Mohon tunggu...
sutrisno
sutrisno Mohon Tunggu... Konsultan - Pengrajin kerajinan yang rajin

penikmat isu agama, sosial dan politik sambil ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Halal Bihalal Pondok Modern Al-Ikhlash: Wujud Perhatian kepada Alumni

14 Juli 2016   15:23 Diperbarui: 15 Juli 2016   11:27 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pondok pesantren modern al-ikhlash untuk tahun ini (09/07/16) mengadakan acara halal bihalal bagi semua alumni. Acara yang dihadiri sepuluh persen dari seluruh jumlah alumni atau terhitung tidak kurang dari seratus alumni putra-putri itu berjalan penuh khidmat dan santai.

Perkumpulan alumni itu sengaja diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian pondok sebagai lembaga untuk terus membimbing dan memantau perkembangan para alumninya. Mudir sangat memahami bahwa manusia pasti berkembang dan berubah, maka halal bihalal ini diharapkan mampu menjadi suntikan stamina agar gerak perkembangan para alumni selalu positif tetap di jalan yang diridho’i oleh-Nya.

Melihat hadirinya tidak kondusif dan tidak memperhatikannya. Dengan gaya santai dan canda Di awal pembicaraan beliau sempat bilang “saya paling susah kalau ngomong di depan dua golongan. Yang pertama alumni al-ikhlash, yang kedua alumni gontor. Alasannya karena mereka sudah menguasai materi mahfudzot dan berbagai dalil-dalil. Di depan mereka juga susah saya menguasai audiens, yang laki-laki pada ribut ngobrol sendiri, membuat forum sendiri, yang perempuan pada bawa anak sibuk ngurusin anaknya”.

Wejangan mudir di aula hari ini agak berbeda dengan waktu santrinya belum menjadi alumni, materi yang disampaikan lebih gurih dan mudah dicerna menyesuaikan dengan kondisi santri yang sudah lulus. Kadang di sela pembicaraan beliau melontarkan sindiran-sindiran kepada alumni yang bekerja menjadi pegawai di lembaga pemerintah, tentang keraguan ada tidaknya praktek kecurangan. Beliau berkata “carilah rizki yang halal yang barokah”

Banyak jalan untuk mencari rizki yang halal, dengan berbekal strategi dan taktik yang sudah diberikan oleh pondok sudah semestinya para alumni mampu mencari rizki tanpa harus melepas baju idealismenya. beliau yakin anak didiknya sudah cerdas dan terlatih di pondok. Dengan candanya beliau menambahkan, apalagi mereka yang semasa menjadi santri tidak kehabisan akal mencari jalan melanggar tidak diketahui ustad, itu seharusnya di arahkan ke hal positif mencari jalan rejeki yang halal. Semua yang hadir tertawa.

Mengenai status pendidikan, beliau selalu memberi motivasi untuk membuang jauh sifat psimis karena tidak memiliki ijasah negara. “saya lulusan MI bukan SD, tapi saya bisa sampai S 3, anda yang lulusan SD bisa?” begitu kira-kira obrolan mudir. beliau tidak bangga kalau santrinya berpakaian keren tapi kerjanya sibuk mengkoordinir masa part*i polit*k. Beliau lebih bangga ketika santrinya mengabdi sekalipun hanya mengajar di mushola-mushola, itupun kalau belum mampu menjadi dosen atau rektor. “kalau gak mampu jadi dosen, sudah saja kalian bikin kampus sendiri, kalian jadi rektornya” candanya kepada semua alumni yang hadir.

Para alumni harus mengetahui akan kepedulian pondok. Para alumni harus mengetahui bahwa setelah santrinya lulus, pondok tidak tinggal diam. Jangan menyangka pondok tidak memperhatikan. Pondok punya mata-mata yang lebih hebat dari satelit manapun. Mudir berpesan untuk terus menjaga nama baik pribadi dan menjaga nama baik pondok.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun