KISARAN-SUMUT Kehancuran Hutan Lindung Tormatutung Asahan semakin parah, walau sudah beberapa kali di laporkan ke instansi terkait dan terbit di berbagai media massa namun tidak di tanggapi serius oleh Dishutbun Asahan. Justru dengan enteng nya Kapolhut Asahan menjawab sudah pasrah dan banyak berdoa. " Kita sudah pasrah dan tidak tahu mau berbuat apa lagi dan banyak berdoalah kita, " ucap TR. Nainggolan Kapolhut Asahan, beberapa waktu yang lalu. Sementara Kepala Bidang Kehutanan ( Kabidhut ) Asahan Kasiran mengatakan kalau kerusakan Hutan lindung Tormatutung Asahan karena tidak berjalan nya Hukum Kehutanan. " Kalau mau selamat dan lestari hutan kita hukum harus di tegakkan, " tegas Kasiran. Inikan tidak, sambung nya, justru penindakan yang tidak tegas membuat semakin meraja lela nya perambahan. Menanggapi kerusakan Hutan Lindung Tormatutung Asahan maupun Hutan Tepi Pantai Kepala Polisi Hutan ( Kapolhut ) Wilayah Sumatera Utara Marolop Gultom mengatakan tidak ada posisi tawar menawar tentang Hutan Lindung, hukum harus di tegakkan. " Hutan kita harus lestari dan hukum harus tegak, tolong sampaikan laporan nya kepada Dishutbun Asahan dan tembuskan kepada kami, kita akan turun ke Asahan, " tegas Marolop Gultom, Minggu ( 15/1 ). Kami mengharapkan, seru Marolop, kerjasama nya dengan masyarakat, LSM, dan Media dalam menyuarakan hutan, sebab pemerintah sedang gencar-gencar nya dalam penghijauan yakni melestarikan Hutan Indonesia. Kerusakan Hutan Lindung Tormatutung Asahan yang semakin menggila di karenakan lemah nya pengawasan hutan oleh Dishutbun Asahan sehingga perambah-perambah terus menduduki kawasan hutan dengan terang-terangan bahkan mengolah bahan jadi di lokasi Hutan Tormatutung dan rata-rata pemilik nya adalah pengusaha dari luar daerah. " Kinerja Dishutbun Asahan Mandul, tidur dan hanya tinggal di kota, lihat hutan di Aek Sugapa di garap oleh orang dari Piasa Ulu dan membuat kemah, lihat Hutan di Dolok Nauli, Dolok Bartong, dan Batu Rosak hancur semua nya, " berang Ramli Marpaung pemerhati Hutan Asahan. Ini semua. imbuh Ramli, di karenakan ketidak becusan Dishutbun Asahan dalam menjalankan pengawasan hutan, mereka sengaja biarkan hutan di Asahan di garap oleh pengusaha dan berasal dari luar daerah dengan memanfaatkan masyarakat miskin setempat untuk mengimas hutan. Hal serupa juga di utarakan oleh Faisal Khairo pegiat lingkungan Asahan, bahwa hancur nya Hutan Lindung Tormatutung Asahan memang sengaja di biarkan, terbukti penggarap-penggarap tidak di tindak selalu banyak alasan yang di kemukakan oleh Dishutbun Asahan ketika laporan di sampaikan. " Memang sengaja di biarkan hutan tersebut hancur, bisa saja mereka sudah kena rembang pati, lihat saja bahan-bahan jadi keluar dari Hutan Lindung, penggarap juga orang-orang pengusaha, masak punya pistol tidak berguna, apa guna nya fasislitas negara tersebut untuk mereka, " ujar Faisal Khairo. Aneh nya lagi, lanjut Faisal, kenapa Dishutbun Asahan tidak mau patroli, selalu alasan nya kurang personil padahal regu mereka cukup banyak dan bersenjata api. Kerusakan Hutan Lindung Tormatutung Asahan sudah semakin mengancam dan Pengolahan Kayu pun terang-terangan secara beramai-ramai dengan menggunakan Chainsaw ( Singso-red ) dan bahan kayu olahan jadi tersebut di buang keluar untuk pengusaha-pengusaha. Dari pantauan para penggarap terus berduyun-duyun berjama'ah menghancurkan hutan Lindung Tormatutung Asahan di Aek Sugapa, Desa Gunung Berkat, Dolok Nauli dan Dolok Bartong di Desa Huta Rau serta di Batu Rosak Desa Aek Nagali Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, bahkan penggarap-penggarap tersebut berasal dari orang-orang luar daerah Desa Gunung Berkat, Desa Huta Harau dan Desa Aek Nagali dimana tiga desa tersebut berbatas dengan Hutan Lindung Tormatung Asahan dan ketika kru sampai dilokasi para penggarap kabur dengan meninggalkan bekas penebangan yang masih segar. (***) [caption id="attachment_164393" align="alignnone" width="960" caption="HUTAN LINDUNG TORMATUTUNG ASAHAN TERUS-TERUSAN DI BABAT"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H