Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengantar Refleksi Jum'atan: "Sayyidul Ayyam" dan Keistimewaannya

9 Agustus 2024   15:33 Diperbarui: 16 Agustus 2024   08:40 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.nusantarapedia.net

Meski sebagai penanda waktu semua hari adalah sama, tetapi bagi umat Islam Jum'at adalah hari yang  istimewa. Para ulama menyebutnya dengan istilah "Sayyidul Ayyam", penghulunya atau tuannya hari-hari. Penyebutan ini didasarkan pada sabda Rosulullah SAW dalam sebuah sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah : 

"Sungguh, hari Jumat adalah tuannya hari-hari dan yang paling agung di sisi Allah."

Dengan substansi yang lebih lengkap, dalam hadits lain Imam Syafi'i dan Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Sa'ad bin 'Ubadah :

"Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fithri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali shilaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat."

Pada hari Jumat pula secara khusus Allah memerintahkan umat Islam melaksanakan Sholat Jum'at, yang berbeda dengan sholat lima waktu dan sholat-sholat lainnya, serta hanya dilakukan pada hari Jum'at di waktu Sholat Dzuhur.

Kewajiban sholat Jumat itu tertuang dalam Al Quran surat Al Jumah ayat 9: "Hai orang yang beriman, apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari jumat, maka bersegeralah kamu dalam mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli. Demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui".

Mengubah Hedonisme dengan Spiritualisme  

Sebelum Nabi Muhammad datang sebagai Rosulullah, masyarakat Arab jahiliyah mengenal nama-nama hari dalam sepekan dengan istilah Awwal (Ahad, Minggu), Ahwan (Senin), Jubar (Selasa), Dubar (Rabu), Mu'nis (Kamis), 'Arubah (Jum'at) dan Syiyar (Sabtu).

Dalam traidisi Arab jahiliyah "Arubah" sebagai nama untuk hari keenam (Jum'at) merupakan momentum dimana masyarakat mengumbar hedonisme dan kebanggaan-kebanggaan materialistik. Pada momentum ini orang-orang kaya memamerkan segala bentuk kekayaannya berupa perhiasan, makan minum, dan pestapora. Bersama para penyair dan tukang sihir yang mengekspresikan karya-karyanya bernuansa hedonis dan materialis serta temuan-temuan dan perkembangan ilmu sihirnya. 

Rosulullah SAW kemudian memperbarui nama-nama hari itu dengan nuansa numerikal menjadi : Ahad (hari pertama), Isnain (hari kedua), Tsulatsa (hari ketiga), Arbi'a (hari keempat), Khamis (hari kelima), Sabt (hari ketujuh). Sementara untuk hari keenam, yang semula Arubah diganti dengan Jum'ah, Jumu'ah atau Jama'ah.

Merujuk pada Kamus Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Ma'ashir (Ruhul al-Ma'ani, Mu'jam), kata Jum'ah, Jumu'ah atau Jama'ah artinya berkumpul. Dan secara terminologis, maksudnya tidak lain menunjuk pada peristiwa berkumpulnya umat Islam untuk melaksanakan sholat Jum'at berjamaah sebagaimana perintah Allah dalam QS Al Jum'ah ayat 9 diatas tadi.

Tetapi sebagian ulama menambahkan penjelasan makna terminologis-historis kata itu adalah saat pertama kalinya Adam dan Siti Hawa dipertemukan di surga sekaligus saat bertemunya kembali mereka di Jabal Rahmah (Mekah, Arab Saudi) setelah diturunkan ke dunia karena melanggar larangan Allah di surge.

Penggantian nama Arubah dengan Jum'ah untuk hari keenam dalam sepekan itu tentu tidak sekedar mengubah atau mengganti nama. Melainkan mengubah kebiasaan dan tradisi jahiliyah bangsa Arab yang hedonis dan materialistik kala itu dengan nilai-nilai spiritual yang selaras dengan ajaran Islam.

Pada fase Arubah jahiliyah kumpul-kumpul itu diisi dengan pamer hartabenda, kepongahan, dan pestapora hedonis dan materalis. Setelah diganti dengan Jum'ah maka perkumpulan umat manusia (kaum Muslimin) itu diisi dengan mengingat Allah, mensucikan dan memujinya, serta menyempurnakannya dengan ibadah Sholat Jum'ah berjamaah.

Keistimewaan Hari Jum'at

Di depan telah dikutipkan sebuah hadits yang mengabarkan adanya lima peristiwa penting yang terjadi pada hari Jum'at, yang menunjukan keistimewaan hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya.

Pertama, pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam. Kedua, Allah mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga ke bumi. Ketiga, pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Kemudian yang keempat, pada hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang pun hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama ia tidak meminta dosa atau memutus tali shilaturrahim. Dan terakhir, Hari kiamat juga terjadi pada hari Jumat.

Di samping itu, beberapa hadits juga menjelaskan berbagai keistimewaan lain hari Jumat.  Beberapa diantara hadits-hadits itu adalah sebagai berikut.

Hari Dilipatgandakannya Pahala Sedekah. "Perbanyaklah membaca salawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku dengar'. Nabi bersabda, 'Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan'." (HR. Abdillah bin Abi Aufa).

Hari Mustajabnya Doa. "Sesungguhnya pada hari Jumat itu terdapat saat yang tidak mendapatkannya seorang hamba muslim, sedang ia berdiri salat meminta suatu kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan memberi apa yang dimintanya," (HR Malik, Ahmad, Muslim, Nasa'i dan Ibnu Majah)

Hari Pengampunan Dosa. "Seseorang yang mandi pada hari Jumat dan membersihkan dirinya dengan sebaik-baiknya, lalu menggunakan wewangian atau minyak wangi, kemudian pergi ke masjid dan tidak menyela antara dua orang yang duduk berjajar, kemudian dia melaksanakan sholat sunnah yang dianjurkan baginya, dan dia diam ketika imam memberikan khutbah, niscaya dosa-dosanya akan diampuni antara Jumat ini dan Jumat berikutnya selama dia tidak melakukan dosa besar." (HR Al-Bukhari).

Hari Pembebasan dari Neraka. "Sesungguhnya Allah Ta'ala pada setiap hari Jumat punya enam ratus ribu orang yang dibebaskan dari neraka. Mereka semua adalah orang yang telah ditetapkan masuk neraka," (HR Abu Ya'la).

Selain disematkan sebutan "Sayyidul Ayyam," hari Jumat juga kerap disebut sebagai "Jum'ah Berkah." Para ulama memaknai istilah Berkah sebagai Ziyadatul Khoir, bertambah-tambahnya segala kebaikan. Bagi umat Islam, hari Jum'at sejatinya memang merupakan hari dimana segala kebaikan atau potensi kebaikan Allah sediakan dan mengalir deras jika setiap pribadi muslim mau mengerjakannya dengan ikhlas sesuai tuntunan syariah.  

Demikian antara lain beberapa keistimewaan hari Jum'at yang biasa disebut sebagai "Sayyidul Ayyam" atau penghulunya hari-hari bagi umat Islam. Catatan : artikel ini merupakan  pengantar untuk konten serial "Refleksi Jum'atan," yang akan penulis tayangkan setiap hari Jumat pagi, InsyaAllah. Semoga manfaat dan bernilai pahala bagi siapa saja yang membaca,  menyebarluaskan, dan memanfaatkannya. Jazakallah khairon.

Pesantren Nurul Madany : Rumah Generasi Rabbani, Cerdas, dan Berakhlak Mulia

Cipanas Lebak Banten

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun