Mohon tunggu...
Avian Ferdiyansyah
Avian Ferdiyansyah Mohon Tunggu... -

Apa ya...? Koordinat 6°42′54″LS,108°34′9″BT

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Air Matanya Telah Mengering

15 Maret 2010   22:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:24 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Air matanya sudah lama tidak bisa mengalir. Sejak kehidupan yang dialaminya kekecewaan yang selalu didapatkan. Adiknya yang dibantu malah merebut perusahaannya. istri yang dicintainya meninggalkannya justru ditengah dirinya terpuruk. untungnya anak-anaknya masih setia menemaninya. Mas Izul suka sekali berkumpul dengan anak-anak panti. terkadang hari jumat ikut yasinan bersama kami. Katanya, air mata saya telah lama mengering. Hanya kepada Sang Khaliq-lah saya memohon pertolongan. Mas Izul begitu kuat dan tegar. Bila bukan karena keyakinannya dia sudah jatuh tersungkur. Malam itu Mas Izul bercerita. Dirinya jatuh sakit. Dari hasil pemeriksaan ternyata dia mengalami pembengkakan empedu dan harus dirawat dirumah sakit. untuk dirawat. Ditengah ketidak berdayaannya, dengan berbaring. Saya melaksanakan sholat fardhu. dilanjutkan dengan berzikir dan berdoa. Memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar diberikan kesempatan untuk menebus semua dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Saya tidak bisa meninggalkan warisan apapun kepada anak-anak. Saya hanya memohon diperkenankan oleh Allah memberikan waktu agar saya bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan saya. Agar bisa membimbing anak-anak. Sungguh luar biasa. Setelah berdoa tubuhnya agak pulih. Namun kesembuhannya harus ditebusnya dengan menghadapi tiga kali pisau bedah para dokter. Operasi demi operasi harus dilaluinya. Sampai kemudian Mas Izul bisa sembuh. Malam itu Mas Izul menangis dengan dengan tersedu-sedu. Katanya sungguh nikmat orang bisa menangis. dirinya sudah lupa kapan terakhir menangis. Air matanya wujud kebahagiaan dirinya. ‘Air mata ini sebagai tanda saya tidak pernah menyesali penderitaan yang telah saya lalui. Cobaan itu justru membuat saya semakin nikmat menghadapi hidup. Sesungguhnya Allah tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya untuk menerima.’ ‘Untuk saya Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi cobaan, tetapi didalamnya Allah juga memberikan hikmah yang teramat besar agar saya memahami makna hidup ini. Tutur Mas Izul. Terdengar nyaring suara anak-anak  yang sedang membaca surat Yaasin, memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar memudahkan dan kebahagiaan bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan dan penderitaan. ‘Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” ( QS. Ath-Thalaq 2-3).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun