Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama featured

Tentang THR Lebaran untuk Anak

18 Juli 2015   22:05 Diperbarui: 7 Juni 2019   11:53 3116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

THR lebaran untuk anak?

Iya, ini beneran cerita tentang THR lebaran untuk anak yang "wajib" diberikan saat lebaran tiba. Entahlah tak tau sejak kapan tradisi memberi THR lebaran untuk anak dimulai. Yang pasti, di keluarga kami, kewajiban memberikan THR lebaran untuk anak terkadang bisa membuat kami merasa ala nano-nano, dari rasa terharu saat melihat wajah anak anak itu  sumringah bahagia  mendapat hadiah THR yang jumlahnya tak seberapa, sampai tiba tiba  pusing saat mikir, "Waduhhh dengan jumlah anak segitu banyaknya, kira kira berapa duit yang kudu disiapin?"

Tradisi THR lebaran untuk anak di keluarga suami.

Suami saya punya 25 keponakan. Usia mereka antara 24 tahun sampai yang paling kecil 3 bulan. Dari 25 keponakan, 18 orang di antaranya adalah perempuan. Bisa dibayangkan hebohnya rumah maartame saat keluarga kami berkumpul. Seperti hari pertama lebaran kemarin, di mana semua anak anak maartame wajib ngumpul di rumah beliau dari lepas Sholat Idul Fitri sampai tiba malam hari. Pokoknya, semua harus hadir lengkap dengan membawa seluruh anggota keluarga masing masing. Bisa dibayangkan jumlah kami semua akan lebih dari 40 orang. Rameee...

Salah satu kegiatan yang membuat para keponakan "bersemangat" walau tak semua, adalah kegiatan bagi-bagi THR lebaran untuk mereka. Yang membuat kegiatan THR lebaran untuk anak berbeda dengan kegiatan bagi THR lebaran untuk anak di keluarga saya di Indonesia adalah uang THR lebaran untuk anak di rumah Maartame kami masukkan amplop, dan semua amplop dikumpulkan menjadi satu dikeranjang amplop. Lalu petugas yang membagikan amplop ini adalah maartame sendiri. Setiap cucu dan keponakan akan mendapat satu amplop dengan jumlah uang yang sama, jadi adil merata tanpa melihat usia dan jenis kelamin mereka. Lucu juga saat melihat ponakan suami saya yang usianya tak lagi remaja bahkan beberapa dari mereka sudah bekerja, diharuskan menerima THR lebaran juga, karena memang sudah tradisi yang tak boleh mereka tolak.

Uang THR lebaran untuk anak adalah urusan para istri, yang sebelumnya rembukan dan telah didiskusikan mengenai berapa jumlah uang yang akan dimasukkan ke dalam amplop dan kami berikan tahun ini. Setelahnya, kami urunan, mengisi amplop dan memberikan keranjang amplop kepada maartame untuk kemudian beliau bagikan. Jumlah amplop tak sebatas hanya sebanyak jumlah keponakan dan cucu saja, tetapi harus lebih karena tamu yang kebetulan datang ke rumah maartame, ada yang  membawa anak mereka juga. Dan para tamu kecil ini, juga akan mendapatkan THR lebaran mereka.

OKlah, sampai sini cerita tradisi THR lebaran untuk anak dirumah Ibu mertua saya. Sekarang....

Saya juga punya pengalaman sendiri tentang memberikan THR lebaran untuk anak, yang dimulai sejak saya mulai kerja dan  sampai sekarang udah jadi emak emak. Dan saya taulah di luar sana bukan saya ajah yang melakukan tradisi memberikan THR lebaran untuk anak. Makanya timbul pertanyaan: kenapa banyak orang memberikan THR untuk anak tiap lebaran? Apakah segitu pentingnya?

Pertanyaan dan jawabannya dikembalikan ke pribadi masing masing. Buat saya pribadi, tentu saja penting, walau memang memberikan uang untuk anak dan keponakan bukan kegiatan yang dilakukan satu kali dalam setahun, namun memberikan THR lebaran untuk anak dalam bentuk uang walau jumlahnya tak seberapa itu memberikan saya "kebahagiaan" tersendiri. Karena momennya Lebaran.

Dan ada lagi beberapa alasan kenapa saya dan banyak orang memberikan THR lebaran untuk anak:

1. Balas "Jasa"

Keluarga yang itu ngasih uang untuk anakku. Maka aku juga kudu ngasih uang untuk anaknya. Balas membalas deh, kan gak enak kalau gak ngasih juga. Nah yang ini masuk kedalam alasan nomer satu. Bener khan?

2. Gengsi

"Tante, gak apa apa deh, lebaran kali ini gak pulang, asal THR-nya "pulang" yaaaaa..." Ini adalah SMS dari keponakan perempuan saya satu-satunya, anak abang saya yang sudah piatu sejak bayi. Dia memang paling manja. Dan setiap hampir Lebaran, dia selalu menagih jatah THR-nya, walau saya tahu kebanyakan hanya bercanda, tapi ada rasa "tak nyaman" jika saya sampai lupa mengirimkan THR Lebaran buat dia. Kadang rasa "tak nyaman" itu dibarengi rasa gengsi dan malu juga, karena saya tau, mereka (adek, kakak, abang saya) tak pernah lupa memberi THR Lebaran anak tiap tahun.

Atau menghindari komentar, "Paman Ben, ngasih THR lebaran tiap tahun. Tapi Tante Sisi kok tahun ini gak ngasih, masa?"
Ini adalah komentar yang sangat saya hindari. Makanya, demi menjaga gengsi (baca: jaim) hehehehe.., sayapun tak mau melupakan kegiatan beri THR Lebaran untuk keponakan dan anak sekitar rumah Ibu di Medan, jika kebetulan saya berlebaran disana.

Tapi ada yang perlu diingat loh. Demi menjaga gengsi gak perlu juga terlalu "memaksakan". Setuju khan?

3.Tradisi

Kalau dipikir lagi, kegiatan THR Lebaran untuk anak ini, mirip dengan tradisi angpaw-nya ala masyarakat Cina ya? entahlah siapa yang meniru siapa, tak usahlah ini dijadikan masalah. Namanya tradisi apalagi yang membuat bahagia, memang harus selalu dikerjakan bukan? Terlepas siapa yang memulainya.

Nah sekarang satu lagi yang penting dibahas, yaitu:  uang THR Lebaran anak sejatinya adalah milik si anak, jadi berikan kepada anak. Tugas orang tua hanya mengawasi mereka saat menggunakan uang THR Lebaran itu. Jadi gak semena mena digunakan oleh anak untuk beli-beli yang "nyeleneh". Asal jangan serta merta uang THR anak ini "diambil" orang tua sebagai uang "balik modal". Aduhhhh, apa kata si anak jika nanti mereka tau?

Selama ini sih, sejak anak kami menerima THR Lebaran, kami membuka tabungan di bank atas nama anak kami masing masing--di Indonesia anak anak boleh buka tabungan di bank bukan?--- Nah, setiap tahun, beberapa hari selepas Lebaran, saya akan membawa anak anak saya ke bank, untuk menyetorkan uang THR lebaran mereka ditabungan masing masing. Jangan tanya ekspresi bangga mereka saat melihat jumlah saldo di buku tabungan mereka masing masing. It's priceless!

 

Salam kompasiana

==Sisi82==

Foto: DokumentasiKu

cover artikel: etzy.com

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun