Diawali dengan pelanggaran berat etik di Mahkamah Konstitusi serta ditingkahi oleh "cawe-cawe" Jokowi dan rangkaian inkonsistensi sikapnya sebagai Presiden. Masalah kian mengarus dengan merebaknya indikasi ketidaknetralan pejabat dan aparat pemerintah, politisasi Bansos, dan indikasi kuat ingin memaksakan Pilpres satu putaran untuk kemenangan  Prabowo-Gibran.
Pointer pertama dan kedua dari alasan kampanye Salam 4 Jari diatas merupakan implikasi sikap dari fakta-fakta tersebut. Dan dari percakapan di berbagai platform media, saya melihat apa yang diartikulasikan John Muhammad nampaknya mewakili kegelisahan banyak orang.
Aksi yang Sah dan Demokratis
Dalam tradisi demokrasi aksi-aksi serupa ini tentu hal biasa dan harus dihormati. Ini adalah bentuk partisipasi aktif warga sekaligus hak untuk mengekspresikan pikiran dan pandangan yang dijamin oleh konstitusi.
Terlebih hal itu dilakukan dengan tetap dalam koridor mendukung Pemilu berlangsung sukses seperti terbaca jelas dalam pointer pertama ajakan aksi: "Please jangan Golput!".
Atau yang bernuansa edukasi dan pencerahan politik seperti diartikulasikan dalam frasa "Don't give them a blank check!", jangan berikan cek kosong kepada Paslon Nomor 1 atau Nomor 3 yang dipromosikannya untuk dipilih.
Soal harapan dan semangat "mempersatukan Paslon 1 dan 3 ditambah kita" seperti diungkapkan dalam tagar kampanye ini biarkan saja ia bergulir dan mengarus ke ruang publik. Dan biarkan masyarakat merespon dan menyikapinya dengan tenang dan jernih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H