Mohon tunggu...
Vincentius Wishnu
Vincentius Wishnu Mohon Tunggu... Psikolog - Karyawan swasta yang mencoba mencari dan memaknai sebuah gagasan yang menarik untuk kembali ditaburkan hal baik ke sekitar

Cancer Boy Interest in human, educationm and people development

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik Hujan Ini

18 November 2020   16:30 Diperbarui: 18 November 2020   16:38 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rintik hujan ini

Berikan hawa yang terasa lembab

Layaknya hari ini yang ku rasa engap

Rintik hujan ini

Seperti kehilangan jati dirinya

Serasa angkuh dan jijik untuk kembali ke ibu bumi

Rintik hujan ini

Seperti ragu untuk jatuh kedalam pelukan rindu sang tanah

Rintik hujan ini

Gambarkan kesunyian hati

Yang slalu ingin menyapaNya

Menyapa dengan sebuah ucap tanya

Haiiii Yang Mulia

"mengapa",  

"kenapa",

"harus bagaimana",

"masihkah Engkau mendengarku"

Haiiiii Yang kupertuan

Oh...

Rintik hujan ini

Turun berurut

Bertitik berbaris

Berderet terseret pada kaca daun jendela

Seakan enggan tak ingin kembali ke pelukan Tuan Tanah

Tapi n'tahlah

Ku yakin diriMu masih ingin tetap menanti

Menanti ku kembali

Bak Tuan tanah yang selalu merindukan dekap rintik hujan pagi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun