Ceritanya, kamis sore kemarin saya hadir di Parents-School Interview  yang diadakan di salah satu sekolah anak saya. Pertemuan seperti ini, biasanya di adakan oleh sekolah setelah periode  10 minggu belajar. Acaranya dimulai tepat jam 4 sore, beneran tepat waktu. Setelah sesi laporan sana sini tentang apa yang sudah sekolah capai, selama 10 minggu masa belajar, orangtua pun diberi kesempatan untuk bicara. Orangtua dibebaskan untuk bertanyadan menerima laporan  tentang apa dan bagaimana anak mereka disekolah, orangtua juga diberi kesempatan untuk berkeluh kesah sekiranya ada kegiatan sekolah yang memberatkan. Dan itulah yang saya lakukan.
Saya mengeluhkan tentang kegiatan digital disekolah dihampir semua kegiatan belajar anak saya, dimulai dari semua text book pelajaran, sampai tugas sekolah, semua mesti dilakukan serba digital serba online.Â
' Anak saya hampir tak pernah menyentuh buku fisik lagi, yang dia bawa kemana mana selalu tablet-nya,  membaca booklet pelajaran mesti lewat tablet, guru memberikan tugas mesti diakses lewat tablet, menyerahkan tugas mesti lewat tablet, sampai kegiatan siswa  yang mesti dilakukan berkelompok juga mesti dikerjakan dan di diskusikan siswa lewat tablet, why everything must be done by digital?'
Kepala sekolah yang sangat ramah itu memberikan jawaban, tersenyum beliau bilang bahwa seluruh kegitan siswa yang memang dilakukan serba digital adalah untuk mencapai tujuan sekolah menyiapkan dan memudahkan siswa  menjadi generasi digital, in the future, semua akan serba digital,serba online. Selain itu ada rencana yang bilang  NAPLAN test  akan mulai dilakukan digital tak menggunakan cara convesional dengan kertas dan pensil lagi. Jadi kegiatan sekolah serba digita akan sangat membantu mulai sekarang, lanjut Beliau.
Astaga, tunggu- tunggu....
Sebagai informasi, NAPLAN test adalah test yang yang dibuat oleh Kementrian Pendidikan Australia di seluruh sekolah di Australia. Test ini  untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika, test dilakukan untuk kelas 3, kelas 5, kelas 7 dan kelas 9 saja, dan kebetulan NAPLAN test akan dimulai minggu depan sekitar minggu ke tiga di Term 2, tanggal 10- 14 Mei 2017. Jelasnya silahkan Kompasianer gugel sendiri dehhh..
Nah, jawaban Kepala sekolah yang bilang semua kegiatan siswa yang serba digital itu adalah untuk menyiapkan generasi ala digital, sungguh membuat saya geleng kepala. Saya ceritakan kalau anak saya yang bungsu sekarang duduk di bangku TK, jarinya lebih pinter dia gunakan untuk geser sana sini di tablet-nya dibanding kan untuk memegang pensil, anak saya juga sering menolak saat saya minta dia untuk menuliskan huruf di A atau B di bukunya, anak saya bilang nulis di tablet dengan mengeserkan jari lebih mudah dan menarik dibandingkan nulis dibuku dengan pensil, gak itu saja, menggambar dan mewarnai juga lebih mudah dan menarik dilakukan lewat program aplikasi di tablet.
'Lama lama kebanyakan anak gak bisa pegang pensil nih' tiba tiba ada orang tua yang nyeletuk, saat saya berkeluh kesah.
Saya tambahkan juga, saat ini ke tiga anak saya punya guru les untuk pelajaran Matematika, untuk pelajaran Bahasa Inggris anak saya khusus les di dua sub pelajaran yaitu mengarang dan mengeja, jadi setiap anak punya 3 guru les masing masing.
 Aduhhh....jangan heran dan langsung kesimpulan kalau saya ini termasuk orang tua yang  malas mengajar anak sendiri dan gak mau membantu kegiatan sekolah mereka loh yaa. Saya meminta bantuan pengajar les itu, selain untuk menyiapkan anak saya menghadapi NAPLAN tes, juga untuk membantu mereka untuk lebih belajar lagi, karena setelah kepindahan kami dari Saudi, pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika anak saya agak tertinggal. Selain itu adalah normal saat ini, orangtua mengikutkan anak di les pelajaran ini dan pelajaran itu. Hampir semua siswa disekolah anak saya punya guru les masing masing diluar jam sekolah.
Nah, apakah saya mesti menambah jumlah guru les anak saya menjadi 4 sekarang, karena anak saya butuh guru les tambahan yang khusus  melatih mereka mahir menggunakan jari di keyboard laptop atau tablet, kenapa?
NAPLAN test dan semua test di sekolah  akan mulai dilakukan online, digital, dan tentu saja semua test ini akan ada batas waktunya, mengarang salah satunya, yang hanya akan diberikan waktu 20 menit saja, kalau anak saya tak mahir menarikan jari di keyboard, waktunya akan habis mereka gunakan untuk mencari dimana huruf A dan dimana huruf B, jadi saat bel tanda ujian selesai, anak saya masih sibuk mengetikkan kata bukan?
Bukan itu saja, salah satu orang tua juga menanyakan kesiapan sekolah, disaat semua serba sosial media, sampai dimana sekolah  mampu mengawasi kegiatan digital dan serba online siswa mereka agar tak melampui batas.
Sampai dimana sekolah mampu menyiapkan siswa menjadi generasi digital yang aman?
Hasil dari pertemuan tak akan saya tulis disini, Â confidential!Â
Nahhh...sekarang bagaimana menurut Kompasianer sendiri, saat sekolah anak anda menyiapkan siswanya menjadi generasi dgital, bagaimana tanggapan anda?
==Sisi82==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H