Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadhan Talks (15): Piagam Madinah, Jejak Teladan Toleransi Rosulullah

31 Maret 2024   16:00 Diperbarui: 31 Maret 2024   16:02 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara etimologis kata "Toleransi" berasal dari bahasa Latin, "Tolerare" artinya "membiarkan".  Maksudnya adalah membiarkan suatu fenomena perbedaan (dalam hal apapun) sebagai sebuah realitas, yang bukan saja harus diakui kehadirannya karena perbedaan itu fitrah (natur) melainkan juga dihormati eksistensinya.

Dalam bahasa Arab, kosakata yang kurang lebih setara dengan istilah toleransi adalah Tasamuh. Berasal dari kata Samaha yang maknanya toleransi, sabar, dan kemurahan hati. Rosulullah SAW pernah menggunakan diksi samaha (toleran) dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad ketika sahabat bertanya perihal agama apa yang paling Allah cinta. Jawaban beliau: "Al Hanifiyyah As Samhah", artinya agama yang lurus dan toleran.

Secara terminologis, toleransi atau tasamuh adalah sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan diantara sesama umat manusia, tentu dalam segala urusan. Hanya saja istilah tolerani kemudian terasa lebih familiar ketika disandingkan dengan agama. Kesan faktual ini boleh jadi karena agama merupakan perkara yang paling sensitif diantara segala urusan dalam kehidupan manusia.

Prinsip-prinsip Toleransi dalam Al Quran

Sebagai agama yang menghadirkan gagasan mulia Rahmatan lil'Alamien, Islam menaruh perhatian besar terhadap isu toleransi beragama. Narasi tentang toleransi beragama ini dapat ditemukan baik didalam teks-teks Al Quran maupun Sunnah (Hadits).

Salah satu teks yang menjadi dasar epistemologis keharusan mewujudkan toleransi tertuang dalam surat Al Hujurat ayat 13: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal...." 

Ayat itu mengandung satu informasi dan satu pesan penting dari Allah. Informasi bahwa keragaman atau kemajemukan dalam kehidupan manusia adalah fitrah, natur atau sunnatullah. Pesannya, Allah menghendaki agar setiap manusia yang beragam dan pastinya juga berbeda itu saling mengenal (mengetahui, memahami karakteristik, dan saling menghormati satu sama lain).

Dalam konteks yang lebih spesifik, yakni beragama, Allah dengan sangat lugas dan gamblang menyatakan, "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat..." (QS. Al Baqoroh: 256).

Kemudian di dalam surat Al-Mumtahanah ayat 13 Allah mempersilahkan umat Islam untuk berbuat baik kepada siapapun sepanjang mereka tidak memerangi umat Islam karena persoalan agama. "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun