Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Orang Tua, Jangan Bertengkar di Depan Anak

5 Agustus 2015   02:51 Diperbarui: 5 Agustus 2015   20:41 3639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering memang perempuan itu mampir kerumah saya setelah sesi terapi anaknya selesai, saya ingat pertama kali saya melihat anak itu, terkesan tak ramah, dan tak bisa didekati, saat saya ulurkan tangan memberi salam kenal, dia malah mengibaskan tangan saya sembari bilang " go away!!" dan saat si Ibu meminta anaknya untuk sopan, dia malah disambut dengan umpatan kasar dari anaknya untuk diam.

Begitupun saat kami ngobrol, saya beri dia kertas dan pensil agar dia tak bosan, dia memang menggambar,tapi saat kami meminta anak menjelaskan apa yang dia gambar, penjelasannya sungguh membuat tercengang, untuk anak berusia hampir 4 tahun, jawaban dengan kata "membunuh dan hancurkan" adalah hal yang tak normal. Dan yang lebih miris diakhir penjelasannya saat saya tanya dari mana dia tau kata "membunuh dan hancurkan" dia menjawab  " because thats what Mom and Dad said to each other"

Saya masih simpan coretan gambar yang menurut anak itu adalah : gambar sebuah rumah lengkap dengan anak,mom and dad,tapi kemudian ada roket dan orang jahat yang datang membunuh dan menghancurkan rumah dan mereka semua.

Sesi terapinya berhasil, dan dia akan benar benar sembuh, itulah  harapan teman saya dan mantan suaminya, sesi terapi yang entah berapa lama lagi masih harus dijalani oleh anak mereka,dan akan terus mereka lakukan untuk membuat si anak sembuh, dan tak trauma lagi. Berdua mereka berjuang bersama berusaha menyembuhkan sang buah hati, walau sudah tak lagi berstatus suami istri, tapi status Ayah dan Ibu mereka untuk si anak, selamanya tak akan berubah. Tanggung jawab mereka sebagai orangtua anak,masih tetap sama.

Peringatan untuk orang tua.

 Apa yang terjadi kepada anak teman saya itu, menjadi peringatan untuk saya sebagai orangtua dan juga untuk anda yang telah menjadi orangtua.

Jangan pernah bertengkar didepan anak.

Jangan membiarkan anak mendengar semua perdebatan yang anda lakukan apalagi disertai  suara meledak-ledak dan  umpatan tak pantas atau entah apalagi yang anda ucapkan.

Berhati hati, dengan "busa tanpa saringan itu" iyaaaa busa tanpa saringan, memang begitulah anak belajar dari lingkungannya seperti busa tanpa saringan mereka punya kemampuan menyerap dan menyerap tanpa kemampuan untuk menyaring dan menyaring. Apa yang dia serap berdampak untuk perkembangan emosinya juga bukan?

"All couples have disagreements"  tapi bagaimana cara pasangan mengatasi kesalahpahaman dengan tak saling meledak -meledak dan menyalahkan didepan anak harus selalu dicari jalan keluarnya, mungkin salah satu cara dengan mencari ruang untuk diam dan memberi contoh kepada anak, bahwa kesalahpahaman tetap bisa diselesaikan dengan jalan tidak meledak dan tak menyalahkan,tanpa membuat anak menjadi takut apalagi trauma.

Anger is a message to us about what we need. There's always a way to ask for what we need without attacking the other person. It's never appropriate to dump anger on another person, in front of your kids or not.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun