Dunia telah melahirkan jutaan buku yang ditulis para filsuf, rohaniawan (ulama), ilmuwan, sastrawan, jurnalis, dan para peminat literasi. Ratusan atau bahkan ribuan diantaranya menjadi magnum opus dan memberikan kehormatan bagi penulisnya.
Tetapi bagi umat Islam, buku (kitab) terhebat sepanjang masa dan takkan pernah ada yang mampu menandinginya adalah Al Quranul Kariim. Lebih dari 14 abad silam Allah telah menyatakan kemahaunggulan ini dengan lugas didalam surat Al Isra ayat 88: "Katakanlah seandainya manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain."
Al Quran memang maha unggul, tidak bisa lain. Karena sebagai "bacaan" (makna semantik Al Quran dalam bahasa Arab) ia bukan literasi biasa. Al Quran adalah Kalam Allah, firman sang Maha Adikodrati. Karena itu orisinalitas, otentisitas serta kebenaran isi kandungannya bersifat mutlak. Dan kesemua kualitas unggul ini Allah sendiri yang akan memeliharanya.
Sebagaimana dinyatakannya di dalam surat Al Hijr ayat 9: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."Â Menurut Imam Qurthubi dalam karya tafsirnya, maksud ayat ini adalah bahwa Allah SWT akan menjaga Alquran dari segala bentuk dan upaya manusia untuk mengubahnya, baik menambah ataupun mengurasi isi di dalamnya.
Mukjizat TerdahsyatÂ
Sejarah peradaban nubuwah, sejak Adam hingga Muhammad SAW telah melahirkan banyak Mukjizat, yang Allah turunkan kepada para Nabi dan Rasul (utusannya). Tetapi satu-satunya Mukjizat terdahsyat adalah Al Quran.
Karena Al Quran abadi, Al Quran terus hadir dan terpelihara sepeninggal Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah terakhir, Khatamin Nabiyyin. Sementara semua mukjizat yang Allah anugerahkan kepada para Nabi dan Rosul pendahulunya lenyap seiring dengan wafatnya mereka.
Tentu saja, keabadian Al Quran dalam konteks sebagai Mukjizat itu tidak boleh hanya difahami dalam kerangka putaran waktu sejarah. Karena yang lebih bermakna dari fakta bahwa Al Quran masih ada dan akan terus membersamai umat manusia hingga Allah ambil menjelang Qiyamat nanti adalah isi kandungan dan fungsinya.
Bagi umat Islam dan orang-orang yang beriman, Al Quran adalah petunjuk (hudan). Sebagaimana Allah nyatakan didalam surat Al Baqoroh ayat 1-2:Â "Alif lam mim. Inilah Kitab yang tidak ada sedikit pun keraguan padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa."
Sebagai petunjuk, Al Quran adalah cahaya yang menerangi kegelapan jalan manusia di dunia sebagai tempatnya singgah sebelum akhirnya kembali menghadap Allah SWT. Sebagaimana Allah nyatakan dalam surat An Nisa ayat 174: "Wahai umat manusia, sungguh telah datang kepada kalian keterangan yang jelas dari Rabb kalian, dan Kami turunkan kepada kalian cahaya yang terang-benderang."
Dan pada surat Al Baqoroh ayat 257: "Allah adalah penolong bagi orang-orang yang beriman, Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya, adapun orang-orang kafir itu penolong mereka adalah thoghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan-kegelapan."
Dari aspek isi kandungannya, Al Quran juga memuat prinsip-prinsip dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Pertama, berkenaan dengan soal Tauhid atau ajaran tentang keimanan kepada Tuhan, para Malaikat, kitab-kitab suci yang Allah wahyukan kepada para Nabi dan Rosul, Qodho dan Qodar serta perkara-perkara ghaib seperti Surga dan Neraka.
Kedua, menyangkut ajaran tentang ibadah atau penghambaan dan pengabdian kepada Allah SWT, termasuk di dalamnya etika atau akhlak baik terhadap Allah dalam kerangka hablun minallah maupun hablun minannas.
Ketiga, memuat berbagai hukum (syara) yang mengatur tentang hubungan antara manusia dengan Allah dan manusia dengan sesama manusia. Dalam konteks ini Al Quran memberikan prinsip-prinsip dasar bagi kerangka ibadah, muamalah, munakahat dan jinayah.
Selain itu Al Quran juga memuat riwayat atau sejarah perjuangan para Nabi dan Rasul sejak Adam alaihissalam sebagai khalifatullah fil ardhi dan bangsa-bangsa terdahulu, serta dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.
Membaca, Mempelajari dan Mengajarkan Al Quran
Puluhan atau bahkan mungkin ratusan buku dan literatur sudah kita baca di sepanjang hidup ini. Tetapi satu-satunya buku (kitab) yang ketika dibaca memperoleh janji dan jaminan pahala kebaikan dari Rosulullah SAW adalah Al Quran.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam kitab Tsawab al Quran, Nabi SAW bersabda:Â
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dalam Kitabullah maka dia akan mendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim satu huruf. Akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf."
Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan Imam At Tirmidzi, Rosulullah juga menyatakan, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya."Â
Maka, di tengah tumpukan koleksi literatur yang dimilikinya, penting bagi setiap muslim untuk menjadikan Al Quran sebagai bacaan prioritas, rutin dan berkala. Bukan saja pada momen Ramadhan, tetapi juga di sepanjang hayat dengan menjadikannya sebagai shabat. Karena Al Quran yang dibaca, dihayati, ditadaburi dan diamalkan dalam kehidupan keseharian kelak akan menjadi syafaat, penolong di hari akhir.
"Bacalah al-Qur'an! Sesungguhnya kelak ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa'at bagi penganutnya."Â Demikian pesan Rosulullah SAW melalui hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Sholat al-Musafirin.Â
Wallahu'alam Bishowab
Artikel terkait:Â https://www.kompasiana.com/www.tisna_1965.com/6602f10c147093111a4efaa2/ramadhan-talks-10-musik-religi-spiritualitas-dan-tradisi-sufistik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H