Seiring perluasan kekaisaran Romawi, untuk mendapatkan rempah-rempah dan barang mewah lainnya yang dibutuhkan bangsa Eropa, Mesir, Persia, dan Arab, alat tukar yang digunakan adalah perak, sebagai mata uang di India.
Meningkatnya Kebutuhan Perak di India
Kebutuhan akan perak pun meningkat di India.
Para pedagang India mencari sumber perak dari wilayah lain hingga ke Pulau Jawa, yang sebelumnya juga telah tercipta jalur perdagangan rempah atau lada antara India dan Nusantara.
Dewawarman dari India Selatan yang hijrah ke wilayah Barat Pulau Jawa pun akhirnya memilih untuk membantu (dan membangun) masyarakat di bagian paling Barat Pulau Jawa dalam menghadapi para bajak laut di Selat Sunda. Lalu akhirnya mendirikan kerajaan yang memiliki sumber daya alam tambang perak di wilayah Teluk Lada, Pandeglang.
Keputusan Dewawarman yang menjadi raja pertama "Negara Perak" (Salakanagara dalam bahasa Sansekerta) adalah juga guna untuk men-supply kebutuhan India akan perak. Dimana masa itu Kekaisaran Romawi tengah jaya, banyak orang kaya yang mampu membeli barang mewah, dengan mata uang perak.
Pada pertengahan abad kedua Masehi, kapal Romawi akhirnya mencapai Vietnam. Dan pada 166 Masehi, kedutaan Romawi pertama mengunjungi China, pada saat itu diperintah oleh dinasti Han.
Dewawarman I Raja Salakanagara pada masa itu juga telah membuka hubungan baik dengan Dinasti Han di China. Dewawarman sebelumnya telah mengirim utusan ke Kerajaan China dan memberikan upeti agar bisa melebarkan sayap ekspor perak Salakanagara ke dunia Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H