Telah disebutkan dalam artikel saya sebelumnya, bahwa munculnya kerajaan di Nusantara ini bukan berasal dari indigenous people. Melainkan dari hijrahnya sebuah sistem poleksosbudhankam (politik sosial ekonomi budaya pertahanan dan keamanan) termasuk agama dan hukum, dari daerah India Selatan dan sekitar Campa, Kamboja, Vietnam. Hal ini ditandai dari jejak arkeologis dan kuatnya pengaruh Buddha dan Hindu di Nusantara.
Berbagai prasasti dari abad-abad pertama sejarah klasik, candi-candi termasuk yang termegah Prambanan dan Borobudur, menjadi bukti-bukti akan kemunculan kerajaan di Nusantara ini erat kaitannya dengan masuknya Hindu-Buddha di sini.
Para pendatang, baik itu dari kalangan saudagar atau pun kelas aristokrat di India Selatan dan Campa telah masuk ke Nusantara dengan membawa agama Hindu/Buddha berkaitan dengan kebutuhan akan sumber komoditas perdagangan, seperti pangan, rempah-rempah, hingga perak dan emas, sejak abad pertama sejarah klasik Nusantara.
Lalu kerajaan apa yang pertama kali muncul atau berdiri di Nusantara?
Selama ini dalam buku sejarah di sekolah-sekolah, yang dipelajari adalah bahwa kerajaan pertama di Nusantara adalah Kutai. Namun itu keliru.
Sejarah perlu dikoreksi. Jauh sebelumnya di bagian barat Pulau Jawa, berdirilah sebuah kerajaan pertama di Nusantara, yaitu Salakanagara.
Keterangan mengenai Salakanagara sebagai kerajaan pertama di Nusantara didapatkan dari naskah Wangsakerta.
Pada naskah Pangeran Wangsakerta dari Kesultanan Cirebon, yang berjudul Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, menyebutkan Kerajaan Salakanagara merupakan kerajaan tertua/pertama di Nusantara antar tahun 130 M - 358 M.
Claudius Ptolemeus juga menulis dalam bukunya Geographia, menyebutkan keterangan mengenai adanya "kota perak" Argyre yang terletak di ujung barat Iobadiu (Pulau Jawa). Salakanagara sendiri berarti "negeri perak."
Selain itu terdapat pula catatan di China bahwa pada tahun 132 M, Raja Yeh Tiao bernama Tiao-Pien mengirimkan utusannya ke Dinasti Han. Yeh Tiao berarti Jawa, Tiao Pien adalah Dewawarman (I), raja pertama Salakanagara.
Lokasi Kerajaan Salakanagara atau negeri perak di ujung Barat Pulau Jawa ini diperkirakan sekitar Teluk Lada, Pandeglang, Banten.
Dalam peta yang digambarkan Ptolemeus, jalur pelayaran dari Eropa ke Cina melalui: India, Vietnam, ujung utara Sumatra, kemudian menyusuri pantai barat Sumatra, Pulau Panaitan, Selat Sunda, terus melalui Laut Tiongkok Selatan sampai ke Cina.
Nah, bukan kebetulan di Pulau Panaitan tepatnya di lereng Gunung Raksa ditemukan arca Ganesha.
Menurut penyelidikan Prof. Ir. Anwas Adiwilaga, di Pulau Panaitan pada kira-kira tahun 130 M pernah berdiri satu kerajaan yang merupakan kerajaan tertua di Jawa Barat. Kerajaan ini bernama Salakanagara (Negeri Perak) dengan pusatnya di kota Rajatapura, yang terletak di pesisir barat Pandeglang. Raja pertamanya bernama Dewawarman I (130 – 168 M).
Kekuasaan Raja Dewawarman atas Kerajaan Salakanagara juga di seluruh Selat Sunda hingga ujung Selatan Sumatera.
Perlu ada koreksi dalam buku-buku pelajaran sejarah, bahwa Kerajaan Kutai bukanlah kerajaan tertua/pertama di Nusantara, berabad-abad sebelumnya, beberapa kerajaan telah berdiri.
Masih bersambung lagi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H