7. Bayi saya di bawa suster, diperiksa semuanya, di cek APGAR skor-nya, pokoknya semua, karena saya lahir sesar suami saya tidak diberi ijin untuk memotong umblical cord-nya, setelah baby selesai di cek,langsung dibawa keruang perawatan, suami saya diminta untuk mengikuti suster itu, di sana nanti suami saya menjadi saksi apa yang suster dan dokter lakukan ke bayi saya, cek semua-nya, pemberian gelang nama di kaki dan tangan bayi, pemberian imunisasi Vit K untuk bayi yang berguna untuk menghindari pendarahan,pokoknya semua prosedur standar periksa bayi baru lahir, baru setelahnya bayi saya di letakkan di box bayi untuk kemudian dibawa keruang perawatan, di ruang perawatan itu sudah ada anggota keluarga yang menunggu,keluarga saya baru bisa masuk maternity ward setelah saya melahirkan, tetapi saat saya belum lahiran mereka harus nunggu diluar. Suami saya baru bisa melakukan adzan dan tahnik setelah bayi di bawa ke maternity ward.---Versi Ashanty semua keluarganya sudah ada di ruang rawatan sebelum dia dioperasi makanya ada acara sungkeman, bayinya di azanin dengan liputan kamera dan banyak yang mencoba mendekati dan Anang tidak memakai baju khusus warna hijau itu, saya yang silap liat atau gimana? yang pasti banyak-nya orang apalagi mencoba menyentuh bayi agak berbahaya karena bayi masih rentan dengan kuman, sudah bersihkah mereka? kamera kamera itu apakah steril? ini perlu dipertanyakan
8. Saya dibawa ke recovering room, gak tau juga berapa lama saya disana, yang pasti ini sungguh menyiksa, post operation saya menggigil kedinginan akibat perubahan tekanan darah, saya juga muntah muntah karena efek samping anastesi, selama itu suhu badan,tekanan darah, kadar oksigen saya terus dipantau, saat itu saya tidak bisa diajak bicara, ngantuk,lelah,sedih dan marah karena saya tidak bisa langsung memeluk bayi saya (kalau yang normal kan begitu bayi lahir langsung diletakkan di dada si ibu--sensasinya beda)---bagaimana versi Ashanty?---saya gak liat yang ini diliput
9. Setelah kadar oksigen dalam darah saya normal, dan saya gak muntah lagi, saya baru dipindahlan ke maternity ward, dimana disana suami,anak dan seluruh keluarga saya sudah menunggu, itupun saya belum bisa langsung meluk bayi saya, masih cape tau, iya lahiran sesar juga cape, selama itupun suster masih setia menemani mencek suhu badan, tekanan darah, setiap 30 menit sekali, dan malah sesekali suster protes "yang tidak berkepentingan diruangan ini silahkan keluar, sudah liat bayi-nya khan,jadi mohon yang tidak berkepentingan silahkan keluar,pasien butuh istirahat, dan selama itu kami(dokter dan suster) yang akan merawat mereka (saya dan bayi)" dan ini serius karena setelahnya keluarga saya memang meninggalkan ruang rawat, saya butuh istirahat, butuh tenang, dan gak mau diganggu apapun, ---versi Ashanty selain tidak adanya petugas rumah sakit yang tegas mengusir, saya melihat wajah lelah Ashanty dengan bebasnya bisa kita nikmati melalui live show-nya malah bisa sedikit wawancara, hebat"
Melahirkan memang indah, momen sakral yang gak akan bisa terlupa seumur hidup,kalaulah live show Ashanty dengan maksud mendidik katanya, dibagian manakah mendidiknya,pakah dokter atau suster disana terlihat menjelaskan prosedur standar pre atau post CS? saya gak liat, ya udahlah semoga saja setelah ini gak ada lagi acara ra-nggenah- di TV kita,well ada nggenah -nya sih cuma cara peliputannya beda.
salam kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI