Mohon tunggu...
vinsensius atmat jaya
vinsensius atmat jaya Mohon Tunggu... -

vinsensius atmat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tingkat Kesadaran Masyarakat Tidak Mampu dalam Mengendalikan Lingkungan

16 Oktober 2014   15:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:48 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang selalu dihadapkan dengan masyarakat, khususnya negara-negara berkembang. Kemiskinan selalu menjadi sorotan publik, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus dilakukan guna mengetahui motif penyebab kemiskinan ini. Di indonesia, kemiskinan merupakan masalah sosial yang relevan untuk di kaji. Bukan saja masalah kemiskinan yang sejak lama, melainkan pula dampak kemiskinan bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Hal yang sangat menarik adalah bagaimana tingkat kemiskinan itu berkaitan dengan erat dengan pendapatan setiap orang. Pendapatan setiap orang pastinya berbeda tergantung jenis pekerjaan atau profesi yang dimiliki. Rata-rata penduduk di indonesia adalah berprofesi sebagai petani. Oleh sebab itu, banyak dari masyarakat kita yang bekerja di lahan pertanian.

Permasalahannya saat ini lahan atau lingkungan produktif yang ada di indonesia sudah semakin sempit. Kurangnya lahan produktif tersebut menyebabkan banyak masyarakat kita yang tidak bekerja atau sering disebut dengan istilah pengangguran. Banyak yang menjadi penyebab minimnya lahan produktif yang ada di indonesia, salah satunya permintaan akan jumlah pemukiman warga yang semakin meningkat.  Padahal jika sumber daya alam tersebut kita kelola dengan baik pasti akan memberikan pendapatan yang cukup untuk masyarakat menengah ke bawah. Banyak sekali lahan produktif sekarang dialih fungsikan karena ulah orang yang tidak memperhatikan dampak lingkungan.Namun fakta lapangan menyatakan bahwa lahan-lahan produktif tersebut banyak di gunakan untuk kepentingan orang-orang kelas menengah ke atas sehingga menyebabkan masyarakat yang tidak mampu atau miskin hanya sebagai penonton kepentingan mereka. Fenomena yang terjadi saat ini memang tidak dapat kita hindari. Perkembangan paham-paham seperti kapitalisme, konsumtif, dan hedonistik sudah menjadi tantangan masalah penbangunan di indonesia. Pemerintah harus merumuskan kebijakan penanganan kemiskinan di indonesia, ( suharto 2006 : 133 ). Konsepsi kemiskinan sangat dekat dengan perspektif pekerjaan sosial yang memfokuskan pada konsep keberfungsian sosial dan senantiasa melihat manusia dalam konteks lingkungan dan situasi sosialnya. Fakta yang terjadi saat ini adalah bagaimana masyarakat yang tidak mampu atau miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kajian ini menjadikan saya tertarik untuk meneliti ini. Banyak lahan di indonesia yang di sulap menjadi sektor industri. Pasalnya, banyak sekali fungsi lahan-lahan tersebut dalam membantu mengurangi pemanasan global saat ini. Kemiskinan bukan saja berurusan dengan persoalan ekonomi tetapi bersifat multidimensional karena dalam kenyataannya juga berurusan dengan persoalan-persoalan non-ekonomi (sosial, budaya, dan politik).

Berbicara masalah lingkungan, Lingkunganadalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam sepertitanah, air, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Saat ini lingkungan yang alami sudah tercemar. Karena campur tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Banyak lahan-lahan yang seharusnya difungsikan sebagai lahan produtif yang ramah lingkungan seperti area persawahan, perkebunan dan lain-lain telah dilaih fungsikan. Pengalihan fungsi lahan tersebut biasanya digunakan untuk proyek pembangunan ruko, apartemen dan kos-kos. Kegiatan tersebut hanya akan merusak fungsi lingkungan seperti kesuburan tanah. Disisi lain, yang diuntungkan hanya segenlintir orang mampu membangun ruko, apartemen, dan lain sebagainya. Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mulai memperketat upaya alih fungsi lahan, khususnya lahan pertanian produktif yang dilakukan pengembang maupun investor.

1.2. Rumusan masalah

1.Apakah penyebab kemiskinan di Indonesia ?

2.Bagaimana kondisi masyarakat miskin saat ini ?

3.bagaimana upaya pemerintah dalam menangani kemiskinan saat ini ?

4.Apa dampak yang ditimbulkan dari penggunaan lahan yang tidak bertanggung jawab ?

1.3. Tujuan penulisan adalah sebagai berikut :

1.Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab kemiskinan saat ini.

2.Untuk mengetahui kondisi atau situasi yang terjadi di masyarakat tidak mampu.

3.Untuk memahami upaya-upaya atau kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menangani kemiskinan saat ini.

4.Untuk mengetahui dampak apa saja yang akan terjadi jika lahan yang digunakan tidak bertanggung jawab.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan no makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan no makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jas lainnya. (BPS dan Depsos, 2002:4)

Namun demikian, secara luas kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kondisi yang ditandai serba kekurangan : kekurangan pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan masyarakat (SMERU dalam Suharto et,al.,2004). Kemiskinan dunia terjadi diberbagai negara terutama di benua Afrika. Sedikitnya sekali dalam satu dekade, Afrika selalu mengalami kelaparan.

Perlu kiranya untuk mencoba melihat beberapa aspek kemiskinan yang patut untuk diperhatikan (Hadi, 1987), yaitu :

1.Kemiskinan bersifat multidimensional. Artinya, kebutuhan manusia beraneka ragam sehingga kemiskinan juga memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin aset, organisasi sosial dan politik, dan pengetahuan serta keterampilan. Aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber keuangan, dan informasi.

2.Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti, bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.

3.Yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun kolektif. Kita sering mendengar perkataan kemiskinan pedesaan, kemiskinan perkotaan, dan sebagainya. Namun, ini bukan berarti bahwa desa atau kota yang mengalami kemiskinan juga berpenduduk miskin.

2.1.1. Kondisi Masyarakat Miskin

Masalah kemiskinan merupakan isu pokok di Tanah Ait, terutama setelah Indonesia dilanda krisis multidimensional yang memuncak pada periode 1997-1999. Setelah dalamkurun waktu 1976-1996 tingkat kemiskinan menurun secara spektakuler dari 40,1 persen menjadi 11,3 persen, jumlah orang miskin menugkat kembali dengan tajam, terutama pada krisis ekonomi. Studi yang dilakukan BPS, UNDP, dan UNSFIR menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada periode 1996-1998, meningkat dengan tajam dari 22,5 juta jiwa (11,3%0 menjadi 49,5 juta jiwa (24,2%) atau bertambah sebanyak 27,0 juta jiwa (BPS,1999).

Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen), berkurang sebesar 0,52 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang sebesar 28,59 juta orang (11,66 persen) (BPS, 2013). Pada periode September 2012-Maret 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan penurunan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit (BPS, 2013).

2.1.2. Faktor Penyebab Kemiskinan Di Tanah Air

Dengan menggunakan perspektif yang lebih luas lagi, David Cox (2004:1-6) membagi kemiskinan ke dalam beberapa dimensi :

1.Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan yang kalah..

2.Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan social. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas.

3.Kemiskinan konsekuensial.

Secara umum, penyebab kemiskinan dapat dibagi kedalam empat mazhab (Spicker, 2002), yaitu:

1.Individual explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan cenderung diakibatkan oleh karakteristik orang miskin itu sendiri. Karakteristik yang dimaksud seperti malas dan kurang sungguh-sungguh dalam segala hal, termasuk dalam bekerja.Seseorang yang sudah bekerja namun karena sesuatu hal akhirnya ia diberhentikan (PHK) dan selanjutnya menjadi miskin.

2.Familial explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan lebih disebabkan oleh faktor keturunan. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah telah membawa dia kedalam kemiskinan. Akibatnya ia juga tidak mampu memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya, sehingga anaknya juga akan jatuh pada kemiskinan. Demikian secara terus menerus dan turun temurun.

2.1.3. Peran Pemerintah

Dalam suatu negara, peran pemerintah sangat menentukan, baik dalam membuat masyarakat menjadi miskin, maupun keluar dari kemiskinan.  Kebijakan yang kurang tepat dan ketidakpberpihakan terhadap masyarakat miskin akan menciptakan kemiskinan yang lebih banyak dan lebih dalam.
Sebagai contoh,
izin yang diberikan pemerintah kepada pengusaha untuk membuka perkebunan besar, terkadang menimbulkan kemiskinan. Hutan yang dibabat dan dijadikan kebun sawit, dapat membuat keringnya sungai dan irigasi.
Akibatnya sawah dan kolam telah kering, masyarakat tidak dapat  lagi menanam padi. Akhirnya mereka terpaksa  menjadi buruh harian kebun (bila diterima) yang sesungguhnya mereka tidak punya keahlian dibidang itu. Mereka tidak dapat lagi menyekolahkan anaknya dan akhirnya terperangkap dalam kemiskinan.
Kebijakan pemerintah membolehkan supermarket dan pasar mode
rn masuk hingga ke tingkat kecamatan juga akan berdampak terhadap pasar tradisional yang sebahagian besar dikelola oleh masyarakat kelas bawah. Kebijakan yang berpihak pada pasar bebas dan kurang peduli dengan kesiapan para petaninya sendiri tentu akan berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat dan akhirnya berujung pada kemiskinan.

2.2. Lingkungan

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Demikian pengertian lingkungan hidup sebagaimana dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan lingkungan hidup yang tiada terkira, sayangnya tingkat kerusakan lingkungan hidup di Indonesia juga sangat tinggi dan memiriskan.Namun saat ini lingkunagan hidup sudah tercemar. Banyak ekosistem yang ada di dalam sudah mulai berkurang. Seperti semua binatang yang ada di darat, laut. Bahkan populasi pepohonan saat ini sudah semakin berkurang. Penebangan secara liar, pencemaran air laut, dan masih banyak lagi yang menyebabkan lingkungan sekitar kita rusak. Hal yang sangat memprihatinkan adalah banyaknya bangunan-bangunan seperti ruko, apartemen, bahkan perumahan. Semuanya itu hanyalah untuk kepentingan bisnis semata tanpa mementingkan kelestarian lingkungan ini.

Perusakan habitat adalah kegiatan yang sering kali dilakukan oleh manusia. Perusakan habitat tidak selalu bernilai negatif, tetapi juga bernilai positif. Adanya tanaman rerumputan akan menyebabkan banyak orang di luar daerah pertanian dating untuk memanfaatkannya sehingga dapat berakibat terganggunya daerah pertanian (Bye, 1981).

2.2.1. Upaya Pengendalian Serta Dampaknya

Carter (1996) mengemukakan bahwa konsep pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat memiliki beberapa aspek positif yaitu;

1) mampu mendorong timbulnya pemerataan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan;

(2) mampu merefleksikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal yang spesifik;

(3) mampu meningkatkan manfaat lokal bagi seluruh anggota masyarakat yang ada;

(4) mampu meningkatkan efisiensi secara ekonomis maupun teknis;

(5) responsif dan adaptif terhadap variasi kondisi sosial dan lingkungan lokal;

(6) mampu menumbuhkan stabilitas dan komitmen; serta

(7) masyarakat lokal termotivasi untuk mengelola secara berkelanjutan.

Dampak dari penggunaan lahan yang tidak ramah lingkungan :

1.Alih fungsi lahan.

2.Pencemaran agrokimia.

3.Pencemaran industri.

4.Pertambangan dan bahan galian C.

2.2.2.Peran Masyarakat Tidak Mampu Dalam Memelihara Lingkungan.

Pada umumnya masyarakat tidak mampu banyak bermukim di Wilayah yang kumuh. Wilayah kumuh adalah wilayah yang sudah tercemar dengan sampah, dan sisi pembuangan. Mereka yang bermukim di wilayah tersebut adalah kaum buruh, petani, bahkan pemulung. Dari profesi yang mereka kenakan, ada pesan moral yang sangat berharga. Mereka hidup di lingkungan yang sebelumnya digunakan oleh segenlintir orang untuk kepentingan bisnis yang tidak ramah lingkungan. Saat ini dampaknya sudah sangat terasa, dimana lingkungan tempat tinggal mereka di penuhi dengan bau sampah. Beberapa tindakan yang mereka lakukan dalam mengendalikan lingkungan adalah :

1.Pendidikan dan pelatihan.

2.Bimbingan dan persampahan.

3.Pengawasan pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup.

4.Pemantauan kualitas lingkungan hidup.

5.Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup

6.Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup

7.Koordinasi pengelolaan konservasi sumber daya alam/pengendalian pencemaran

8.Pengujian emisi udara akibat aktivitas industri

BAB III

PENUTUP

Dari makalah yang dibahas maka penulis memberi kesimpulan dan saran, antara lain :

3.1.Kesimpulan

1.Dari latar belakang masalah penulis menyimpulkan bahwa kemiskinan merupakan masalah sosial di negara-negara berkembang.

2.Dari latar belakang masalah penulis menemukan masalah lingkungan hidup dapa mempegaruhi kehudupan ekonomi masyarakat tidak mampu.

3.Dari rumusan masalah penulis menjelaskan bahwa kemiskin disebabkan oleh globalisasi.

4.Penulis juga menyimpulkan bagaimaana peran pemerintah dalam menengani masalah lingkungan hidup dan mengentas kemiskinan.

5.Penulis menyimpulkan bahwa peran masyarakat tidak mampu sangat besar dalam mengendalikan lingkungan.

3.2. Saran

1.Penulis berharap penulisan makalah ini bermanfaat untuk pembaca dalam memahami korelasi antara lingkungan dan kemiskinan.

2.Penulis berusaha membagi ilmu pengetahuan kepada para pembaca bahwa lingkungan hidup itu penting untuk dijaga.

3.Penulis juga berharap para pembaca bisa mengambil pesan moral bagaimana masyarakat yang tidak mampu bisa menyelamatkan lingkungan.

4.Penulis sangat mengharapka kritik membangun dalam proses penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Suharto,Edi,P.Hd. membangn masyarakat memberdayakan masyarakat. 2006. Ferlika Aditama. Bandung.

Heddy, suwasono. Permasalahan lingkungan pertanian. 2010. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

http://eprints.uns.ac.id/8224/1/144471308201010081.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan

http://surabaya.bisnis.com/read/20140412/10/70426/malang-perketat-upaya-alih-fungsi-lahan-produktif

http://alamendah.org/lingkungan-hidup/.

http://www.bps.go.id/?news=1023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun