Dear , adik adik mahasiswa , Bersyukurlah bagi adik adik yang sudah bekerja sambil kuliah, karena mencari pekerjaan pada saat ini bukanlah hal yang mudah, bagi yang belum bekerja , persiapkan diri dan mental ya, semoga segera mendapatkan jodoh, eh salah, pekerjaan.. !!
Baik adik adik mahasiswa/i , disini penulis akan mencoba memberikan tips bagaimana mengelola keuangan pribadi, biar gak minus melulu, gaji yang didapat cuma numpang lewat doank di rekening , abis itu ngilang, betul apa betul....., hehehe,
Baik mari kita mulai,
Perencanaan Keuangan merupakan bagian yang sangat penting. Sebab bagaimana mau berinvestasi jika gaji yang didapat dihabiskan semua. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi, yang pertama kali harus dilakukan seharusnya adalah bagaimana mengelola keuangan, tepatnya mengelola pendapatan kita dengan baik.
Pada prinsipnya, yang namanya pendapatan harus dihabiskan. Hanya saja cara untuk menghabiskannya harus tepat. Jika tidak, jangankan untuk berinvestasi, untuk kebutuhan sehari-hari saja mungkin kita harus terpaksa berutang untuk memenuhinya. Cara untuk menghabiskan pendapatan yang baik adalah menggunakan prinsip 10 -- 20 -- 30 -40. Seperti apa prinsip ini?
CARA CERDAS MENGELOLA KEUANGAN BAGI MAHASISWA
A. 10% -- Untuk Kebaikan (Sedekah)
Misalkan anda baru bekerja dan mendapatkan gaji sebesar UMR Surabaya yaitu Rp 3.8 juta. Dari uang makan, uang transport dan komisi katakanlah anda bisa mengantongi Rp 4 juta per bulan. Maka angka 10 dari Prinsip 10 -- 20 -- 30 -- 40 ini adalah 10% dari pendapatan Rp 4 juta tersebut yaitu Rp 400.000 untuk hal yang sifatnya kebaikan.
Apa saja kategori yang bisa disebut Kebaikan ? Mulai dari sumbangan yang diberikan setiap minggu ketika anda mengunjungi Mesjid, Wihara, Gereja, Pura, ataupun tempat Ibadah lainnya. Kemudian uang yang diberikan untuk Badan Amal yang legal, pengelola panti jompo, panti asuhan dan panti lainnya yang membantu orang yang membutuhkan.
Jangan dilupakan juga dengan Orang Tua. Sebagai pihak yang telah melahirkan dan membesarkan kita, orang tua adalah tempat untuk menanamkan kebaikan yang tiada taranya. Jadi dengan memberikan sebagian pendapatan kita kepada orang tua juga merupakan salah satu bentuk kebaikan. Jika orang tua sudah tiada, bisa ke adik, keponakan atau keluarga kita yang membutuhkan. Pemberian juga harus bijaksana juga tentunya.
Kombinasi dari seluruh hal di atas tentu tidak sedikit, tapi usahakanlah agar setidaknya 10% dari pendapatan kita bisa disisihkan untuk hal yang sifatnya kebaikan.
B. 20% -- Untuk Dana Darurat, Asuransi Dan Investasi
Untuk anda dana darurat 3 -- 6 kali total pengeluaran perbulan. Missal pengeluaran anda tiap bulan adalah 3 juta maka anda harus memiliki danan darurat 9 juta -- 18 juta. Dana darurat bisa disimpan pada instrumen yang aman dan mudah dicairkan seperti tabungan, deposito, reksa dana pasar uang dan emas. Namun setidaknya sebagian kecil dari dana darurat tersebut sebaiknya ditempatkan di tabungan yang mudah dicairkan.
Selanjutnya adalah memiliki asuransi jiwa dengan uang pertanggungan paling tidak 10 -- 15 tahun pengeluaran. Baru setelah itu melakukan asuransi. Untuk asuransi kesehatan dan penyakit kritis sebaiknya punya namun jika kalau tidak ada bisa menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Tapi jika anda ingin memiliki pelayanan asuransi dari rumah sakit swasta, maka asuransi komersial bisa menjadi pertimbangan. Cara yang lebih efisien untuk menjaga risiko tersebut adalah dengan hidup sehat, pikiran positif, selalu bahagia dan rajin berolah raga.
Baru setelah dana darurat dan asuransi dimiliki sisanya baru kita melakukan investasi. Investasi juga bisa dibagi menjadi 2 macam. Jika kita masih baru berkarir, maka investasinya difokuskan pada pengembangan diri. Jangan ragu untuk ikut seminar, kursus, pelatihan atau membaca buku yang bisa meningkatkan kemampuan kita. Sebab dengan demikian, kita bisa mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari pemberi kerja ataupun memiliki usaha yang sukses. ANDA KULIAH DI POLITEKNIK NSC SURABAYA ITU TERMASUK INVESTASI, ANDA AKAN MERASAKANNYA KELAK SETELAH ANDA LULUS KULIAH
C. 30% -- Untuk Cicilan Produktif
Sepanjang hutang yang kita miliki adalah untuk pembelian aset yang sifatnya produktif dan menunjang pekerjaan dan besarnya cicilan per bulan tidak melebihi 30% dari penghasilan masih bisa dikatakan wajar. Menurut saya, sewa kos kosan atau rumah juga bisa dimasukkan dalam kategori ini. Jangan memiliki cicilan lebih dari 30% , karena anda memiliki resiko, dan ini menandakan keuangan anda tidak sehat
Risiko yang paling besar adalah bagaimana jika tiba2 anda kehilangan pekerjaan karena kondisi perusahaan sedang kurang baik? Ingat karena krisis harga minyak, pekerjaan yang dulunya mapan di bidang perminyakan juga tidak selamat dari PHK. Bahkan untuk perusahaan besar yang tidak bergerak di bidang minyak juga bisa terpengaruh perkembangan teknologi. Ingat bagaimana teknologi CD dan DVD membuat perusahaan kaset tutup dan perkembangan internet membuat perusahaan penjual DVD tutup? Siklus seperti ini masih akan terus ada.
Cara yang aman adalah menjaga cicilan tidak lebih dari 30% penghasilan dan memiliki dana darurat untuk menghindari risiko tersebut.
D. 40% -- Untuk Kebutuhan Hidup
Untuk kebutuhan sehari-hari mulai dari biaya makan minum, air dan listrik, tranportasi, rekreasi, dan lain-lain usahakan sebesar 40% dari penghasilan. Jika UMR Surabaya adalah Rp 3,8 juta pulus bonus menjadi 4 juta dan anda tidak memiliki penghasilan tambahan sama sekali, maka kira-kira 40% x Rp 4 juta = Rp 1.6 juta dihabiskan untuk kebutuhan hidup. Cukup atau tidak? Itu pertanyaan yang sangat relatif. Kalau dibilang tidak cukup, buktinya masih terdapat penduduk Surabaya yang mendapat penghasilan sekian dan masih bertahan hidup.
Kalau dibilang kurang, ya untuk Surabaya penghasilan sebesar apapun bisa tidak cukup. Sebagai contoh, jika anda senang makan di Mal di kawasan TP atau Galaxi Mall, sekali makan setidaknya Rp 200 -- 300rb per orang dan itu minimal. Kecuali anda makan di kantin karyawan, mungkin Rp 15-20 rb masih bisa dapat. Kalau setiap hari makan di mal tersebut, maka Rp 10 juta per bulanpun saya yakin masih kurang.
Ada banyak cara untuk mensiasati hal ini, mulai dari memasak dan makan ramai2 di kos2an, makan dengan menu vegetarian, naik kendaraan umum, atau jangan sering-sering jalan-jalan.
Bagaimana jika angka di atas tidak bisa diterapkan karena kurang?
Sekali lagi, yang namanya angka selalu relatif. Namun jika menurut anda angka tersebut kurang menurut saya yang bisa dilakukan antara lain
Menurunkan gaya hidup -- karena tuntutan untuk "bergaya" dalam hidup, terkadang sebagian orang menghabiskan uang lebih banyak dari kemampuannya. Dengan menurunkan gaya hidup seperti menggunakan HP yang lebih murah, tidak makan di restoran, tidak sering jalan-jalan ke mal dan lainnya biaya kebutuhan hidup bisa dikurangi.
Membedakan Keinginan dengan Kebutuhan -- karena tidak bisa membedakan antara Keinginan yang tidak ada juga tidak apa2 dengan Kebutuhan yang kalau tidak ada kita tidak bisa bekerja atau bahkan mati, banyak penghasilan yang dihabiskan untuk memenuhi keinginan. Yang namanya keinginan itu tidak terbatas, dengan belajar mengendalikan keinginan secara tidak langsung juga membantu kita menghemat pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu.
Meningkatkan Penghasilan -- kalau semuanya sudah dilakukan dan masih tidak cukup, berarti ini tanda bagi anda untuk meningkatkan penghasilan. Silakan bekerja lebih keras, lebih giat dan lebih smart untuk bisa mendapatkan kenaikan penghasilan
Author : M. Saifuddin., S.Pd., M.SM.
Artikel ini sudah pernah tayang di laman nscpolteksby.ac.id
dosen prodi manajamen, FEBI, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Sumber :
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management, salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Penulis buku investasi dengan judul "Sukses Finansial Dengan Reksa Dana" , "Fit, Focus, Finish", "Seri Panduan Investasi : Reksa Dana Untuk Pemula 1 dan 2".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H