Buku ini --meski tidak cukup komprehensif menyajikan fakta-fakta seputar isu-isu sensitif tersebut karena memang tidak dirancang sebagai dokumen akademik yang ketat-- merupakan rekaman atas jejak sejumlah peristiwa penting elektoral di sepanjang perhelatan Pemilu 2024, terutama sejak proses pra-kandidasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Disajikan dalam dua edisi yang berbeda, buku ini merupakan kumpulan tulisan yang memuat opini dengan berbagai perspektif terkait isu-isu elektoral tersebut. Sebagian besar tulisan merupakan konten saya di kompasiana. Sebagian kecil dipublikasikan di beberapa media lain, dan sisanya merupakan artikel-artikel baru yang ditulis untuk melengkapi perspektif dan analisisnya.
Edisi pertama buku ini berjudul Pesta "Demokrasi Bertabur Ironi: Cawe-cawe Jokowi dan Robohnya Pilar Etik." Istilah "cawe-cawe" pernah digunakan sendiri oleh Presiden Jokowi. Sementara edisi kedua (dalam proses proofreading di penerbit) bertajuk "Pesta Demokrasi Bertabur Ironi: Wakanda No More, Indonesia Forever." Anak judul ini adalah frasa yang digunakan Anies Baswedan ketika mengakhiri Debat Capres sesi pertama.
Sebagaimana lazimnya suatu kumpulan tulisan, artikel-artikel dalam buku ini membahas berbagai topik yang beragam. Hanya saja, jika boleh sedikit "narsis", berbeda dengan kumpulan tulisan pada umumnya, berbagai isu yang dibahas semuanya terkait dengan penyelenggaraan Pemilu, khususnya Pemilu Presiden-Wakil Presiden 2024.
Penyajian isu-isu sebagaimana tercermin dalam judul-judul tulisan dilakukan dengan dua pendekatan sekaligus. Pertama berdasarkan kedekatan dan keterkaitan antar topik atau isu yang dibahas. Kedua berdasarkan urutan waktu peristiwa berlangsung dan tulisan dipublikasikan di media.
Sekali lagi, selain tentu saja memuat artikulasi pandangan dan sikap saya sebagai warga negara atas setiap isu yang muncul den berkembang di sepanjang perhelatan Pilpres 2024, buku ini sejatinya merupakan rekaman atas jejak peristiwa demokrasi elektoral Indonesia kontemporer.
Dalam konteks membaca, menafsir dan menyikapi peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagaimana direkam dalam buku ini sudah barang pasti, saya dan pembaca bisa berbeda. Ini lumrah. Inilah salah satu hakekat demokrasi sekaligus natur yang tidak bisa dihindari, dan bahkan harus dijaga bersama. Karena setiap warga negara pasti memiliki latar belakang, preferensi dan orientasi yang beragam dalam melihat setiap fenomena yang berkembang.
Tetapi sebagai warga negara yang bergumul di lingkungan akademik, terkait semua materi tulisan dalam buku ini saya telah berusaha objektif dan jujur. Setidaknya jujur pada hatinurani ketika mengulas atau membahas setiap peristiwa dan isu yang berkembang. Semoga manfaat.
Artikel terkait: https://www.kompasiana.com/www.tisna_1965.com/6685362aed64157135412595/ketua-kpu-akhirnya-diberhentikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H