Mohon tunggu...
Wahyu Permana
Wahyu Permana Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan pengamat masala sosial kemasyarakatan dan pertahanan keamanan

Staf Ahli DPD RI, Ketua Lembaga Hak Konstitusi Indonesia, pegiat anti Narkoba di provinsi Banten, Direktur Eksekutif Pilkada Watch, Pengamat Sosial Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Kuat Unsur Kebaruannya

2 Juni 2014   17:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:48 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ini yang dimaksud "kebaruan" oleh Anies Baswedan ketika menjelaskan faktor yang mendorong dia memilih pasangan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai capres dan cawapresnya. Bahwa Jokowi membawa semangat baru, pola baru dan gaya baru.

Pola baru dalam rekrutmen kepemimpinan nasional yang dimulai dari lingkup walikota, gubernur dan hingga presiden. Betul seperti yang diungkap Bang Yos, Jokowi menapaki karirnya seperti Ahmadijenad presiden Iran. Kita bisa berharap kemudian, para walikota, gubernur se Indonesia akan bekerja sekeras-kerasnya, sejujur-jujurnya, sebaik-baiknya, karena mereka punya harapan dapat menjadi presiden Indonesia.

Bukankah juara olimpiade adalah juara di negaranya dahulu ? Juara di negaranya adalah juara di provinsinya ? dan seterusnya. Meritrokasi kepemimpinan nasional akan berada pada track yang benar. Siapapun yang berkualitas pasti kelak akan menjadi pemimpin.

Sebagai "bukan siapa-siapa" tetapi Jokowi bisa mencapai puncak tertinggi sebagai calon presiden 2014 adalah "sesuatu bangeddd" kata anak gaul sekarang. Bukan siapa-siapa karena Jokowi bukan ketua partai politik, Jokowi bukan keturunan darah biru pemilik partai politik, Jokowi bukan konglomerat yang bisa membeli partai politik.

Jokowi bukan siapa-siapa dalam pentas politik nasional 10 tahun belakangan. Jokowi hanya pengusaha mebel yang menjadi walikota solo dan mendapat suara 91% pada pilkada periode kedua. Berhasil mengalahkan petahan di Pilgub DKI Jakarta dan meyakinkan publik dengan hal-hal yang sederhana dan dapat dimengerti orang awam sekalipun. Sederhana, -baik penampilan, perkataan,- pekerja keras, serta merakyat.

Hal-hal itu juga yang membuat partai besar pemenang pileg 2014 memutuskannya menjadi calon presiden. Bayangkan, bukan siapa-siapa di partai tersebut tetapi berhasil dipilih sebagai calon presiden mewakili partai.

Bayangkan kalau Jokowi menang di Pilpres 2014 ini maka akan menjadi sejarah Indonesia.

Kepada anak-anak, kita bisa menyemangati mereka : bekerja keraslah, jujur dan sederhana serta merakyat, semoga kalian bisa menjadi calon Presiden Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun