Jadi, Prabowo dan partai Gerindra yang dipimpinnya hemat saya tidak perlu merasa "kagok" dengan suara-suara publik yang kemungkinan besar bakal mengawasi dan mengkritisi proses pembentukan kabinet pemerintahan baru nanti. Lalu dari rasa "kagok" itu memaksakan diri membuat janji baru: Zaken Kabinet. Tidak perlu, tidak realistis pula dalam tradisi kepolitikan nasional mutakhir, dan hanya akan menambah beban politik saja bagi Prabowo.
Realistis dan Momen Pertama Pembuktian
Sekali lagi, langkah yang realistis namun dengan tetap menjaga kemungkinan watak akut pragmatis para elit partai yang kelewat ovredosis masuk dan mendominasi proses kompromi penyusunan kabinet pemerintahan baru nanti adalah dengan menyiapkan kriteria berstandar keahlian dan rekam jejak yang tinggi bagi para kandidat Menteri.
Dengan kriteria berstandar keahlian dan rekam jejak yang tinggi itulah calon-calon Menteri diseleksi tanpa membedakan figur mana berasal dari partai atau bukan. Jika kriteria semacam ini dipraktikan dengan sungguh-sungguh, taat azas dan konsisten, maka dengan sendirinya hanya para ahli di bidangnya dan memiliki rekam jejak unggul saja yang bisa menjadi Menteri tanpa harus menyebut kabinet pemerintahan Prabowo sebagai Zaken Kabinet.
Kabinet biasa saja tapi diisi oleh individu-individu yang kompeten dan professional di bidangnya dan dengan rekam jejak yang unggul jauh lebih baik daripada Kabinet yang disemat-sandingkan istilah "Zaken" kepadanya tetapi dihuni oleh figur-figur yang sesungguhnya tak kompeten sama sekali. Dan keberhasilannya masuk kabinet lebih karena faktor balas jasa atau karena posisinya di partai politik pengusung.
Penting juga diingat, bahwa muasal sumber darimana para sosok kandidat Menteri itu selama ini juga banyak yang berasal dari organisasi relawan, ormas dan kampus serta ranah profesional lainnya seperti media massa, sektor bisnis dll. Kepada mereka, kriteria berstandar tinggi tadi juga harus diberlakukan.
Dengan cara demikian, kelak Zaken Kabinet jadinya bukan soal konsep atau nama. Bukan pula sekedar keren-kerenan. Melainkan fakta sejarah bahwa Prabowo mengawali pemerintahannya dengan merekrut figur-figur warga negara yang kompeten, berintegritas tinggi dan rekam jejak yang unggul untuk mengoperasikan pemerintahannya sekaligus menunaikan janji-janji politiknya kepada rakyat.
Dan bagi Prabowo, langkah awal paling strategis, yakni menyusun kabinet pemerintahannya itu amat penting dan menentukan. Bukan saja dilihat dari sisi kebutuhan efektifitas birokrasi, tetapi juga dari sisi persepsi politik publik.
Dalam konteks ini, publik sedang menunggu pembuktian bahwa ia sungguh-sungguh Presiden yang memiliki hak prerogratif, mandiri dan berdaulat. Bukan sosok yang berada dibawah bayang-bayang kekuatan lain yang sudah "expired." Dan ini akan dengan mudah terlihat pada saat Prabowo mengumumkan nama-nama Menteri di Kabinet pemerintahannya.
Ulasan isu-isu politik aktual lainnya: