Pagi jam 9.00 WIBÂ seperti biasa aku meluncur dengan motor kesayangan menuju tempat kerja. Kupacu motor dengan kecepatan sedang, mengingat jalan raya cukup ramai dengan lalu lalangnya kendaraan dan aktivitas pengendaranya yang beraneka ragam.
Di perempatan lampu lalu lintas yang tidak pernah di jaga polisi lalu lintas, aku berhenti karena kebetulan lampu lalu lintas menyala merah. Disamping kanan kiriku juga segera berjajar kendaraan yang berhenti karena lampu merah tadi.
Tak di sangka dari arah belakang lewat pengendara motor yang langsung menerobos lampu merah tanpa peduli dengan peraturan tersebut. Aku tak heran karena memang sering menjumpai peristiwa seperti itu di daerah ini. Terdengar percakapan dari pengendara motor di sebelahku yang intinya kira - kira begini :
Pengendara : ' Wah, nekat bener tuh orang, emangnya jagoan apa, kalo bisa nerobos lampu merah"...
Pemboncen : ' Iya tuh...emang sih di sini gak ada polisi yang jaga, tapi kalo pas ada razia, syukurin loe...
Pengendara : Emang, orang seperti itu harus dibikin kapok, nggak sayang apa duit 50 ribu melayang cuman gara-gara lampu merah.
Pembonceng : he...he...he...
kalo aku sih ,mendingan nunggu sebentar daripada 50 ribu melayang...
Dari percakapan di atas duh...ternyata tingkat kesadaran berlalu lintas kita cuman takut kena Tilangnya...
Walaupun baru percakapan antar dua orang pengendara, tapi memang tidak bisa di pungkiri, sebagian besar dari kita berusaha patuh terhadap peraturan lalu lintas dengan tujuan biar tidak kena tilang. ( Termasuk penulis mungkin )
Padahal esensi dari peraturan lalu lintas di buat adalah untuk menjaga ketertiban lalu lintas, contoh yang paling sederhana ya dari lampu lalu lintas itu sendiri. Bayangkan seandainya tidak ada lampu lalu lintas, betapa semrawutnya jalanan...
Sepenggal cerita di atas mudah-mudahan menjadikan saya dan pembaca lainnya ( kalau ada yang baca ) lebih sadar tertib berlalu lintas bukan hanya sebatas takut membayar bukti pelanggarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H