Mohon tunggu...
Teguh Suprayogi
Teguh Suprayogi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Terapis

La ilaha illallah

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jenggot dan Celana Cingkrang ala Teuku Wisnu

5 Januari 2015   14:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:47 8761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_388580" align="aligncenter" width="300" caption="Teuku Wisnu dan istri/tribunnews.com"][/caption]

Penampilan baru dari artis Teuku Wisnu dengan jenggot dan celana
cingkrangnya membuat heboh para penggemar dan pengguna media
sosial. Kalau saja bukan artis, sebenarnya tak bakal ramai. Sebagai
seorang muslim, adalah hal biasa memelihara jenggot dan memakai
celana cingkrang, karena itu bagian dari sunnah Nabi, mengikuti
ajaran beliau, walau masih ada dikalangan muslim sendiri menganggap
itu hanya bagian dari budaya Arab, tapi jelas tak ada yang berani
membantah ada hadist yang menyebutkan soal ini.

Sungguh pilihan yang sangat berani dari seorang artis dimana karir
dan popularitasnya masih cukup tinggi merubah gaya penampilan dari
yang tadinya klimis dan memakai model baju-baju terbaru kini tampil
dengan berjenggot lebat dan bercelana cingkrang namun tetap terlihat
rapi. Menurut saya malah semakin terlihat gagah dan berwibawa.

Stereotip yang disematkan oleh sebagian kalangan, bahwa berjenggot
dan bercelana cingkrang merupakan ciri-ciri teroris tak membuat takut
artis yang berperan sebagai Farel dalam sinetron Cinta Fitri ini akan
ditinggalkan penggemar atau berkurangnya rejeki. Sepertinya semakin
rajin mengikuti kajian dari ustadz-ustadz salafi.

Tuduhan atau dicurigai sebagai teroris gara-gara berpakaian seperti ini
bukan mengada-ada. Penulis punya pengalaman saat bepergian pakai
sepeda motor dari Jogja ke Kebumen bersama teman yang memakai
celana cingkrang beberapa tahun lalu saat ramai pengeboman. Dalam
perjalanan tersebut serasa ada yang membuntuti, dan dugaan ini benar,
motor dihentikan polisi di perlimaan kota Wates saat pagi menjelang siang.

Tas ransel yang saya gendong serta dus supermi yang ditaruh didepan
disuruh dibuka oleh polisi yang mencegat. Tak lupa SIM dan surat-surat
kendaraan juga ditanyakan. Untung tak ada benda yang dicurigai sehingga
kami bebas melanjutkan perjalanan. Temanku cerita, dia merasa dibuntuti
sejak dari Sedayu atau lebih dari 10 kilometer sebelum dihentikan.

Memakai celana diatas mata kaki bagi pria adalah sunnah dalam Islam
dan tidak ada hubungannya dengan ajaran teroris. Karena itu haram
hukumnya bagi yang sengaja mengejek laki-laki karena bercelana cingkrang/
ngatung lalu disebut teroris, atau mengatakan cingkrang identik dengan
teroris, atau mengatakan celana cingkrang adalah ciri-ciri teroris.
Karena sama saja dengan menghina sunnah Nabi atau ajaran Islam.

Celana cingkrang yang sesuai sunnah Nabi tentu berbeda dengan model
celana artis Korea maupun Eropa. Celana cingkrang yang syar'i modelnya
longgar, tidak ketat, tidak menampakkan bentuk aurat, tidak meniru model
celana orang fasik, juga tidak meniru model celana khas orang kafir.

Kalaupun ada yang berpendapat tidak wajib cingkrang asal tidak sombong,
namun bukankah cingkrang tetap merupakan perbuatan Nabi dan para
sahabatnya, dan diperintahkan kepada Nabi. Padahal Nabi dan para sahabat
bukan orang-orang yang sombong, namun mereka berbaju cingkrang.

Bagi yang beranggapan hukum cingkrang bagi pria hanya sunnah dan tidak
wajib, bukankah haram mengejek amalan sunnah? Ibaratnya mengejek
amal-amal sunnah yang lain seperti sholat tarawih, sholat tahajud, puasa
Senin Kamis, membaca Al Quran, berdzikir, dan lainnya.
Allahul musta'an

Dammam, 05/01/2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun