Media sosial merupakan fenomena kontemporer yang tidak bisa lagi dihindari. Demikian pula dengan penggunaannya, baik untuk kebutuhan pribadi maupun sosial termasuk dunia kerja di dalamnya. Karena dunia saat ini sudah menjadi arena berjejaring yang tidak seorangpun bisa menghindari dan memutus mata rantainya.
Berbagai sisi manfaat dan kegunaan, atau sebaliknya deretan mudhorat dari penggunaan medsos telah banyak dikaji dan diulas para ahli. Sisi manfaatnya melimpah, mungkin semelimpah sisi mudhoratnya.
Medsos berguna sebagai alat komunikasi dan penyebar luasan informasi. Konten-konten dakwah dan syiar Islam dengan mudah meluas dan menyasar beragam audiens (jama'ah) melalui pemanfaatan berbagai platform media sosial. Ini adalah salah satu manfaat dan kegunaannya.
Tetapi di sisi lain, medsos juga dengan mudah bisa memicu berbagai persoalan di tengah masyarakat. Penyebar luasan konten-konten kekerasan, ujaran kebencian (hate speech), intoleransi atau hoax dan fakenews tentang isu apapun, dengan gampang masuk ke ruang-ruang publik dan menimbulkan permasalahan sosial.
Jadi seperti sudah sering diibaratkan banyak orang, medsos itu serupa sebilah pisau bermata dua. Mata yang satu menghadirkan fungsi-fungsi positif, mata satunya lagi menghadirkan fungsi-fungsi negatif dan pastinya, bisa membahayakan.
Oleh sebab itu, oleh alasan kemanfaatan dan alasan kemudhoratan, maka isu pentingnya bukan apakah kita perlu meninggalkan medsos. Sesuatu yang nyaris tidak mungkin, kecuali dalam batasan tertentu, situasi tertentu dan bagi orang-orang tertentu. Melainkan apakah kita bisa menggunakan medsos dengan bijak dan selektif.
Berbagai pendekatan keilmuan telah dipromosikan para ahli untuk memaksimalkan sisi positif kehadiran dan penggunaan medsos sekaligus menghindari sejauh mungkin potensi negative dan destruktifnya. Berikut ini adalah beberapa kaidah prinsip di dalam Al Quran dan Sunnah yang harus dirujuk dan dipedomani dalam penggunaan media sosial sebagal sarana komunikasi dan informasi.
Â
Kaidah Al QuranÂ
Di dalam Al Quran surat An-Nisa ayat 114 misalnya, Allah mengingatkan: "Tidaklah ada kebaikan pada kebanyakan percakapan-percakapan mereka itu. Kecuali jika ada di dalamnya orang yang menyuruh kepada sedekah, mengajak yang makruf, atau mendamaikan manusia yang berselisih. Siapa yang melakukan itu dengan niat mencari rida Allah, niscaya Kami akan berikan kepadanya ganjaran yang besar"