Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Poligami Part 2: Bekas Luka----Proses penerbitan

1 Desember 2014   19:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:20 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ting....

Suara notif ponsel menyadarkan saya dari lamunan, saya cek pesan yang masuk, ternyata pesan dari Sister Zeina, pesan gambar dirinya dan putra tercinta satu satunya, Hanif, dalam gambar  selfie hitam putih itu,Sister Zeina dan Hanif menampilkan ekspresi lucu yang mau tak mau membuat saya tersenyum, secepatnya saya reply pesan gambar itu dengan menampilkan emoticon : like

Sister Zeina, wanita asal Doha, saya pertama kali bertemu dengannya saat masih  sama sama "nguli" di UTS, Sydney, Dia adalah wanita cerdas yang kadang terlihat rapuh,mudah sekali terharu dan menangis, dua sifatnya yang sebelas duabelas dengan sifat saya, walau begitu ekspresi ceria dan tawanya yang khas, selalu menemani hari hari "nguli " kami, waktu 4 tahun bersama, cukup membuat saya, Sister Zeina, dan 2 rekan yang lain di group belajar kami  dekat dan masih berhubungan sampai sekarang.

Sister Zeina,

Dia terpaksa harus meninggalkan suami-nya saat mereka belum lagi setahun menikah, Sister Zeina menerima beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di Sydney, keputusannya untuk pergi adalah berkat dorongan suaminya,walaupun konsekuensinya mereka berdua harus terpisah dan hanya bisa sesekali bertemu saat suami mengunjunginya di Sydney atau saat Sister Zeina pulang ke Doha,kehidupan perkuliahannya normal normal saja bahkan di saat kehamilannya dia tidak mengambil cuti, kehamilannya malah membuatnya terlihat paling bersemangat menyelesaikan semua tugas kuliah, semangatnya memang luar biasa, dan memang dari kami ber 4 di group, Sister Zeina yang pertama menyelesaikan kuliahnya,saat graduation day, saya bertemu suaminya yang saat itu terlihat menggendong Baby Hanif. Saat itu Mereka terlihat begitu bahagia.

Setelah kepulangannya ke Doha, komunikasi kami sempat terputus, tapi ini tidak lama, sampai saya mendengar kabar dari rekan  group belajar kami, yang bilang bahwa Sister Zeina bercerai, kaget? tentu saja, dan reaksi normal saya adalah pertanyaan tidak sopan " why" dan jawaban yang saya dapat adalah : her husband remarry dan istri keduanya  adalah his cousin.

Mengalir cerita bahwa sejak kepergiannya ke Sydney, suami ( well sekarang ex- suami) Sister Zeina menikah lagi dengan sepupunya, dan pernikahan ini diluar pengetahuan Sister Zeina dan keluarganya,bahkan saat dia pulang di masa liburan atau saat suaminya mengunjunginya di Sydney tak terlihat tanda tanda atau kejanggalan bahwa sang suami ternyata sudah menikah lagi, ini sempat membuat saya heran dan bertanya tanya " kok bisa" tapi sudahlah pertanyaan ini tidak penting dan bukan urusan saya, yang penting adalah segera saya hubungi Sister Zeina, menanyakan kabarnya dan memastikan bahwa dia baik baik saja.

Saya masih ingat jelas, Dia menangis, saat saya dan rekan lain di group menghubunginya, tapi...

Tidak ada cerita tentang perceraian yang mampu Sister Zeina ceritakan, dia hanya bilang " its done, its over" dan diakhiri kalimat syukur, dan kami juga tidak berani menanyakannya saat itu, melihatnya baik baik saja, itu sudah cukup buat kami semua, dan Sister Zeina hanya bilang " please make duaa for me and for my son Hanif, that Allah keep us strong and grows my patient"

Sekarang sudah  lama kejadian itu, dan Sister Zeina tidak pernah menikah lagi, kesibukannya sebagai staff IT di salah satu perusahaan besar di Doha, membuat saya berpikir mungkin ini sebab dia belum menikah lagi, tetapi ternyata saya salah, kadang disela obrolan kami, saya sempat juga menggoda dengan kalimat " Hey...I know a Bro that wants to get marry" tapi belum lagi selesai saya menggodanya, Sister Zeina dengan cepat bilang  kalau dia tidak tertarik, saya pernah bertanya kenapa dan jawabannya membuat saya terdiam dan tutup mulut, Sister Zeina bilang : " Sisi, the wound that happened in the past leave me with a big scar, walau luka itu sudah sembuh, tapi bekasnya masih menimbulkan nyeri"

Sister Zeina memaafkan mantan suaminya, yang bersikeras bahwa apa yang Dia--mantan suaminya--- lakukan tidak salah dimata agama, dan juga dimata kehidupan sosial di Doha---menikah lagi diam diam tanpa sepengetahuan istri---- Sister Zeina dan mantan suami masih berhubungan baik demi Hanif, putra yang sekarang ada dibawah asuhan Sister Zeina.

Memaafkan, memang indah, walau kadang tidak mudah, dan omong omong tentang memaafkan saya teringat Surah An-Noor ayat 22 :" ------------dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"

Bersambung

Poligami Part 3 : Saya dan Poligami----Never Say Never



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun