Sudah satu bulan ini saya menulis lagi di Kompasiana, setelah 'puasa menulis' hampir tiga tahun. Tercatat ada 28 artikel, 4 bisa nembus HL atau artikel utama dengan klik diatas 1500-an. Puluhan masuk artikel pilihan dengan klik diatas 200-an, sisanya ya lumayan masih dapat klik diatas 100-an. Mayoritas masuk ke kanal wisata, kuliner dan travel story. Sisanya cerita keseharian di Jogja sini dan soal ojek online.
Bergabung Kompasiana sejak tahun 2011 tanpa sengaja, lebih tepatnya terpaksa. Pertengahan tahun 2011 saya merantau ke Arab Saudi menjadi TKI, bekerja sebagai terapis di klinik milik seorang dokter di kota Dammam, propinsi Timur, Arab Saudi. Singkat cerita, untuk mengisi waktu luang saya coba-coba menulis di blog keroyokan ini, karena terbatasnya hiburan dinegeri padang pasir, menulis menjadi salah satu cara untuk 'melampiaskan nafsu'.
Waktu itu sama sekali belum pernah menulis lebih dari 70 kata. Sama sekali tak punya pengalaman. Namun dengan banyak membaca dan terus belajar menulis dari para senior di blog ini dan penulis-penulis ternama, akhirnya lebih percaya diri untuk terus berkarya...cieee
Meski gabung sejak 2011, tapi tulisan pertama saya baru dibuat April 2012, hampir enam bulan sejak bergabung. Artikel lebih didominasi cerita kehidupan sosial masyarakat Arab Saudi, disusul tema kesehatan, khususnya pijat. Ini penyumbang klik terbanyak selama ini, karena isinya tak lekang oleh waktu. Dari total 1 jutaan klik selama ini, separonya dari artikel kesehatan.
Alasan kembali menulis di Kompasiana
Bagaimanapun Kompasiana telah menjadi kawah candradimuka bagi saya. Tak mudah melupakan. Lewat blog ini pula jadi mengenal orang-orang hebat dibidangnya, dari politikus, jurnalis, guru, dosen, polisi, TNI, petani hingga orang-orang yang tak jelas profesinya tapi hebat isi tulisannya. Semua bisa menjadi bahan pembelajaran.
Seperti banyak penulis Kompasiana lainnya yang cuti panjang atau bahkan tak mau balik lagi ke blog ini, semua berawal dari pilpres 2014 yang memporakporandakan disemua lini, termasuk blog tercinta ini. Ini mungkin subyektif, tapi faktanya banyak penulis berkualitas yang hengkang dari sini.
Perseteruan pro Jokowi dan pro Prabowo cukup sengit, apalagi ditambah admin yang ikut-ikutan memihak bahkan terkesan jadi buzzer. Walau saat pemilihan presiden saya masih di Arab Saudi, apa boleh buat, semangat menulis menurun drastis melihat kenyataan ini.
Tapi ya sudahlah, lupakan saja masa lalu. Semoga tak terulang di pilpres tahun depan. Meski tahun ini sudah mulai memanas, tapi saya percaya dibawah komando Mas Isjet, kedepannya Kompasiana bisa lebih independen, obyektif dan adil kepada semua penulis. Ini alasan utama kenapa saya mulai menulis lagi.
Pernyataan Mas Isjet bahwa admin akan lihat isi konten tulisan bukan lihat dukungannya, membuat saya makin mantap meramaikan lagi blog yang ikut membesarkan nama saya...halaaah (kalau ketik nama saya di Google, yang muncul teratas akun Kompasiana)
Selain itu saya senang bisa ketemu lagi dengan kawan-kawan lama, baik yang sudah pernah kopi darat atau belum. Ada pak JM, MJK, mas dos MA, kang TS, wak haji AS, dab BE, mbah Ukik, mas Ontel dan bro IP yang akunnya katanya sudah dibanned 20 kali lebih...ngeriih!