangsa Jin, yang berarti “yang tersembunyi”. Dan diciptakan dari api. Yang telah hidup jauh sebelum manusia diciptakan.
Menurut riwayat, Iblis merupakan keturunan Jin yang “ diselamatkan dan dipelihara “ oleh para malaikat, ketika terjadi perang besar antara malaikat dan bangsa jin, untuk memusnahkan bangsa jin yang saat itu hidup dan berkuasa, namun berlaku semena-mena serta membuat kerusakan dan suka menumpahkan darah.
Nama asalnya Azazil.

Karena hidup dan dipelihara di lingkungan para malaikat, jadilah Azazil “ hampir mendekati “ perilaku malaikat.
Bahkan karena ilmu dan kesalehannya, Azazil dijadikan sebagai tetua di lingkungan para malaikat.

Pada langit pertama iblis disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah)
Pada langit yang keduanya disebut az-Zahid ( ahli zuhud )
Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif ( Yang Bijaksana )
Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali.
Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi.
Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin.
Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil.

Namun karena “ nutfah yang jelek “ dan kesombongan ketika diperintahkan “ bersujud “ pada Adam, jadilah ia sebagai Iblis, sebagaimana yang tertulis dalam Lauh Mahfuds.

Dan Allah merubah sosoknya.
Muka yang pada asalnya yang indah cemerlang dirubah seperti wajah kera. Kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, Kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Namun meskipun tubuhnya berekor dan tergolong pendek sekitar 140 – 160 cm, Iblis mempunyai kemampuan merubah bentuk sesuai yang dikehendakinya.

Kerajaan Iblis

Tidak seperti bangsa Jin lainnya yang biasanya hidup di tempat-tempat kotoran, selokan, sumur tua, kamar mandi, sunagi-sungai, pulau kosong sampai kamar-kamar yang kosong, Iblis sebagai sang raja diraja setan, mempunyai dan hidup pada banyak istana yang dipunyainya. Sangat besar dan sebagiannya terbuat dari kristal.

Telah diriwayatkan bahwa, ketika dalam suatu perjalanan pengikut Dzu Al Qarnain sampai pada suatu tempat yang banyak airnya dan tampak satu pulau di kejauhan.
Mereka melihat suatu kaum yang berkepala anjing, taringnya keluar dari mulut mereka, seperti nyala api. Dari kejauhan pula mereka melihat sebuah istana yang terbuat dari kristal yang sangat terang.
Ketika Dzu Al-Qarnain bermaksud menaklukkan mereka, Bahram sang filosof melarangnya. Karena barang siapa masuk ke dalam istana, mereka akan tertidur dan tidak akan pernah bangun lagi.
Karena itu adalah salah satu istana Iblis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun