Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Hidup di Saudi: Ketika Suamiku Pergi

21 Mei 2015   18:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup merantau ke negri orang memang ngeri ngeri sedap, buat saya yang kerjaanya memang hanya mengikuti suami,ibaratnya sebagai istri  setia .....cieee...suami pergi  ke ujung dunia--kalau ada loh ya - bakalan saya ikutin juga. Begitu juga Saudi, walau pertama agak ngeri ngeri, eh lama lama malah jadi "sedap"

Senang susah hidup di saudi, sudah banyak saya share di Kompasiana, salah satunya ya sekarang ini, saat suami saya pergi. Ini memang bukan pengalaman  pertama saya ditinggal pergi suami karena beliau harus tugas ke luar kota sekitar 10 hari, tapi tetep ajah, acara nangis bombay selalu mengiringi kepergiannya bertugas, yang biasanya dimulai saat saya membantunya packing. Diam diam biasanya saya selipkan di balik lipatan bajunya "kata kata mutiara" dan  kartu buatan anak saya juga foto kami dan anak anak sebagai kejutan buat dia saat membuka luggage nantinya, hehehe

Susahnya jika tak ada suami saat kita di negri orang, apalagi di saudi, repot banget, bagaimana repotnya? ini share saya :

1. Repotnya mengantar -menjemput anak laki laki sekolah

Biasanya dua anak saya  (Yaqub dan Aaroon) selalu diantar jemput Ayah ke sekolah, tapi saat Ayah tak ada, repotnya.Jarak sekolah dari compound sekitar 15-20 menit jalan kaki, memang ada bis sekolah yang berhenti diluar compound tapi kami belum berani mengijinkan 2 anak kami untuk ngebis. Jadilah saya harus mengantar jemput mereka. Mengantar tak masalah, tapi menjemput ini agak repot, karena saat sekolah telah usai, anak yang dijemput Ayah mereka, akan dikumpulkan di satu ruangan, dan Ayah harus "mengambil" anak masing masing, lahhhh saya ini perempuan tulen, tak mungkin masuk ke sekolah khusus putra,  jadi bagaimana?

Suami saya harus telpon pihak sekolah memberitahukan bahwa hari itu, dia berhalangan menjemput 2 anak saya, setelahnya anak saya akan diantar ke depan pintu sekolah. Saya sudah stand by disana, perasaan tak enak banget, mobil dan para ayah lain yang seliweran menatap heran bahkan ada yang berhenti seakan bertanya: " mau apa pula ini perempuan didepan sekolah khusus putra?

[caption id="attachment_366994" align="aligncenter" width="300" caption="depan sekolah khusus putra,dokumentasiKu"][/caption]

[caption id="attachment_366995" align="aligncenter" width="300" caption="nunggu anak pulang sekolah dibawah Pohon, dokumentasiKu"]

14322076141591763542
14322076141591763542
[/caption]

Heyyyy, membuat saya bertanya tanya " apakah saya adalah satu satunya ibu yang menjemput anak laki laki mereka dari sekolah khusus putra di seluruh saudi hari itu?"

2. Urusan shooping kebutuhan sehari hari

Dalam compound untunglah ada satu supermarket yang melayani kebutuhan mendasar selain buah dan sayuran,katanya supermarket ini buka jam 8 pagi, nah hari itu saya keabisan susu dan roti, berjalanlah saya ke sana dan menemukan tokonya tutup, kecewa saya pulang dan balik lagi satu jam kemudian, ehhhh masih tutup, ya ampun sebenarnya jam berapa sih buka tokonya? males akhirnya saya minta tolong tetangga nitip susu dan roti saat dia belanja. Merepotkan tapi terpaksa....

[caption id="attachment_366996" align="aligncenter" width="300" caption="supermarket sebenarnya buka jam berapa? dokumentasiKu"]

14322076503894159
14322076503894159
[/caption]

Ngomongin jam karet kayaknya umum juga di saudi, urusan molor dari jam ditentukan sudah sering saya alami, biasanya saat menghadiri pertemuan orang tua murid dan staff meeting di campus, jam molor ini berlaku juga, disiplin yang kurang ketat, walau tak selalu sih.

3. Urusan Emergency, tekan nomer 9111

Nomer ini mengingatkan saya akan nomer penting di US sana, hanya beda satu nomer. Saya dua kali menghubungi nomer ini, pertama saat smoke alarm menyala gegara masakan saya gosong dengan asap dimana mana, saat itu 2 unit mobil pemadam kebakaran meraung raung dan parkir didepan rumah,ya ampun padahal yang saya hubungin itu nomer emergency bukan pemadam kebakaran, memang saat itu yang nerima telpon bahasanya campur antara bahasa arab dan inggris, kayak lost in translation, asap yang saya bilang ddiartikan kebakaran oleh mereka,

Merepotkan atau saya yang membuat repot, entahlah yang pasti nomer emergency ini memang nomer yang siaga di saudi, dan kapanpun butuh pertolongan mereka langsung siap ke lokasi.

Selain itu, mereka ini beneran terkoneksi dengan pihak terkait deh, soalnya saya pernah juga menghubungi mereka karena keran air meleduk saat suami tak ada, saat itu air beneran udah membanjiri halaman belakang, tetangga sudah berdatangan memcoba menghentikan, tapi gagal, saya hanya tekan 9111 dan setelahnya mobil dan petugas dari perusahaan air dan listrik saudi datang kerumah dan langsung menangani, selain itu 2 unit mobil jaga 9111 dan petugasnya juga datang melaporkan kejadian ke leader mereka kali lewat handy talky, pakai bahasa arab, saya gak gitu ngerti.

Begitulah, memang repot yaaa...kalau suami tak ada saat kita di negri orang, untungnya saya punya tetangga yang merasa senasib sama sama perantau dan saling membantu. Ditambah karena saya tinggal di compound yang penjagaan ketat, membuat rasa kawatir akibat tindakan krimimal tak begitu suami saya rasakan saat dia harus pergi bertugas.

Kalau di Medan atau Sydney, urusan mengantar jemput anak sekolah, atau shooping tak begitu merepotkan ya, tinggal setop bentor, atau nyetir beetle biru saya, semua urusan lancar jaya,selain itu ada keluarga yang siap membantu. Tapi di Saudi, saat suami tak ada, bisa lain cerita ,walau sekarang sudah mulai terbiasa.

==Sisi82==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun