Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Haji Non Kuota: Pengalaman Saya

4 September 2014   07:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:39 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca artikel rumah kayu di sini : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/09/02/program-haji-plus-plus-bisa-berangkat-haji-tanpa-mengantri--676900.html, membuat saya ingin berbagi pengalaman dengan program haji non kuota ini. Saya bagi ceritanya menjadi dua bagian cerita :

Pengurusan Visa dan Keberangkatan.

hajj.fr

Tahun 2013 kemarin ayah saya allhamdulillah bisa berangkat haji, sebelumnya suami saya telah diberitahu, bahwa ayah saya adalah salah satu jamaah dari Indonesia yang bisa berangkat melalui haji non kuota ini, dan telah dikonfirmasi bahwa visa haji untuk ayah saya telah selesai dan bisa langsung diurus di kedutaan Arab Saudi di Jakarta.

Kami tidak mengurus pembuatan visa haji non kuota di agen manapun di Indonesia dan di Arab Saudi, visa haji murni kami dapatkan atas “undangan kerajaan”, sebelumnya data lengkap ayah saya diminta dan saat visa haji sudah confirm, pihak kedutaan sendiri yang langsung memberi tahu ayah saya lewat telepon bahwa visa haji ayah saya bisa langsung diurus sendiri di kedutaan arab Saudi di Jakarta, visa tidak bisa diwakilkan untuk diurus oleh travel agen manapun.

Datanglah ayah saya ke kedutaan arab Saudi di Jakarta dengan membawa persaratan yang telah ditentukan yaitu :

1.Pasport asli

2.Kartu kuning tanda sudah vaksin meningitis

3.Tiket ( itenary) Pulang Pergi

4.Dan membayar uang bond ( uang jaminan) sebesar sekitar 6 juta rupiah yang hanya bisa dibayarkan di bank BNI Jakarta, uang bond ini akan dikembalikan setelah ayah saya kembali lagi ke Indonesia.

Dan begitulah, kami urus dan lengkapi semua persyaratan, semua kami urus sendiri dan langsung ditangani oleh salah satu staff kedutaan. Dan setelah menunggu sekitar satu minggu ( 5 hari kerja ) visa haji ayah saya akhirnya selesai tidak ada perbedaan visa haji non kuota dan visa haji kuota, visa yang tertempel di passport ayah terbaca “hajj visa “ ,kami lega sekali dan berpikir ayah saya akhirnya bisa berangkat, tetapi ternyata masalah belum selesai .

Hari H keberangkatan ayah saya ditolak berangkat dengan alasan salah tiket, saat check -in petugas kaget setelah tahu bahwa ayah saya berangkat ke Saudi dengan visa haji tetapi tiketnya regular biasa, ayah saya diminta mengganti tiket yang biayanya ternyata lebih malah dari tiket regular, sebelumnya kami memang melakukan booking tiket di Saudi dan tidak mengetahui adanya pemisahan tiket ini, ayah saya gagal berangkat hari itu. Kami tidak bisa menukar tiket karena keterbatasan waktu dan pesawat itu adalah pesawat terakhir dari Indonesia yang berangkat ke Saudi,dan tiketpun terpaksa kami uangkan kembali. Saat itu tanggal penutupan gerbang kedatangan jamaah haji di Jeddah dan Madinah sudah akan ditutup, kami hanya punya waktu 4 hari untuk mendapatkan tiket baru.

Kami cek ke travel agen untuk mendapatkan tiket ke Saudi, dan akhirnya ada, pilihannya antara berangkat melalui Singapura atau Kuala lumpur, kami memilih Kuala lumpur tetapi saat itu sebelum membeli tiket, petugas agen memberikan gambaran ayah saya mungkin bisa tertahan di imigrasi Indonesia karena berangkat haji sendiri tidak berombongan, akhirnya disarankan oleh petugas agen untuk meminta surat keterangan dari pihak kedutaan arab Saudi bahwa visa haji ayah saya adalah benar dan ayah saya memang diundang untuk berhaji, surat itu tidak kami buat dan tiket tetap kami beli, alasan kami tidak membuat surat itu adalah : visa haji sudah tertempel dipasport ayah saya,tidak mungkin petugas imigrasi akan menahan keberangkatan ayah saya. Dan saat kami hubungi staff kedutaan yang mengurus visa haji ayah saya, beliau bilang kami tidak butuh surat keterangan apapun karena “the visa is there, its on his passport”

Pada hari keberangkatan saat itu 2 hari sebelum tanggal penutupan gerbang kedatangan jamaah haji di Jeddah dan Madinah, waktu check in ayah saya tidak memiliki masalah ,memang oleh petugas check in ayah saya ditanya siapa yang akan bertanggung jawab untuk ayah saya di arab Saudi nanti, kami sudah memberikan data lengkap suami saya,yang kami tunjukkan kepada petugas tersebut, dia tidak berkata apapun dan akhirnya ayah saya berangkat, proses check in mudah dan ayah saya juga tidak ditahan pihak imigrasi, ayah berangkat ke Saudi untuk berhaji dengan visa haji non kuota melalui kuala lumpur.

Bersambung…

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun