Mohon tunggu...
Muchammad Saifuddin
Muchammad Saifuddin Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Peminat bidang manajemen. Suka berbisnis, mengajar, meneliti dan menulis. Menempuh studi doktoral di UNAIR kontak email : saifuddin@uinsby.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Bisnis Abdurrahman bin Auf: Sahabat Rosul Bertangan Emas

17 November 2022   07:00 Diperbarui: 17 November 2022   07:08 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah pasar dibuka, berikutnya adalah mengundang para pedagang untuk mau berdagang disitu. Strategi bisnis strategi binsis Abdurrahman Bin Auf yang diterapkan  adalah bagi hasil yang adil dengan cara BAYAR setelah UNTUNG. Strategi ini tentu saja menarik minat para pedagang. Maka berbondong bondonglah para pedagang untuk membuka lapaknya di pasar yang baru dibuka ini. Dalam waktu singkat pasar telah ramai dengan pedagang.

Sistem tersebut sangat membantu para pedagang untuk menurunkan beban biaya sewa kios dan menurunkan harga jual dagangan mereka yang akhirnya berimbas kepada semakin lakunya barang dagangan mereka jika dibandingkan dengan pasar yahudi. Secara umum, keuntungan para pedagangan di pasar muslim meningkat.

3. Memberikan Bonus dengan menambah takaran

Setelah beberapa lama pasar berjalan, para pedagang muslim menyampaikan keluhan dan permasalahan mereka yaitu :

Para pedagang Yahudi dapat untung lebih besar dibandingkan mereka, karena pedagang  Yahudi sudah biasa mengurangi  takaran pada barang dagangan mereka.  Misalnya jika membeli  1 kilogram gandum dipasar Yahudi nyatanya hanya mendapat 900 gram, sementara para pedagang muslim 1 Kilogram tetap 1 Kilogram . Namun apakah jawaban Rasul ?

“Lebih kan takaran” sabda Rasul . Artinya apa, bukannya mendapatkan pemaafan untuk turut curang seperti Yahudi, pedagang muslim malah diperintahkan melebihkan ! . Jadi jika tadinya 1 kilogram diberi 1 kilogram sekarang mesti dilebihkan entah itu 1 genggam sesuai keilkhlasan. Apa implikasinya, penduduk Madinah menjadi heboh. Belanja di pasar yahudi dapatnya ringan, sedangkan belanja di pasar orang islam berat.

4. Selalu belajar

Khalifah ‘Umar bin Khatâb Radhiyallahu anhu pernah memperingatkan, “Orang yang belum belajar agama, sekali-kali jangan berdagang di pasar-pasar kami”.

Sahabat ‘Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu anhu pernah berkata, “Pedagang jika tidak faqih (paham fiqih terutama fiqih ekonomi) maka akan terjerumus dalam riba, kemudian terjerumus dan terjerumus (terus)”.

5. Tidak Berhutang

Dalam berbisnis selalu membutuhkan modal, jangan langsung berpikir untuk mencari utang, tetapi kita mencoba untuk mencari partner yang mau memberi investasi pada bisnis yang akan kita kelola. Partner usaha akan membantu kita menambah modal usaha tanpa perlu berutang dan dapat menanggung risiko usaha bersama-sama.Yang harus dipahami ketika memiliki seorang partner usaha adalahmaka hasil yang didapatkan harus dibagi sesuai dengan besaran modal yang dimiliki. Hal ini adalah salah satu strategi bisnis Abdurrahman bin Auf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun