Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ancaman Hasto dan Ruang Gelap Kekuasaan

31 Desember 2024   11:15 Diperbarui: 31 Desember 2024   11:51 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ancaman Hasto Kristyanto, Sekjen PDIP, yang akan membuka puluhan video yang memuat bukti-bukti keterlibatan para pejabat negara dalam kasus-kasus korupsi di era Jokowi boleh jadi telah membuat banyak kalangan bersorak gembira.

Pada akhirnya praktik-praktik abuse of pewer yang selama ini tertutup rapat di ruang gelap kekuasaan dan hanya samar-samar beredar sebagai kabar setengah rumor akan segera terbuka ke publik. Prestatif, dan bagi mereka Hasto bisa dianggap sebagai "pahlawan." Maka jangan heran jika dalam beberapa waktu kedepan, dukungan moral bakal mengalir kepada Hasto.

Tetapi bagi publik yang mengikuti dengan cermat dan jernih perjalanan pemerintahan Jokowi setidaknya dalam periode kedua, ancaman Hasto bukanlah sesuatu yang istimewa. Apalagi dianggap prestasi seandainya ia jadi membongkar rahasia yang disimpannya itu ke publik. Ancaman ini tidak lebih merupakan dampak terjadinya perubahan relasi kuasa di tubuh PDIP-Megawati dan Jokowi.

Artinya, andai relasi PDIP-Megawati dan Jokowi tak berubah, ancaman Hasto takkan pernah muncul karena pangkal sebab terdekatnya juga tidak akan pernah terjadi. Yakni Hasto ditetapkan sebagai Tersangka dalam kasus suap Harun Masiku lima tahun silam.

Lantas, pentingkah kontekstualisasi politik dan deskripsi pemosisian isu tersebut difahami oleh publik? Hemat saya penting. Setidaknya karena dua argumentasi berikut ini.

Pertama, agar publik tahu dan menyadari bahwa apa yang akan dilakukan Hasto sama sekali bukan berangkat dari motivasi yang tulus bahkan seandainyapun puluhan video itu benar-benar berisi persekongkolan jahat para elit. Publik bahkan bisa mempertanyakan mengapa ia baru mengemukakannya saat ini? Bukankah ini artinya Hasto justru menyembunyikan rencana dan praktik jahat itu selama beberapa waktu belakangan?

Kedua, oleh sebab alasan pertama itu, maka ancaman Hasto layak dicurigai sebagai alat bargaining untuk status tersangkanya dalam kasus suap Harun Masiku. Jika demikian targetnya, dan KPK dengan "izin" kekuasaan dan kompromi gelap para elit dari lintas kubu politik menghentikan kasus Hasto, maka publik akan "gigit jari." Karena ujung perseteruan "status tersangka Hasto vs ancaman bongkar video" itu bakal happy ending buat para elit yang terlibat dan saling berkepentingan.

Tantangan buat Hasto dan KPK

Namun demikian, apapun motif dibalik ancamannya, jika memang benar Hasto menyimpan video-video persekongkolan jahat para pejabat itu, ia harus dapat membuktikannya secara elegan dan kstaria. Bongkar video-video itu ke publik, bawa ke ranah hukum. Tuntaskan semuanya agar tak menjadi fitnah berkepanjangan. Siapa saja yang terindikasi terlibat persekongkolan jahat itu proses dan adili secara hukum.

Akan lebih hebat lagi jika siapapun yang terindikasi terlibat dalam setiap persekongkolan jahat dalam video Hasto, bersedia secara ksatria mengakui perbuatannya atau jika tidak, pilih jalan sebaliknya. Yakni dengan mengajukan bukti-bukti pembantah bahwa dirinya clean dari tuduhan dan/atau fakta yang terungkap dalam video-video itu nanti.

Bangsa ini sudah terlampau banyak menyimpan persoalan-persoalan misterius. Mulai dari konspirasi, persekongkolan, perekayasaan, pembungkaman, kriminalisasi, dan berbagai praktik jahat lainnya yang berlindung dibalik kekuasaan dan kewenangan. Selama ini, kesemuanya itu dianggap sebagai informasi separuh hoax, meski sengatan bau busuknya menyebar luas di ruang publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun