Mohon tunggu...
Agustiva annisa
Agustiva annisa Mohon Tunggu... -

Nama saya titi.sekarang saya kuliah di uin maliki malang jurusan psiklogi. saya berasal dari padang panjang sumatra barat. motto saya adalah indah pada waktunya. karena segala sesuatu itu sudah ditentukan oleh yang maha kuasa. tak ada yang perlu disesali, dibalik kesedihan yakinlah ada kebahagian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kekayaan

11 Desember 2014   18:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:31 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat secara vertikal. tratifikasi sosial merupakan gejala sosial yang sifatnya umum pada setiap masyarakat. Bahkan pada zaman Yunani Kuno, Aristoteles (384–322 SM) telah menyatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara selalu terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. tetapi kali saya akan membahas mengenai stratifikasi berdasarkan kekayaan. banyak kita jumpai warga yang masih hidupnya kurang dari cukup, namun banyak juga lebih dari cukup. inilah yang dinamakan stratifikasi sosial. sering kali dibedakan antara si miskin dan si kaya. dalam hal pergaulan pun sangat sering itu terjadi. biasanya pada anak remaja, mungkin si kaya akan berteman dengan si kaya juga atau sebagainya.

adanya kejadian seperti ini tentu ada faktor pendorongnya. pertama perbedaan ras dan budaya. mengapa? karena perbedaan warna kulit akan memicu timbulnya penggolongan kelas-kelas sosial. kulit berwarna putih akan berteman dengan kulit berwarna putih saja. sedangkan kulit berwarna gelap akan berteman juga dengan kulit berwarna gelap. munculnya kelompok-kelompok tertentu dalam suatu kelompok yabg besar. istilah anak remaja ialah genk. ini merupakan diskriminasi sosial. pilih-pilih teman. si A akan berteman dengan teman yang ia anggap pantas dan layak jadi temannya. jadi tidak semua teman di lingkungan akan jadi temannya. dan lebih parahnya lagi, biasanya kelas atas akan membully kelas bawah. seolah-olah kelas bawah itu pembantu. umumnya dalam lingkungan remaja juga. tetapi ini tergantung bagaimana lingkungan mendidik, tidak semua anak remaja yang kaya akan seperti itu. buktinya ketika saya dulu sekolah di sebuah pondok, banyak teman saya yang borju namun tidak pili-pilih teman. itu kembali bagaimana didikan yang kita terima. sekian terimakasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun