Mohon tunggu...
Erri Subakti
Erri Subakti Mohon Tunggu... Penulis - Analis Sosial Budaya

Socio Culture Analyst

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hantu-hantu di Kepala Kita

7 Januari 2015   00:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:40 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi kaum fanatik buta, hantu adalah orang kafir. Siapa aja yang dianggap gak sejalan, kafir!

Bagi penggemar teori konspirasi, hantu adalah 'wahyudi' dan ‘agen remason’. :p

Bagi orang-orang PKS, hantu mereka adalah sekularisme. Padahal saya bangga menjadi seorang sekuler. Kenapa?

Sejarah telah mencatat ketika siapapun yang sudah memiliki ‘kelas sosial’ yang tinggi di kalangan kaum agamis, sangat mudah tergelincir dalam kesombongan, keangkuhan, sehingga tanpa sadar ia bisa berbuat dzalim dengan menggunakan dalil-dalil sesuai kepentingannya sendiri.

Tak berbeda jauh dengan iblis. Sebelumnya iblis merupakan malaikat kesayangan Tuhan. Ia ada di jajaran elit malaikat. Iblis menjadi yang paling taat dan beriman pada Tuhan. Keimanan manusia dibanding iblis sih gak ada apa-apanya…. Tapi akhirnya iblis pun tergelincir pada kesombongan….

Itu sebabnya saya berpendapat bahwa berdirinya ‘negara agama’ hanya akan melahirkan ‘iblis-iblis’ baru yang bertopeng relijius. Jika dalil-dalil agama sudah ada di tangan ‘penguasa’ negara, maka apapun bisa sah dia lakukan, tinggal memilih dalil mana yang sesuai atau disesuaikan demi untuk memenuhi kepentingan atau keuntungannya (kelompoknya) sendiri.

Saatnya membersihkan pikiran kita dari hantu-hantu imajiner. Hidup terlalu singkat hanya untuk trauma dan memendam ketakutan yang cuma ada di kepala kita tentang hantu dan ‘hantu.’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun