Mohon tunggu...
Dino Renaldo Pattinama
Dino Renaldo Pattinama Mohon Tunggu... -

saya seorang manusia biasa yang berusaha melakukan yang terbaik walau hasilnya tidak sempurna.\r\nhttp://catatanseorangpapa.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petualangan Udin Tongkol (2)

28 Januari 2011   01:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sambil menjulurkan tangan buat bersalaman.............., tangan Udinpun disambut genggaman lembut, “Udin…saya namanya Udin mbak” …….”saya Clarissa….tapi panggil saja aku Clara.”

Lembutnya genggaman tangan Clarisa , halusnya kulit jemari tangan begitu dinikmati, sebelumnya Utong belum pernah bersentuhan dengan kulit seperti yang dimiliki wanita cantik yang bernama Clarissa ini……., rambut panjang sebahu dengan bola mata yang begitu indah, paras yang dilenkapi dengan hidung yang kecil dan mancung, serta bibir mungil yang tampak merah merona

Tak banyak kata yang terucap ketika empat bola mata bertemu,…namun dalam hitungan detik naluri kelaki-lakian Utong pun bangkit seketika hingga wanita cantik itu terjebak dengan Tanya jawab ibarat seorang  calon karyawati yang diwawancarai………..

Sosok Udin tongkol termasuk manusia unik kepolosan dan sifat bersahajanya dapat membuatnya dengan mudah memasuki semua lini kehidupan. Rendah diri dan tak pernah sombong,karena merasa tidak ada yang patut disombongkan pada dirinya...filosofi  hidupnya pun agak berbeda seelalu ingin menjadi yang” terakhir.”

"mas..kenapa pengen menjadi yang terakhir ?" pertanyaan si cantik dalam rangakaian perbincangan yang semakin seru."mbk apa yang terakhir itu  selalu jelek dan kalah?" sambaran tanggapan jawaban si cantik pun secepat kilat di santap..........mungkin saya terlalu kerdil untuk didepan, makanya saya ingin sekali menjadi yg terakhir “ada awal..ada akhir.....ada kepala ada ekor...dan semua itu sangat lah penting bagi saya........untuk menjadi yang terbaik tidak harus selalu di depankan mbak”?

Sicantik mulai diam membisu kagum akan sabda-sabda  Utong. “kebayang kan mbk kalau pesawat terbang tidak ada ekornya"  Sicantikpun tersipu dengan pipi yang memerah sambil meneguk minuman yang tersaji di hadapannya suasanapun semakin akrab , dengan saksama Utong memperhatikan  bibir …tenggorokan…seakan dia dapat melihat dengan jelas cairan tersebut masuk melewati rongga-rongga tubuh Clarissa

Mata lelakinya mulai liar berkeliaran  dari ujung rambut sampai ujung kaki tak sejengkalpun dilewatkan Udin

“Clara…..maafya jangan marah jika aku memujimu…..........

Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun