Mohon tunggu...
Mariam Umm
Mariam Umm Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu 4 anak

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Melahirkan Cesar Versi Saya dan Ashanty

17 Desember 2014   20:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:06 11180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_383425" align="aligncenter" width="612" caption="Anang Hermansyah dan Ashanty berpose setelah putri mereka Arsy Andara Musicia Nur Hermansyah (Tribunnews.com)"][/caption]

Heboh, live show melahirkan Ashanty yang disiarkan secara langsung dan bisa di liat oleh semua orang di seluruh dunia ( bagi yang berminat melihat) membuat saya geleng geleng kepala. Tapi itu memang hak merekalah, apa dan bagaimana motif dibaliknya biarkan menjadi rahasia pribadi -private- mereka sementara "lainnya" yang sudah dibagi bagi silahkan dinikmati ajah.

Walau jujur saya termasuk yang miris dengan live show kayak itu, dan nonton juga sepotong sepotong, tapi sempet terbawa momen haru, yaitu saat Anang menggendong baby-nya dan meng-adzankan, gak terasa mata ikutan brebes mili, selamat ya buat mereka berdua.

Sekarang saya mau bagi pengalaman saya melahirkan Cesar, yang agak beda dengan versi Cesar-nya Ashanty, perbedaaannya adalah standart prosedure sebelum operasi dan post operasi, saya memang bukan artis jadi gak bakalan ada ribuan kamera yang meliput proses lahiran sesar anak ke 4 kami,tapi melihat bebasnya kru kamera keluar masuk ruangan di rumah sakit itu, membuat saya bertanya tanya : Kok bisa?

Ok, gak usah panjang panjang ini versi saya :

1. Saya mendapat jadwal operasi cesar seminggu sebelumya usia kandungan saya saat itu 34 minggu --harus lahir 34 minggu karena kondisi kesehatan- Ashanty juga harus lahiran Cesar karena kondisi kesehatan, perbedaanya kondisi kesehatan saya tidak mengharuskan saya harus meminum 30 butir pil sehari ( versi silet) dan blood cloth yang Ashanty alami mengharuskan dia meminum semua pil itu, wah ..banyak sekali.

2. Sesat setelah saya mendapat jadwal operasi, saya harus mengurus administrasi-nya, menandatangini consent form, di form itu ada tulisan kalau saya hanya bisa ditemani satu orang saja dari pihak keluarga,saya menuliskan nama suami, dan kemudian menjalani prosedure standart pemeriksaan tinggi badan,berat badan,tekanan darah, semua ini untuk diberikan ke dokter anastesi.Bertemu dengan dokter anastesi, dijelaskan pilihan  anastesi ada dua yang bius total atau bius setengah badan (epidural) dan dijelaskan juga kelebihan dan kekurangan masing masing dari jenis  anastesi tersebut.--Untuk Ashanty prosedur yang ini sepertinya tidak masuk dalam part di live show-nya.--

3. Sehari sebelum hari -H,saya harus kembali ke rumah sakit untuk mengambil sabun khusus yang harus saya gunakan besoknya untuk mandi, sabun khusus ini anti kuman, oh ya saya juga diberi selembar kertas informasi yang bertuliskan saya harus puasa dari jam 9 malam, harus melepas semua perhiasan, dan tidak boleh memakai make up setelah mandi dengan sabun khusus---Versi Ashanty gimana? saya gak tahu juga di live show-nya dia terlihat pakai make up dan malah selfie selfie bow!

4. Hari -H, saya diharuskan datang jam 9 pagi, operasi sekitar jam 1 siang, saya langsung dibawa ke ward untuk menunggu giliran operasi, saat itu saya diharuskan mengganti pakaian, saya hanya ditemani suami karena dialah orang tertulis di consent form untuk menemani saya, di ward saya diperiksa suhu badan,tekanan darah,dan diliat liat apakah ada pembengkakkan sekitar kaki------Versi Ashanty, wow,,semua keluarga boleh nememin,dengan kru kamera bertebaran disekelilingnya, malah ada acara sungkeman pula dan tentu saja selfie (tiada momen tanpa selfie)----mana prosedur standar sebelum masuk waiting room untuk operasi? gak ada ditayangin.

5. Masuk ruang tunggu untuk di operasi, saya masih ditemani suami, tapi sesaat sebelum masuk operation room suami saya diminta mengganti pakaian dengan gaun rumah sakit khusus operasi yang warna hijau itu,harus memakai penutup kepala, sesudahnya suami saya baru boleh masuk operating room, saya-nya sudah dibawa ke operating room duluan, di sana saya di USG untuk ngecek bayi,bayi di cek juga detak jantungnya,lalu saya dipasang segala kabel didada  untuk mengecek detak jantung,dipasang jarum suntik untuk infus dan anastesi,dipasang alat pemijat di kedua kaki untuk menghindari blood cloth,dipasang  selang untuk oksigen---versi Ashanty gimana? silahkan bandingkan sendiri--yang pasti saya tidak bisa bergerak bebas karena dua tangan tidak diletakkan di samping sejajar badan, tapi harus keduanya harus direntangkan, kain hijau direntangkan dari mulai sebatas dada jadi saya tidak bisa melihat,suami saya duduk disamping kanan, sementara dokter anastesi duduk disamping kiri, suster dan OBgyn semua lengkap saya lupa jumlahnya, tapi yang pasti tidak ada kru kamera dan kameranya disekitar sana, hanya yang berkepentingan saja karena ini ruang steril.

6. I dont know what happend? saya cuma dengar suara seperti gas, gerakan dokter, dan gak lama, saya dengar tangis bayi,dokter membawa menunjukkan bayi saya dengan bilang " its a boy,congratulation" dan kemudian ciuman dikening dari suami saya yang bilang :" Allahmdulillah, Hun,He is georgous" udah nangislah, terharulah,bahagialah, momen sakral yang hanya ingin kami nikmati berdua (saya dan suami) karena saat kelahiran bayi adalah saat We re-new the bond, gak mau dibagi bagi kesiapapun. Its priceless that money cant buy.----Bagaimana versi Ashanty? bagi bagi kebahagiaan katanya---Ok deh..ngerti kok.

7. Bayi saya di bawa suster, diperiksa semuanya, di cek APGAR skor-nya, pokoknya semua, karena saya lahir sesar suami saya tidak diberi ijin untuk memotong umblical cord-nya, setelah baby selesai di cek,langsung dibawa keruang perawatan, suami saya diminta untuk mengikuti suster itu, di sana nanti suami saya menjadi saksi apa yang suster dan dokter lakukan ke bayi saya, cek semua-nya, pemberian gelang  nama di kaki dan tangan bayi, pemberian imunisasi Vit K untuk bayi yang berguna untuk menghindari pendarahan,pokoknya semua prosedur standar periksa bayi baru lahir, baru setelahnya bayi saya di letakkan di box bayi untuk kemudian dibawa keruang perawatan, di ruang perawatan itu sudah ada anggota keluarga yang menunggu,keluarga saya baru bisa masuk maternity ward setelah saya melahirkan, tetapi saat saya belum lahiran mereka harus nunggu diluar. Suami saya baru bisa melakukan adzan dan tahnik setelah bayi di bawa ke maternity ward.---Versi Ashanty semua keluarganya sudah ada di ruang rawatan sebelum dia dioperasi makanya ada acara sungkeman, bayinya di azanin dengan liputan kamera dan banyak yang mencoba mendekati dan Anang tidak memakai baju khusus warna hijau itu, saya yang silap liat atau gimana? yang pasti banyak-nya orang apalagi mencoba menyentuh bayi agak berbahaya karena bayi masih rentan dengan kuman, sudah bersihkah mereka? kamera kamera itu apakah steril? ini perlu dipertanyakan

8. Saya dibawa ke recovering room, gak tau juga berapa lama saya disana, yang pasti ini sungguh menyiksa, post operation saya menggigil kedinginan akibat perubahan tekanan darah, saya juga muntah muntah karena efek samping anastesi, selama itu suhu badan,tekanan darah, kadar oksigen saya terus dipantau, saat itu saya tidak bisa diajak bicara, ngantuk,lelah,sedih dan marah karena saya tidak bisa langsung memeluk bayi saya (kalau yang normal kan begitu bayi lahir langsung diletakkan di dada si ibu--sensasinya beda)---bagaimana versi Ashanty?---saya gak liat yang ini diliput

9. Setelah kadar oksigen dalam darah saya normal, dan saya gak muntah lagi, saya baru dipindahlan ke maternity ward, dimana disana suami,anak dan seluruh keluarga saya sudah menunggu, itupun saya belum bisa langsung meluk bayi saya, masih cape tau, iya lahiran sesar juga cape, selama itupun suster masih setia menemani mencek suhu badan, tekanan darah, setiap 30 menit sekali, dan malah sesekali suster protes "yang tidak berkepentingan diruangan ini silahkan keluar, sudah liat bayi-nya khan,jadi mohon yang tidak berkepentingan silahkan keluar,pasien butuh istirahat, dan selama itu kami(dokter dan suster) yang akan merawat mereka (saya dan bayi)" dan ini serius karena setelahnya keluarga saya memang meninggalkan ruang rawat, saya butuh istirahat, butuh tenang, dan gak mau diganggu apapun, ---versi Ashanty selain tidak adanya petugas rumah sakit yang tegas mengusir, saya melihat wajah lelah Ashanty dengan bebasnya bisa kita nikmati melalui live show-nya malah bisa sedikit wawancara, hebat"

Melahirkan memang indah, momen sakral yang gak akan bisa terlupa seumur hidup,kalaulah live show Ashanty dengan maksud mendidik katanya, dibagian manakah mendidiknya,pakah dokter atau suster disana terlihat menjelaskan prosedur standar pre atau post CS?  saya gak liat, ya udahlah semoga saja setelah ini gak ada lagi acara ra-nggenah- di TV kita,well ada nggenah -nya sih cuma cara peliputannya beda.

salam kompasiana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun