Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saat Pindah Warga Negara Menjadi Pilihan

11 Juli 2015   04:39 Diperbarui: 4 April 2017   18:19 11357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pri

Membicarakan topik tentang pindah kewarganegaraan dari warga negara indonesia menjadi warga negara asing, memang sensitif banget. Buktinya artikel dan semua berita yang menyangkut pindah ke warganegaraan bisa dipastikan akan punya banyak readers dan juga banjir komentar. Ada  komentar yang memberikan tanda "dimengerti" tapi tak sikit juga komentar yang jelas jelas memberi tanda  " tak bisa dimengerti " dengan menambahkan bumbu rasa  tak nasionalis didalamnya.

Sebagai orang Indonesia yang beberapa kali "digoda" untuk pindah kewarganegaraan, saya mengerti semua tanggapan itu, dan kali ini saya mencoba sharing dengan memberikan ilustrasi saat pindah kewarganegaraan menjadi pilihan, semua ilustrasi berdasarkan kisah nyata dengan menyamarkan nama sumber, lokasi dan negara tidak saya samarkan. Mohon kebijaksanaan dalam membaca artikel ini, terima kasih.

1. Oslo,Norwegia

Namanya Linda, wanita berdarah Jawa ini menikah dengan pria dari Norwegia, Linda bertemu suami saat masih sama sama kerja di perusahaan asing di Jakarta, sesaat setelah menikah, Linda pindah ke negara suaminya, tak ada masalah berarti dengan warga negara dan warna paspor mereka yang beda setelah beberapa tahun menikah, tak pernah  terpikir  jika Linda akhirnya harus melepas status warga negara Indonesianya.

Semua terjadi setelah kelahiran putra pertama mereka, saat harus membuat "surat wasiat dan hak asuh anak " timbul masalah , status kewarga negaraan Linda, menjadi sandungan buatnya, walau secara hukum Linda adalah ibu dari putranya, tapi Linda tak punya hak yang sama dengan suaminya untuk hak asuh anak kedepannya nanti, dalam arti "jika suatu saat nanti mereka bercerai" hak asuh anak, akan jatuh ketangan suaminya, kenapa? karena si anak tak boleh punya warga negara ganda,Putra mereka berkewarganegaraan Norwegia sama dengan warga negara ayahnya.

Norwegia tak mengijinkan warga negaranya punya 2 atau lebih kewarganegaraan, walaupun Indonesia sendiri mengijinkan  anak hasil pernikahan campur punya dua warga negara, jadi bagaimana? pilihan yang ada Linda memilih melepas status warga negara Indonesianya, bergabung dengan warga negara suami, demi hak asuh anaknya. Walaupun perceraian tak pernah masuk dalam pemikirannya, tapi masa depan tak ada yang bisa mengetahui bukan?

2. Cairns, Australia.

Blogger asal Surabaya ini punya website yang ngetop, saya termasuk fans, dan rajin mencoba resep dari dapur keluarga mereka. Suami dan istri adalah warga negara Indonesia dengan visa permanent resident ( menetap) di Australia, yang membuat keluarga dengan 3 orang anak ini berbeda adalah warna paspor mereka. Yep! ke 3 anak mereka,semuaya  warga negara Australia bukan warga negara Indonesia, kok bisa?  Australia memang memperbolehkan, untuk anak yang lahir di Australia dari pasangan dengan visa menetap untuk menjadi warga negara Australia. Tetapi karena Indonesia tak mengenal warga negara ganda, dan mereka bukan pasangan nikah campur, semua anak mereka tak bisa punya warga negara Indonesia juga.

Apa alasan mereka memberikan warga negara Australia untuk anak mereka? Karena semua anak lahir, besar di Australia, pendidikan mereka dapat di Australia, dan untuk masa depan anak mereka yang mereka pikir akan dihabiskan di Australia-lah yang membuat mereka memilih Australia untuk warga negara anak mereka. Tapi jangan salah, dalam Vblog, dan semua cerita di blog mereka, semua hal tentang Indonesia menjadi keseharian, bahkan si Mbak blogger berkomunikasi dengan bahasa suroboyoan dirumahnya, anak mereka bisa berkomunikasi dengan 3 bahasa, Bahasa Indonesia, Inggris, dan bahasa Jawa Surabaya. Mereka hampir tiap tahun pulang ke Indonesia. Katanya walaupun 3 anak mereka bukan warga negara indonesia, tak lantas menjadikan mereka sebagai orang tua dengan pohon berbeda, lantas lupa menancapkan akar ke anak mereka sendiri.

3. Sydney, Australia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun