Kita sungguh prihatin, akhir-akhir ini banyak sekali terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Baru saja kita mendengar Seorang remaja putri terserempet Iring-iringan mobil polisi, dan mengakibatkan nyawa remaja tersebut melayang (Kompas, 2/2/2015). Belum lagi seorang pengendara mobil yang mengendarai mobilnya dengan membabi buta, sehingga mengakibatkan empat nyawa melayang, kejadian ini terjadi di daerah pondok indah (Kompas, 21/1/2015).
Menurut data, pada tahun 2013 terjadi kecelakaan lalu lintas dan menyebabkan korban jiwa mencapai 26,486, dan 70 persen di dominasi oleh kendaraan bermotor(Kompas, 29/10/2014). betapa banyaknya korban melayang dengan sia-sia dan menyebabkan hilangnya nyawa manusia, sungguh menyedihkan mendengarnya. Tidak bisa dibayangkan betapa sedihnya keluarga yang sedang menantikan di rumah, dan tiba-tiba mendengar kabar duka cita tersebut.
Saya sedikit berandai-andai jika saja kita memiliki sistem transportasi yang nyaman, misalnya mass rapid transit (MRT), atau mono rail yang super kencang, atau bus way yang tidak perlu menunggu sampai ber jam-jam dan berdesak-desakan. Saya yakin, kita pasti lebih memilih naik MRT, atau busway yang aman dan nyaman. Menyedihkan sekali korban mayoritas dijalan raya adalah pengendara motor, yang nota bene adalah rakyat menengah kebawah. Nasib pengendara motor memang yang sangat rentan terhadap resiko kecelakaan, kalo tidak nabrak, ya ditabrak.
Saya pribadi, melihat bahwa faktor utama penyebab kecelakaan adalah sistem transportasi yang buruk. Karena sistem transportasi yang buruklah, maka rakyat berbondong-bondong kredit motor demi menghindari kemacetan dan ongkos transport yang mahal. Coba jika ada transportasi massal yang murah dan nyaman, pasti orang malas naik motor, yang selain kena asap knalpot dan bisa masuk angin. Lalu apakah faktor kelalaian manusia juga sebagai penyebab kecelakaan? jawabnya ya, tapi lagi lagi kita balik ke premis awal, orang naik motor karena tidak ada transportasi yang aman, murah dan nyaman. Sekalinya murah, dalemnya ada copet, seperti pengalaman saya yang naik Kopaja AC 20, tas saya kena silet orang tak bertanggung jawab. Untung saja dompet saya aman, hanya tas saja yang kena silet padahal baru beli 6 bulan yang lalu.
Harusnya semua karyawan kementerian perhubungan, terutama pejabat-pejabat nya disuruh naik bus trans jakarta selama sebulan penuh biar merasakan bagaimana perjuangan dalam menggunakan transportasi di Jakarta. Bisa juga Pak Ahok naik trans jakarta selama sebulan, saya yakin banyak pejabat yang kena mutasi beliau, apa lagi gaji sudah naik luar biasa, kena semprot sudah pasti.
Sekali lagi, jika transportasi kita tidak cepat-cepat dibenahi, maka yang jadi korban adalah rakyat kecil. Rakyat kecil yang setiap pagi naik motor untuk mencari sesuap nasi, dan keluarga yang menunggu di rumah dengan cemas.
Mari wahai pejabat kami tercinta, bila engkau peduli rakyatmu, benahi transportasi di Jakarta...Maka pahala mu besar di Surga, karena akan menyelamatkan banyak nyawa rakyat kecil.
Salam musim hujan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H