Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kebaikan Orang Saudi

8 Desember 2015   22:56 Diperbarui: 8 Desember 2015   23:23 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Hidup di saudi selama lewat sepuluh tahun,

Sangat mudah untuk saya menuliskan tentang kebaikan Orang Saudi, saya sering mendengarnya dan mengalaminya, diartikel ini akan saya kisahkan secara random (yang saya ingat saja)  pengalaman saya merasakan kebaikan orang saudi. Tidak ada niat apapun, hanya sekedar sharing, mohon kebijaksanaan dalam membacanya.

Saat saya harus menyusul suami  yang sudah berangkat duluan ke Saudi, saat itu sekitar pertengahan tahun 2005.

Travelling dengan membawa dua anak usia dibawah lima tahun sangatlah merepotkan, dan saya belum pernah ke saudi sebelumnya. Di bandara KLIA malaysia saya bertemu dengan seorang wanita saudi yang dengan ramahnya menghampiri saya, dan mengajak ngobrol sambil sesekali bermain dengan anak saya nomer dua (saat itu usianya hampr 7 bulan).

Saya ceritakan bahwa itulah  pertama kali saya pergi ke saudi, dan tentu saja, saya takut sekali walaupun memang suami saya akan menemui saya di airport di Jeddah,tetapi rasa kawatir dan was was itu tetap ada. Wanita tersebut menenangkan saya dan dia berjanji akan membantu saya sesampainya kami di jeddah nanti.

Saat masuk ke pesawat, suami wanita tersebut membantu membawakan tas bayi saya,membantu melipat stroller bayi kemudian menyerahkannya kepada petugas ground service.

Dan benar mereka tidak berdusta, di bandara di jeddah wanita tersebut (dan suami-nya ) membantu mengisikan formulir isian kartu kedatangan, dan saat melewati bagian imigrasi,petugas imigrasi menahan saya dan bertanya kemana suami saya,kenapa saya tak bersama suami

Saya mencoba menjelaskan tetapi sepertinya petugas imigrasi tidak mengerti atau salah paham, lost in translation ,membuat saya kawatir dan semakin takut berbagai pikiran jelek langsung hinggap dikepala, airmata langsung menetes, si wanita tersebut menenangkan saya.

Saat itu suami wanita tersebutlah yang menjelaskan ke petugas imigrasi bahwa walaupun saya travel sendiri tetapi suami saya menunggu ditempat kedatangan, beliau meminjamkan handphone-nya agar saya bisa meng hubungi HP suami dan mengatakan bahwa saya ada dibagian imigrasi,kejadian selanjutnya adalah , saya lihat suami saya dijinkan masuk ke ruang tempat saya tertahan sementara, dan menemui saya. Itulah pengalaman kali pertama saya ditolong orang saudi.

Cerita lainnya saat kami jalan jalan ke gurun ada semacam gathering di gurun dari tempat suami bekerja, Kendaraan suami saya terperosok dan terjebak di pasir (tidak mengerti juga saya bagaimana menjelaskannya) tetapi saat itu kami entah berada dimana sejauh mata memandang hanya gurun yang terlihat.

Suami saya mencoba menghubungi rekan kerjanya, dan kami diberitahu bahwa kami harus menunggu sampai mereka datang menjemput kami, tetapi tak berapa lama kami lihat beberapa iringan mobil pick up ala arab bedouin mendekat ke arah kami, rupanya mereka melihat kendaraan kami yang terperosok dan ingin membantu yang tentu saja kami sambut dengan senang hati dan berterima kasih karenanya.

Selesai menarik kendaraan kami mereka para bedouin saudi ini menunjukkan jalan ke tempat gathering,mereka berpesan kepada suami saya untuk keep in touch selalu. Dan memang, hubungan pertemanan suami saya dengan 'para penolong' kami saat itu, masih terjalin sampai sekarang.

Saat akan memasukkan anak pertama ke sekolah dasar Saudi, kami diharuskan mengisi banyak formulir yang harus diisi dalam bahasa arab, suami dan saya belum bisa berbahasa arab saat itu, tetapi salah seorang rekan kerja suami yang asli Saudi membantu kami mengisi formulir tersebut.

Beliau menjelaskan berbagai macam tes yang harus anak kami lakukan ( tes kesehatan lengkap), memberitahu dimana harus membeli baju seragam sekolah, dimana harus membeli peralatan sekolah, dan juga tentunya menjelaskan dimana sekolah dasar yang bagus untuk anak saya.

Yang lain,

Saat saya melaksanakan ibadah haji, saya bergabung dengan group yang isinya orang orang Saudi,disanalah saya juga merasakan bahwa orang Saudi ini ternyata baik, bersama kami melaksanakan ibadah haji tanpa melihat dari mana asal negara kami masing masing.

Sampai sekarang saya masih berteman baik dengan beberapa wanita dari group haji ini walaupun kami berbeda kota.

Kadang…..

Kebaikan tidak terlihat walaupun ada didepan mata, dibalik cerita sisi negatif perilaku orang Saudi kita kadang lupa masih ada sisi positif yang hendaknya tidak kita lupakan, orang baik dan orang jahat itu memang ada dimana mana, semua telah diciptakan berpasangan sesuai kodratnya, mungkin yang membuat suatu perilaku berbeda adalah hati dan kesadaran bahwa dunia ini membutuhkan hati yang dipenuhi dengan niat yang baik, dan saat niat jahat mengambil alih, begitulah,

Si jahatpun menyematkan labelnya.

Salam Kompasiana

==Sisi82==

Foto : DokumentasiKu

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun