Mohon tunggu...
Erri Subakti
Erri Subakti Mohon Tunggu... Penulis - Analis Sosial Budaya

Socio Culture Analyst

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Suri Awase" Cinta Pertama Menjadi Sahabat Sejati

11 Februari 2012   11:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:47 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_170239" align="aligncenter" width="640" caption="admin/ilustrasi (shutterstock)"][/caption] Jatuh cinta itu indah... sekaligus membingungkan.... Apalagi jika dialami di saat masa remaja. Masa adolesence, masa-masa di mana seluruh organ fisik, genital, hormon, dan psikis manusia mengalami perubahan secara drastis.... Bahkan perasaan "falling in love" terhadap seseorang itu bisa hadir secara tiba-tiba tanpa diduga. Ini bisa terjadi... sebuah perasaan yang sulit dijelaskan dengan logika, ketika kita tiba-tiba merasa selalu merindukan orang yang sebelumnya biasa saja, atau bahkan sangat menjengkelkan. Tapi cinta bukanlah hanya sekedar sebuah rasa indah yang hadir di antara dua anak manusia saja. Cinta juga memerlukan sebuah proses panjang. Cinta tidak saja selalu bertabur tawa ceria, cinta juga memerlukan rasa lelah, bahkan perih... Cinta perlu 'pahatan' yang bukan tak mungkin saling 'melukai'. Itu semua tak lain demi membentuk cinta 'se-sempurna-sempurna'-nya. Adakah cinta yang sempurna itu...?

Buat saya, ... (ini khusus buat saya, dan selalu saya bilang ke anak2 saya), tidak akan ada seseorang yang sempurna yang diciptakan Tuhan untuk kita. Dia tidak sempurna buat kita, seperti kita juga sama tidak sempurnanya buat dia. Manusia itu (butuh) proses. Sekarang mungkin dia paling bagus kriterianya, paling sempurna skor-nya diantara yang lain, belum tentu 10-20 tahun lagi tetap begitu. Proses itulah yang menarik. Proses yang harus diupayakan bersama, day to day! “Suri Awase,” kata si Hitoshi temen Jepang saya kalo lagi kumat warasnya. (Ahmad Jayakardi)

13289672661711393870
13289672661711393870
Apa itu "Suri Awase...?" Suri awase adalah kebiasaan ibu-ibu di Jepang dalam menggosok-gosokkan kedua pantat mangkuk yang baru saja dibeli. Untuk apa hal ini dilakukan? Ketika orang Jepang membeli selusin atau setengah lusin mangkok, bagian bawah mangkok seringkali terasa kasar dan mungkin tajam. Dan saat mangkok dipegang bagian bawahnya bisa melukai tangan, atau saat mangkok diletakkan di atas meja kayu, akan menggores permukaan meja dan akan terlihat jelek-jejak goresannya. Karena itu, ibu-ibu rumah tangga Jepang kerap melakukan proses suri awase ini. Dengan tindakan itu, bagian bawah mangkok yang terasa kasar akan saling mengikis dan sama-sama menjadi lebih halus. Terjadi proses saling meng-aus-kan. Dalam perkembangannya Suri Awase ini pun mempengaruhi kultur manajemen kerja di Jepang. Yaitu saat dua orang atau lebih mendapat tugas untuk menyelesaikan suatu project bersama, perlu saling beradaptasi agar ketika bekerja sama tidak ada bagian-bagian "runcing" yang bisa melukai rekannya. Proses kompromi dan saling menyesuaikan diri ini merupakan sikap orang Jepang untuk mempertahankan harmoni di mana pun mereka berada. Dengan suri awase setiap pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan dalam irama kerja yang harmonis. Tidak bisa dipungkiri akan timbulnya pergesekan saat proses suri awase, namun pergesekan itu akan membuat masing-masing menjadi halus. Begitu adanya dengan cinta pertama yang 'menggedor' keseluruhan indera manusia. Tak perlu buru-buru dalam menerjemahkan dan mengejawantahkan cinta yang hadir. Nikmati prosesnya. Ada sakit hati yang menyayat, itu biasa... hanya bagian dari proses suri awase. Dan bukan tak mungkin dari proses yang saling 'menyakiti' ini, cinta pertama kita malah bisa ber-metamorfosa menjadi sahabat sejati untuk waktu yang sangat panjang.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun